🗯HK-02🗯

21.6K 2.2K 126
                                    

Mohon pengertiannya yaa, vote diakhir pun gak masalah kalau kalian keasikan baca, tapi yang penting votenya jangan lupa.

200 vote 100 komen lagi gas🏃

><

Ucapan Hera tadi masih tergiang dipikiran Kennan, wajahnya pucat dan jalannya saja sempoyongan.

Rasa ingin menangis semakin besar dan Kennan harus segera ke taman belakang.

Dia harus menangis sendirian agar orang tak tau perihal dirinya yang suka menangis itu.

"Sial..apa yang harus aku katakan pada Ibu dan Ayah.." Kennan bukanlah terlahir dari orang berada.

Bisa dibilang kehidupan Kennan biasa saja, ibu yang seorang penjual kue keliling, sementara ayahnya hanya seorang pekerja bangunan biasa.

Rumah mereka hanya punya dua kamar, sangat sederhana dan cukup untuk mereka bertiga saja.

Maka dari itu Kennan menganut prinsip kesempurnaan dalam pendidikannya selama ini.

Beasiswa yang selalu Kennan dapatkan sedari SMP, SMA dan Kuliah membantu kedua orang tuanya menghemat biaya.

Kennan juga bekerja paruh waktu di kantor design bangunan, uang gaji nya agar keluar sebulan sekali dan uang itu akan dia gunakan untuk membantu orang tuanya.

Ucapan Hera tadi sangat membuatnya drop.

"Maaf aku tidak bisa membantu, Pak Aro adalah Dosen yang tegas, sekali tidak masuk ke kelasnya maka kamu akan bermasalah, kamu harus mengulang kelasnya atau rela mendapat Nilai D."

"Kak Hera..saya mohon..bantu saya, saya gak bisa biarin nilai saya ada yang D, nanti beasiswa saya dicabut."

Hera menatap wajah Kennan yang penuh keputus asaan, dia memelas sekali.

Helaan napas Hera berikan, dia memikirkan beberapa kata.

"Bisa, nanti saya bicarakan pada Pak Aro, mungkin nanti kamu akan saya panggil lagi."

"Saya mohon.."

"Iya Kennan."

Air mata mengalir pelan dipipi Kennan, dia tak bisa membiarkan dirinya mengulang kelas atau mendapat nilai D.

Dia tak mau orang tuanya bersusah payah membayar uang kuliahnya, per semester bukan murah, memikirkannya sudah membuatnya sedih.

Gaji Kennan perbulannya 4 juta, 2 juta dia berikan untuk Ibunya, dan 2 juta lainnya itu untuk keperluan Kennan.

Seperti untuk kelompok, tugas, nge print dan lainnya.

Untungnya juga Kennan sudah punya motor sendiri walau hanya motor Vario biasa.

Tapi itu sudah membuatnya bersyukur, dia juga sudah punya ponsel dan laptop sendiri.

Itu semua hasil gajinya sendiri.

Hari ini, nampaknya Kennan akan bolos dalam rapat, dia mau menumpahkan kesedihannya dulu.

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang