🗯Extra Part 2🗯

4.9K 340 6
                                    

Sebulan sejak pemeriksaan, mereka melanjutkan hidup seperti biasa, seperti saat ini Kennan tengah sibuk di ruangan kantor.

Sibuk mendesign denah rumah untuk klien nya, suasana ruangannya begitu sunyi, hanya ada bunyi ac saja.

Tok tok.

"Masuk."

Pintu kaca ruangan Kennan terbuka, menampilkan Hera yang rapi dengan stelan kemeja dan rok span, dia pasti baru dari Kantor.

Hera kini menjadi Ceo di Perusahaan utama Denloa, kalau gabut dia masih sering jadi AsDos di kampusnya dulu.

"Sayang, kenapa datang?" tanya Kennan seraya meninggalkan pekerjaannya, dia segera bangkit dan mendekati Hera.

Mengambil tas kerja sang istri lalu menggenggam tangan Hera lembut, menuntunnya pelan menuju sofa.

"Ada apa? Kangen ya sama aku?" tanya Kennan bercanda sambil tertawa kecil.

Hera tak menjawab, dia justru memeluk Kennan dan mencium lekuk leher suaminya itu.

"Sayang? Kamu lagi pengen itu ya?"

Hera menggeleng, dia menghela napas panjang lalu melepas pelukannya.

"Aku hamil Ken." ujarnya langsung.

Kennan shock, dia menatap Hera tak percaya sekaligus bahagia, tapi mengingat perkataan Dokter yang mengatakan jika kehamilan Hera sangat beresiko tinggo, Kennan pun murung.

"Gugurin aja ya.." lirih Kennan seraya menangkup wajah Hera pelan, Hera menggeleng cepat, dia menolak keras.

"Enggak, kita udah nunggu lama masa harus digugurin."

"Tapi Kak-"

"Enggak ya Ken! Aku tetap bakal pertahanin bayi ini."

Kennan tak bisa melawan, dia mengangguk dan mengalah pada keinginan Hera "Ya udah, kalau ngerasa gak enak bilang sama aku ya?"

"Iya, aku laper, makan siang yuk."

"Ayo, mau makan dimana?"

"Mau sate taichan boleh?"

"Boleh sayang, ayo kita beli."

Hera mengulas senyum bahagia, dia bangkit dan langsung menarik Kennan.

Kennan sendiri hanya pasrah saja, apapun yang membuat istrinya bahagia, akan Kennan ikuti dan turuti.

Karena kebahagian Hera adalah kebahagiaan Kennan juga.

....

Selama kehamilan, Hera bertingkah begitu manja dan selalu meminta Kennan untuk mengelusnya sebelum tidur.

Kehamilan sudah memasuki usia ke 5 bulan, begitu cepat dan tak ada masalah selama 7 bulan ini.

Pagi di hari minggu, Kennan tengah sibuk memasak di dapur untuk sarapan sementara istrinya masih terlelap di kamar.

Apron pink bergambar kelinci melekat ditubuh Kennan, dia sibuk menyiapkan sarapan spesial untuk istri tercinta.

"Tinggal 2 bulan lagi, dan selama ini gak ada masalah. Semoga lancar sampai hari H." gumam Kennan.

Pria itu memotong-motong bawang bombai lalu memasukannya ke dalam wajan yang sudah diberi minyak panas.

Dengan trampil Kennan mengongsang-ngangseng wajan, dia pelankan api kompor lalu memotong tomat, bawang merah, bawang putih lalu memasukannya ke dalam wajan.

Dia berencana memasak udang saus tiram kesukaan Hera.

Lagi asik-asiknya memasak, Kennan dikejutkan dengan jeritan histeris Hera dari dalam kamar.

"KENNAAAAAAAAN!"

Kennan panik, dia langsung mematikan kompor lalu berlari menuju lantai 2, sangat panik malahan.

Dia langsung menendang pintu kamar dan masuk ke dalam, melihat jelas Hera yang sudah berlumuran darah di tengah kasur.

"Sakit Ken.." rintih Hera lemas.

Tanpa menunggu lama Kennan segera berlari kearah Hera dan mengangkatnya keluar dari kamar, dari paha sampai kaki sudah darah semua.

"Ken..sakit..hiks.."

"Sabar sayang sabar, kita ke rumah sakit secepatnya ya." Kennan menahan tangis sekuat yang dia bisa, dia gak boleh nangis disaat yang seperti ini.

Hera membutuhkan nya untuk bertahan.

🗯Bersambung🗯

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang