Aku sudah mencintaimu

39 7 5
                                    

Kotak P3K dilemparnya begitu saja ke arah dua sejoli yang sibuk mengkhawatirkan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kotak P3K dilemparnya begitu saja ke arah dua sejoli yang sibuk mengkhawatirkan satu sama lain. Kalau boleh jujur, perasaan Jeno campur aduk menyaksikan tepat di depan matanya sendiri perselingkuhan Javier dan Kinara. Masih asing di matanya saat gadis yang selalu menyentuh Hadirija penuh kasih sayang, malam ini memperlakukan laki-laki lain dengan cara yang sama pula.

Sebetulnya Jeno muak, dia ingin marah lebih lama lagi, dia ingin murka lebih brutal lagi. Namun hati kecilnya menolak. Jeno adalah manusia cuek yang amat sangat mencintai sahabatnya. Melihat Javier terluka dan tak berdaya, hatinya luluh begitu saja. Api amarah yang selama dua minggu membara dalam hatinya seketika padam dengan sia-sia.

"Obatin muka lo," ujar Jeno, lalu duduk santai di atas sofa. Terpikir olehnya, sudah cukup lama pula Javier tak datang ke mari. Mama kadang menanyakan ke mana cowok itu dan Jeno selalu bohong agar tak ada yang tahu bahwa ia dan Javier sempat bermasalah.

Kedua sudut bibir Javier terangkat, sang sahabat pun terluka namun tak mengobati dirinya lebih dulu. "Lo juga, Jen. Pipi kanan lo memar tuh," ucapnya kemudian.

"Lo duluan, gue bisa nanti. Ini mah cuma luka kecil biasa."

"Luka sekecil apapun nggak boleh dianggap sepele. Nanti bisa jadi luka besar." Kali ini Kinara yang buka suara. Tak ada niat lain darinya, gadis itu memang baik pada siapa saja.

Sontak pusat perhatian Jeno langsung tertuju ke arahnya. Menatap lekat tanpa arti, namun membuat sang gadis yang ditatap merinding dan terintimidasi. "Lo nggak usah perhatian sama gue. Gue nggak pengen jadi selingkuhan lo berikutnya."

Kalimat itu menohok dan sedikit menyinggung hati kecil Kinara. Kalau tak ingat hutang budi dan mereka sedang di rumah Jeno pula, pasti Javier suda heboh misuh-misuh. Namun satu hal yang pasti, baik Javier mau pun Kinara sama-sama meyakini bahwa Artajeno Maheswara adalah manusia baik hati yang terpaksa ketus pada mereka. Karena memang fakta, hubungan keduanya adalah suatu kesalahan.

"Lo udah nggak marah sama gue, Jen?"

Cowok yang tengah ditanyai sepenuhnya sadar jika pusat perhatian Javier saat ini tertuju padanya. Jawab yang ditunggu terlontar lama, seolah sengaja membuat sang sahabat menunggu. Jeno malah membakar sebatang rokok terlebih dahulu, lalu menganggukkan kepala pelan. Seorang Artajeno kelihatan menggoda meski yang dilakukan hanya sekedar mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Gue nggak marah, bukan hak gue juga, Vier, buat ngelarang-larang lo jatuh cinta sama Kinara. Sekarang terserah kalian, gue nggak bakal ikut campur lagi." Jeno terkekeh geli, bercampur sedikit rasa malu. Pernah di satu malam cowok itu merenung sendiri, memikirkan hubungannya dan Javier yang retak. Lalu kemudian tersadar, memang bukan hak-nya melarang seseorang untuk jatuh cinta. "Eh, tapi bukan berarti gue dukung hubungan kalian ya. Gue tetep dipihak Rija kalau soal itu," ujarnya kemudian.

"Makasih atas pengertiannya sahabatku yang baik." Javier menatap dengan puppy eyes yang sengaja dibuat-buat, mendramatisir suasana hingga jadi lebih mellow. Jeno hampir saja menendang jika tak ingat sahabatnya yang super tengil sudah remuk akibat dipukuli.

Rumah Ke Rumah | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang