Cinta dan pengkhianatan

41 3 0
                                    

Sempat merasa dicintai sedemikian rupa, lalu tanpa aba-aba dicampakkan bagai sampah tak berguna, tanpa belas kasihan meski sudah memohon agar tak ditinggal dan ujungnya tetap ditinggal pergi, how it feels? Kalau kalian belum pernah ada di posisi i...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sempat merasa dicintai sedemikian rupa, lalu tanpa aba-aba dicampakkan bagai sampah tak berguna, tanpa belas kasihan meski sudah memohon agar tak ditinggal dan ujungnya tetap ditinggal pergi, how it feels? Kalau kalian belum pernah ada di posisi itu atau penasaran bagaimana rasanya, coba saja tanya Ametha Gesika. Soalnya dia berpengalaman, sudah lulus dari sana dan resmi bergelar S. D.Cb alias Sarjana Dibuang Cowok Brengsek.

Sakit memang, tapi lebih sakit lagi takdir yang tuhan beri untuknya hari ini. Ibarat terjatuh, tertimpa tangga pula. Masih jungkir balik gadis itu mencari cara untuk mengobati hati yang luka dan nelangsa, sialnya hari ini diberi kesempatan untuk berhadapan dengan Javier lagi. Padahal sejak putus, cowok itu adalah spek manusia yang paling Ametha hindari.

Entah ada angin apa, kantin Fakultas Teknik tercinta bisa-bisanya ramai di jam delapan pagi. Sekali lagi, sial seribu sial hanya meja Ametha yang masih punya ruang untuk dua orang menumpang makan di sana.

"Numpang makan di sini, ya? Soalnya meja lain udah penuh." Suara berat yang masih begitu familiar di telinga tiba-tiba datang menginterupsi. "Enggak bakal ganggu kok, cuma mau numpang makan," sambungnya.

Kedatangan Javier tentu membuat Ametha terkejut bukan main. Namun tak seberapa terkejut ketimbang melihat cowok itu tak datang seorang diri, melainkan bersama gadis manis yang Ametha ketahui salah satu mahasiswa dari jurusan Teknik Elektro.

Ametha bukan gadis jahat. Meski dalam hati sibuk menyumpah-serapahi Javier agar segera mati ditikam patah hati, di sisi lain pun masih sibuk mendoakan agar lelakinya eh ralat mantan lelakinya mendapatkan kebahagiaan, kesehatan, dan segala kebaikan dalam hidup. Karena itu, anggukkan lemah dari kepalanya sebagai tanda persetujuan untuk Javier dan Kinara ikut duduk di sana.

"Makasih banyak, Ametha." Bukan Javier yang bicara, melainkan gadis yang ikut duduk di sampingnya.

Brengsek? Memang.

Sampai hati mereka makan di satu meja yang sama, di kala hati Ametha berantakan dan luluh lantak karena cintanya diputus sepihak, tanpa penjelasan, tanpa alasan, dan terlalu tiba-tiba. Kebetulan sekali, Rija pun tidak ke kampus karena ada acara keluarga. Sepasang penjahat itu bebas berduaan di lingkungan kampus hari ini.

"Jangan makan yang pedes-pedes terus, nanti kamu sakit perut kayak kemarin." Ametha membuka suara, ia bergidik ngeri tatkala Javier memasukkan dua sendok cabe ke dalam mie rebus miliknya.

"Iya tau, thanks."

Sikap cuek dan acuh, Javier-nya berubah total menandakan hubungan memang sudah berakhir. Namun tak mengurungkan niat gadis kebanggaan sipil untuk kembali bicara. "Vier, aku masih boleh minta tolong anterin ke kos temenku nggak? Aku takut pulang ke rumah, tadi pagi abis berantem sama Ayah."

Untuk sejenak, Javier terdiam. Tak ada alasan baginya untuk tidak kasihan dan berempati, mengingat hampir satu tahun hari-harinya pun diisi oleh seorang Ametha Gesika. Ia paling tau seberapa ganas Ayah Ametha yang selalu menuntut sang anak untuk jadi manusia sempurna versinya sendiri. Bukan cuma Ayah Kinara, Javier pun benci setengah mampus pada Ayah Ametha.

Rumah Ke Rumah | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang