🗯HK-21🗯

8.1K 889 32
                                    

Uhuk!

Hera mengatur napasnya, dadanya terasa panas dan bau anyir bisa tercium jelas, tatapan mata lirih Hera menjelaskan semuanya.

Darah terlihat ditelapak tangan Hera saat dia batuk, dan tak lama darah kembali mengalir dari hidungnya.

"Hiks..sakit sekali.." air mata Hera mengalir pelan, dia ada di kamar mandi kamarnya, perlahan tubuhnya meluruh ke lantai.

Kini ketakutan akan kematian menghantuinya, rasanya sakit, Hera tak sanggup.

"Hiks..Kennan..maafin aku.." Hera membiarkan darah terus mengalir dari hidungnya.

Kepalanya sangat sakit, tapi kakinya lemas, pelan, Hera berusaha berdiri dan menatap pantulan dirinya di cermin wastafel.

Terlihat wajah pucat, air mata dipipi, darah yang membasahi bibir sampai dagunya.

"Hiks..aku takut.." Hera merasa ketakutannya semakin terasa dari hari ke hari.

14 hari, sisa waktu Hera hanya bersisa 14 hari, dia sudah melewati banyak momen manis bersama Kennan, tapi tetap saja dia takut pada hari esok.

Setiap dia membuka mata, Hera bersyukur dia masih bisa bangun, Tuhan belum meminta nya pulang.

"Jangan menangis Hera, kau harus ingat, siapkan banyak momen indah bersama Kennan."

Benar, hari ini mereka ada janji mau pergi nonton dan belanja kebutuhan Cimi dan Mici, dua hamster yang mereka beli beberapa hari lalu.

"Kau tidak boleh mengacaukan kencan hari ini dengan penyakitmu, nanti Kennan bakal sedih." ujar Hera pada dirinya sendiri.

Kennan tak boleh sedih karena nya, Kennan harus senantiasa bahagia bersamanya.

....

Hari ini Kennan mengenakan hodie biru laut couple bareng Hera, dipadu celana hitam selutut, dan kacamata minusnya.

Kennan jemput Hera pakai motor Vario kesayangannya, rasanya mendebarkan, Kennan tak sabar.

"Hati-hati Kennan." ingat Avia dari pintu rumah.

Kennan mengangguk, dia mengenakan helm dan tak lupa untuk membawa 1 lagi, tentu saja kalian tau Helm itu untuk siapa.

"Kennan pergi Bunda, Assalamualaikum~"

"Waalaikum sallam." Avia merasa ada sesuatu yang akan terjadi dibeberapa hari kedepan, tapi dia tak bisa memastikan apa itu.

Semoga bukan hal yang buruk, karena Avia tal sanggup untuk melihat keterpurukan Kennan, tak sanggup melihat Kennan hancur.

"Bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu nak."

Semoga tak ada hal buruk, Avia sangat berharap semoga semua berjalan dengan baik.

Diperjalanan menuju rumah Hera, Kennan tak hentinya tersenyum bahagia, dari 2 hari yang lalu, Hera terlihat lebih romantis dan terkadang manja.

Kennan kan jadi makin cinta, soalnya lucu melihat sisi manja Hera pada Kennan, seolah gadis itu tak pernah manja pada orang lain.

"Hera pasti cantik banget, aku jadi semakin tak sabar." gumam Kennan, dia menarik gasnya semakin kencang, jalan raya tak terlalu ramai di siang ini.

Rencana mereka mau membeli makanan untuk Cimi dan Mici, sepasang hamster kesayangan Kennan.

"Cimi dan Mici makin gemuk aja, mereka makin gemuk tapi kantong gue makin tipis, ck, untung lucu."

Kebiasaan Kennan yang baru ini adalah, bicara sendiri saat naik motor, rasanya asik bicara sendiri seperti ini.

Walau banyak orang menatap Kennan dengan tatapan aneh, tapi dia tak perduli.

Saat Kennan berhenti di lampu merah persimpangan, dia bisa mendengar pengendara disebelahnya bernyanyi.

Suaranya bagus, dan lagunya juga bagus, kalau Kennan tak salah ingat, judul lagu nya itu 'Tak ingin Usai' dari Keisya Levronka.

Lagu kesukaan Hera itu, Hera selalu menyanyi kannya saat di mobil.

Dan Kennan juga menyukai lagu itu.

🗯Bersambung🗯

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang