Hidup memang penuh kejutan, begitu kata Javier pada setiap hal baik maupun buruk yang menimpa. Katanya, karena enggak semua kejutan itu menyenangkan, contoh saja saat kejutan ulang tahun diceplokin pakai telur busuk. Javier paling benci kejutan sejenis itu.
Sempat terdiam cukup lama, cowok itu mulai sadar bahwa dirinya sedang dikasih kejutan oleh semesta. Bisa-bisanya satu kelompok sama mantan, demi apapun enggak lucu! Sedari tadi benaknya sibuk menerka-nerka, akan secanggung apa suasana kerja kelompok bersama Karina.
"Vier? Javier? Woi, anjing!" Melihat sang sahabat melamun sejak tadi, Rija jadi naik darah. Percuma dia ngomong panjang lebar, tapi enggak digubris sama sekali. Sakit hati, coy.
"Ck, apaan?"
"Bengong mulu, kesambet ntar!" omel Rija.
Cowok yang ditegur cuma cengar-cengir, lalu menyeruput es kopi miliknya. Awalnya hanya berdua dengan Rija di warung FT tercinta, hingga satu jam kemudian Haekal dan Jeno ikut bergabung sembari membawa nampan berisi makanan masing-masing.
"Pir," panggil Haekal.
"Par Pir Par Pir, nama gue Javier anjing!" Demi tuhan, Javier paling benci dipanggil Pir. Tak terhitung berapa kali dia mengungkapkan rasa kesal dan marah, tapi yang namanya Haekal enggak akan pernah peduli.
"Gimana rasanya satu kelompok bareng mantan?"
Brengsek. Satu kelas dengan Haekal memang suatu kesialan. Apa-apa saja yang terjadi saat jam perkuliahan berlangsung, pasti akan dijadikannya gosip hot di tongkrongan. Javier cuma bisa berdecak sebal sambil sok sibuk mengaduk-aduk es kopinya menggunakan pipet yang sudah bengkok. Tiga pemuda lain langsung menyerang dengan banyak pertanyaan soal dirinya dan Karina. Ini yang paling Javier benci, membahas mantan. Apalagi dia dan Karina baru putus tadi malam setelah menjalin hubungan dua minggu. Masih seumur jagung sudah kandas.
"Cerita sabi kali, Vier, lo kenapa mutusin Karina?" tanya Jeno dengan raut wajah tenang. Di antara berempat, mungkin cuma Jeno yang bisa dikategorikan agak normal.
"Nggak kenapa-napa sih, cuma enggak cocok aja."
"Kalian nggak cocok apa lo yang brengsek bikin masalah?" Rija menyahut, sontak membuat Javier kalah telak. Sebagai orang yang paling lama mengenal Javier, Rija tentu hapal dengan kelakuan sahabatnya.
"Kalau kata gue mah, pasti Javier yang brengsek," celetuk Haekal.
Javier tak bergeming. Dia brengsek? Ya, terus kenapa? Sebenarnya Javier juga belum paham di mana letak brengseknya. Dia pikir, hati perempuan itu seperti tempat tinggal. Kalau enggak betah di dalamnya, maka perlu segera pindah dan mencari rumah baru yang lebih baik. Untuk apa berlama-lama jadi badut, mati-matian membahagiakan seseorang, dan berusaha mempertahankan sesuatu yang secara perlahan membuat inti jiwanya mati? Namun bagi Rija itu semua adalah prinsip manusia keparat yang nggak bertanggung jawab setelah berkomitmen menjalin hubungan. Ck, urusan hati memang pelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ke Rumah | Na Jaemin
Fanfiction[Cerita sudah selesai] Javier sering bilang, "nyari cewek itu kayak nyari rumah. Kalau gue nggak betah, ya tinggal pindah." Dan dalam perjalanan hidupnya yang panjang Javier menemukan Indah Kinara Lavika, kemudian lancang menjadikan perempuan itu se...