▪ 36

79 6 2
                                    

Haii guyss!!

Update lagi nihh!!

Gimana-gimana ada yang nungguin??

How your day?
I hope you're always happy guyss ☺

Siap ramaikan chapter ini?

Cusss!! Serbuu buruan!!

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◾◽◾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


◾◽◾

Di ruang UKS yang ukurannya tak terlalu luas itu Sellina masih terbaring lemas diatas brankar belum sadarkan diri. Dengan intens Ansel menatap wajah mungil Sellina yang tampak pucat meski sudah tak sepucat tadi, tak sedetikpun pandangannya teralihkan. Tangan kiri Ansel menggenggam erat tangan Sellina yang terasa hangat sedang tangan kanannya tak berhenti mengelus pucuk kepala Sellina dengan penuh kasih sayang.

Melihat Sellina yang tak kunjung bangun membuat otak Ansel menggiring opini untuk menyalahkan dirinya. Ya Ansel yang berstatus sebagai kekasih yang seharusnya bisa menjaga Sellina ternyata gagal. Tadi Ansel berangkat seperti biasa dan seharusnya ia juga sampai di sekolah awal waktu seperti biasanya, mungkin saja jika Ansel sampai sekolah lebih awal dari Sellina hal ini tak akan terjadi.

Namun sayangnya semua tak berjalan seperti itu, pagi ini Ansel menjemput Jihan, meminta gadis itu berangkat bersama sebagai tanda permintaan maaf karena sudah meninggalkan Jihan kemarin. Singkat cerita Jihan menerima permintaan maaf Ansel dan berangkat sekolah bersama. Saat keduanya sudah lebih dari setengah jalan dari rumah ke sekolah tiba-tiba Jihan menyadari ada bukunya yang tertinggal, mau tak mau Ansel putar balik untuk mengambil buku itu, toh saat itu masih cukup waktu, tapi sayangnya karena hal itu ia terlambat melindungi Sellina.

Ansel sedikit tersentak kala merasa ada gerakan dari tangan Sellina yang ia genggam. Perlahan namun pasti mata Sellina mulai terbuka. Napas Sellina sedikit tersenggal saat ingatan pembullyan tadi langsung menyapa dirinya yang baru saja terbangun.

DLS [ 2 ] Ansellina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang