Langit di atas sana mulai berubah warna, gadis itu mempercepat langkah kaki atau nantinya lelaki pujaan hati yang menunggu sejak dua jam lalu akan mengomel seperti nenek-nenek sensian. Jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul enam. Bahkan adzan maghrib pun sudah berkumandang sedari tadi.
"Sorry, Vier, ternyata urusannya nggak secepat yang gue kira. Anggota kelompok gue pada nggak on time, selesainya jadi ngaret begini," jelas Kinara sesaat setelah bokongnya mendarat di dalam mobil.
Terdengar helaan nafas, pertanda Javier lelah dan bosan menunggu. Kinara minta dijemput jam empat sore, tapi nyatanya malah nongol jam enam sore.
"Siapa sih yang telat? Sini bilang, biar gue tonjok sekalian." Javier bicara asal bunyi, terasa menyeramkan karena dia sedang kesal.
"Uhm, si Hendery sama Marka."
"Halah sial, malah temen gue sendiri biang keroknya."
Memang dua nama yang disebut Kinara adalah makhluk paling ngaret dari jadwal kerja kelompok yang telah ditentukan. Sayangnya, Hendery dan Marka juga termasuk teman yang sering nongkrong dengan Javier di kantin FT. Alasan keterlambatan mereka klise. Hendery ada urusan organisasi, sementara Marka ban motornya bocor di jalan. Bukan hanya Javier, Kinara pun sempat menggerutu kesal. Syukurlah, tugas kelompoknya sudah selesai dan tinggal dikumpul ke dosen besok pagi.
"Maafin gue dong, Vier, lo nggak laper apa?" tanya Kinara sembari mengeluarkan jurus rayuan paling jitu. Dia tau, Javier suka ketika pudak kokohnya dijadikan tempat bersandar.
"Ya laper dong, dua jam nungguin lo."
"Ayo makan sekarang."
"Makan apa?"
"Makan aku."
Mendadak panas dingin, jantung Javier berdebar tak karuan kala melihat senyum gadis di sebelahnya yang sengaja menggoda. Hilang sudah rasa kesalnya, berganti dengan salah tingkah. Serasa ingin menyantap Kinara sekarang juga. Bersusah payah Javier mengembalikan akal sehatnya yang mulai meluap, lalu tertawa renyah bersama sang gadis pujaan.
"Mau sun boleh?"
"Sun?" Dahi Kinara berkerut sejenak, kelihatan bingung. "Sun bubur bayi, bukan? Lo pengen makan makanan bayi?"
Javier tertawa semakin keras, Kinara pura-pura tidak mengerti hanya untuk sengaja mempermainkannya. Namun dalam hubungan ini, Javier tentu lebih brutal dan agresif. Cowok itu tanpa basa-basi langsung mendekat dan mendaratkan ciuman di pipi kanan Kinara.
"Itu sun yang gue mau, lebih enak dan lebih manis dari bubur bayi," ucapnya kemudian. Giliran Kinara yang salah tingkah setengah mampus.
Semakin lama semakin dekat, dan berakhir jadi semakin cinta. Hari demi hari terlewati, Kinara dan Javier jatuh semakin dalam pada lubang perasaan yang mereka ciptakan bersama hingga tak menemukan cara untuk keluar dari lubang gelap paling menyenangkan yang pernah mereka lalui dalam hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ke Rumah | Na Jaemin
Fanfiction[Cerita sudah selesai] Javier sering bilang, "nyari cewek itu kayak nyari rumah. Kalau gue nggak betah, ya tinggal pindah." Dan dalam perjalanan hidupnya yang panjang Javier menemukan Indah Kinara Lavika, kemudian lancang menjadikan perempuan itu se...