🗯HK-23🗯

9.1K 953 28
                                    

Puas makan di All you Can Eat, kini mereka beralih ke petshop, tentu untuk membeli beberapa kebutuhan Cimi dan Mici.

"Aku gak tau harus beli apa." adu Kennan lucu, matanya terlihat menunjukan kebingungan.

Hera gemas, dia mengusap pelan rambut Kennan lalu menarik tangannya lembut, mereka mendekati pegawai toko dan bertanya.

"Mbak selamat siang, saya boleh bertanya?"

Pegawai toko itu menoleh, tadinya dia sedang merapikan beberapa barang.

"Selamat siang juga mbak, tentu saja boleh bertanya."

"Biasanya kebutuhan untuk hamster itu apa ya?"

"Oh hamster, baik mari ikut saya, biar saya tunjukan." Hera mengangguk, dia masih menggenggam tangan Kennan erat dan menariknya tanpa rasa sakit.

Kennan menunduk malu, padahal tangan Kennan lebih besar dari Hera, tapi gadis ini yang menggenggamnya.

"Sayang."

"Em? Ada apa?" Kennan mendongak sedikit guna menatap Hera, wajah cantik Hera membuat Kennan salah fokus.

Hera mengarahkan tatapannya pada barang-barang yang mbak pegawai tadi suguhkan, Kennan mengikuti arah pandang Hera.

Kemudian mengangguk. "Ini saja ya kak?"

"Iya mas."

"Oke deh, kami beli."

Mbak pegawai tadi langsung sigap merapikan barang-barang tadi dan membungkusnya.

"Aku aja yang bayar." sela Kennan saat melihat Hera hendak mengeluarkan black cardnya.

"Haha, baik sayang."

Total belanjaan untuk hamster doang bisa sampai 350 ribu, mengerikan sekali ya, masih hamster, bukan sejenis kucing anggora.

Setelah mereka dari petshop, Kennan mengajak Hera untuk ke taman kota, disana kalau sore hari pasti banyak penjual jajanan yang berjejer dipinggir taman.

"Untung udah sore, gak terlalu panas lagi." tadi mereka udah Sholat dzuhur, tinggal nunggu adzan ashar aja.

Hera meninggalkan belanjaan dimotor, mereka berjalan berdua mengelilingi taman, pelan dan sesekali menggoda satu sama lain.

"Mau beli baso aci, kamu mau gak?" tawar Kennan, Baso aci itu jajanan kesukaan Kennan, setelah seblak tentunya.

Hera mengangguk, Kennan sangat bersemangat, dia menarik Hera menuju penjual baso aci yang tak jauh dari tempat mereka berjalan.

Suasana hangat di sore ini membuat Hera melupakan segalanya, dia melupakan perihal penyakitnya, lalu dia melupakan perihal banyak hal lainnya.

"Kennan."

"Ya? Semisal aku lupa sama kamu, bagaimana ya?"

Kennan terdiam, senyum diwajahnya pudar terganti dengan raut wajah sendu, tatapan matanya terlihat getir.

"Maksud kamu apa?"

"Iya, semisal aku lupain kamu karena suatu hal."

"Gak boleh lupain Kennan.."

"Kan semisalnya."

"Gak boleh...Kennan gak mau dilupain..gak boleh..hiks.."

"Maaf-maaf, aku cuma tanya, cup-cup sayang gausah nangis ah." Hera dengan lembut memeluk Kennan, agar pria itu tak menangis lebih lama.

Bisa membuat kulitnya ruam kan katanya.

"Pesen atuh Baso Aci nya, gausah nangis cintaku."

"Hiks.."

"Bang, baso aci nya 2 porsi ya."

"Siap neng."

Hera masih memeluk Kennan dan menenangkannya, mengelus punggung nya lembut, dan mengecup pucuk kepalanya.

Apapun dia lakukan agar Kennan tenang.

Beberapa menit setelahnya, baso aci pesanan mereka selesai, Kennan berhenti menangis dan mulai menikmati baso aci itu dengan tenang.

"Enak yah, aku mau beli lagi." cetus Kennan dengan mata berbinar, Hera menggeleng pelan, dia menyeka sudut bibir Kennan yang masih tersisa kuah dari baso aci.

"Belum kenyang?"

Kennan menggeleng ribut. "Belum! Ken masih lapeeeer."

"Gak heran kenapa kamu empuk banget beberapa hari ini."

"Hish! Maksudnya apaan!?"

"Kamu montok sayang, gemas aku jadinya."

Kennan melengos mendengarnya, dia bangkit dan berjalan menjauhi tempat mereka duduk tadi, kemudian dia mulai memesan baso aci, 2 porsi lagi.

Untuk Kennan sendiri pastinya.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pesanannya selesai, Kennan membawa 2 porsi tadi kembali ke tempat duduknya bersama Hera.

Tapi...begitu Kennan sampai disana, dia tak menemukan keberadaan Hera, membuat kepanikan dalam diri Kennan pecah begitu saja.

Dia menjatuhkan 2 bungkus baso aci tadi dan berlari tak tau arah mencari Hera.

Air mata tak tertahankan, Kennan takut, Hera pergi kemana!?

"Hiks..Heraaaaa!" Kennan tak perduli pada tatapan pengunjung taman, dia sibuk mencari Hera.

Sampai akhirnya ada sepasang remaja berjalan mendekati Kennan dan menepuk pundaknya.

"Kak, maaf sebelumnya, tadi pacarnya pergi naik mobil, saya lihat kakak perempuan itu mimisan, muka nya pucet banget, mungkin kakak bisa ke rumah sakit deket sini, mana tau ketemu sama kakaknya."

Kennan mengangguk senang.

"Makasih yah." ujarnya berterima kasih.

"Sama-sama kak."

Kennan kalut, dia baru saja hendak berjalan menuju parkiran motor, namun telepon masuk dari seseorang.

Dan ternyata telepon dari Mario.

"Assalamualaikum..hiks..kenapa Yah?"

Kennan bisa mendengar isakan dari Ayahnya, firasat buruk kembali menghampiri Kennan, ada apa? Ayahnya jarang menangis tapi kini beliau menangis.

"B-bunda kamu..hiks..kecelakaan Kennan..bunda ditabrak pas mau nyebrang..hiks..dan bunda gak selamat.."

Deg!

Kennan lemas, bahkan dia tak bisa memegang ponselnya lagi, ini seolah menghantam hidupnya begitu keras.

Baru tadi Kennan tertawa bahagia bersama Hera, pergi dari rumah bunda nya masih sehat, tapi tadi..bunda nya sudah tak ada?

Ini..ini membuat mental Kennan terguncang, dia merasa kini hidupnya tak akan baik-baik saja.

🗯Bersambung🗯

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang