🗯HK-Prolog🗯

36.5K 3.4K 187
                                    

Aku minta sama kalian, plis banget untuk para Sider, untuk sekedar vote saja itu mudah, bahkan gratis, kalian untuk dapat cerita seru aja no effort sama sekali.

Vote itu gak dikenakan biaya loh, aduh, capek beuy ngadepin sider ini.

Dan untuk pembaca setiaku, tetap baca, vote dan komen yaaa, aku sayang kalian muach:*

200 vote dan 100 komen untuk ke chapter selanjutnya.

><

Hera bisa mendengar tangisan lirih dari arah taman belakang kampus, ini sudah sore, seharusnya kampus sudah sepi karena kampus ini tak ada program kelas malam.

Hera sendiri baru selesai menyusun kertas ujian dari teman kelas nya hari ini.

Perlahan gadis berambut sepundak berwarna coklat gelap itu berjalan menuju asal suara, kaki jenjangnya dibawa menuju taman belakang.

"Hiks..umh..tangan Ken gatel..hiks.."

Hera diam, itu suara Ketua Himpunan tadi bukan? Lelaki yang tak sengaja Hera tolong saat hampir jatuh dari tangga.

Apa yang terjadi padanya? Hera mempercepat langkah kakinya, dia sampai disana dan melihat Ketua Himpunan itu duduk dikursi taman.

Dengan kancing kemeja yang dibiarkan terbuka bagian atasnya.

Kulitnya tampak memerah, dengan keringat yang mengalir didahinya.

"Ketua, sedang apa disini? Anda baik-baik saja?" Kennan tersentak, dia segera menyeka air matanya dan menatap kearah suara.

Itu gadis tadi. "Ketua, anda menangis." Hera secara spontan mengelus pipi Kennan.

Membuat sengatan aneh mengalir ke seluruh tubuhnya, tubuh Kennan bergetar pelan menahan sesuatu agar tak keluar.

Kenapa ini, biasanya kulitnya memang sensitif tapi tak sampai segininya.

Biasa hanya ada ruam dan gatal-gatal saja kala dia menangis, tapi ini malah menghantarkan rasa panas dan berdebar.

"Ketua?"

Kennan menunduk dengan bahu yang bergetar, dia tak bisa menahannya.

Pelan..Kennan menggigit bibir bawahnya. "Hiks..eumh..jangan pegang-pegang Kennan.." lirihnya memelas.

Hera bisa merasakan napas hangat Kennan ditangannya. "Tapi kenapa Ketua?" tanya Hera bingung.

Kennan menggeleng pelan, dia bangkit perlahan walau susah, dan langsung menjaga jarak.

"J-jangan..pegang Kennan..tolong.."

Kennan harus menanyakan ini pada Bunda nya, kenapa dia berkeinginan untuk mendesah saat gadis ini menyentuhnya.

Dengan cepat Kennan berlari meninggalkan Hera disana.

"Wow, i found something good."

Hera menyeringai, wah-wah, ternyata ini rahasia nya si Ketua Himpunan? Menarik juga.

🗯Lanjut?🗯

200 vote dan 100 komen baru up🏃

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang