🗯HK-Ending🗯

13.9K 1.2K 129
                                    

Pemakaman Avia berjalan dengan duka yang melara, hanya ada Kennan saja, sebab Ayahnya merasakan kepedihan yang mendalam atas kepergian Avia.

Kennan berjongkok disebelah tanah merah basah milik bunda nya, mengelus nisan kayu bertuliskan Avia Anggriani Binti Brata Ditinjo.

Air mata sudah mengalir sedari tadi, kini Kennan merasa sendirian, tak ada lagi sosok hangat dan nyaman milik Bunda ataupun Hera.

Kennan tak tau dimana Hera, dia sudah mencari ke rumah sakit disekitar kota tapi tak mendapati pasien yang bernama Hera.

Bahkan di rumah sakit keluarga Denloa pun, tak ada yang bernama Hera disana.

"Kennan gatau lagi harus apa bunda..Kennan gatau.." lirih Kennan pilu, suaranya serak, matanya sembab dengan bibir yang bergetar.

Dia kehilangan arah, benar-benar gak tau apa yang harus dia lakukan kedepannya, entah bisa atau tidak Kennan melanjutkan kuliahnya.

Tapi, Kennan tak mau terpuruk, selagi belum ada kabar kematian perihal Hera, maka Kennan akan terus menunggu dan tetap hidup.

Walau tak ada lagi tumpuannya, Kennan berusaha untuk tetap bertahan, dunia pun terus berputar maka dari itu Kennan tak mau berhenti.

"Bunda..Kennan kesepian..Bunda pasti disana udah ketemu Rennan kan? Haha..Kennan mau ikut nyusul..tapi Kennan gak mau Hera sama cowok lain." bisiknya pilu.

Walau begitu, Kennan benar ingin bunuh diri, tapi dia berfikir tak ada guna nya dia bunuh diri, nanti Hera diambil orang.

"Bunda, Kennan pulang yah, Kennan gak tau siapa yang nabrak bunda, tapi Kennan gak mau nambah masalah, maaf kalau Kennan gak mau cari siapa pelaku nya, Kennan gak bisa.."

Rasanya bersalah, karena Kennan memilih tak mau mencari siapa pelaku nya, tapi sudahlah, Kennan tak mau menambah masalah.

"Bunda, Kennan pulang yah." Kennan masih ada harapan kalau Hera masih hidup, karena belum ada berita yang mengabarkan kematian dari pewaris Denloa.

Dan, Kennan akan terus menunggu mau sampai kapan itu lama nya.

....

7 tahun berlalu.

Hebat yah Kennan, bisa bertahan selama 7 dalam angan-angan harapan kalau Hera masih hidup.

Siang ini dia mendapatkan klien penting dari Prancis, ini hal yang baru selama 4 tahun karir Kennan sebagai seorang Arsitek.

Kennan bisa membangun rumahnya sendiri, bertanya perihal Ayah, Mario meninggal 2 hari setelah kematian Avia, dan meninggalkan Kennan sendirian.

Kennan kini terlihat lebih dewasa, usianya sudah memasuki usia 27 tahun, dan tentunya dia masih mempertahankan status pacarnya dengan Hera.

Walau dia tak tau Hera masih hidup atau enggak.

Tak ada lagi Kennan yang menderita alergi pada tangisan, alerginya sembuh diusia Kennan yang ke 24 tahun.

Tapi walau begitu, Kennan tak pernah menangis lagi, dia tak berubah sifat cuma rasanya menangis tak pernah dia lakukan lagi.

Seolah kegiatan itu tak pernah ada dihidupnya.

"Oy! Kliennya dateng nih." oh ya, Kennan masih bekerja di tempat part time nya dulu, dan dia bekerja sebagai pekerja tetap dengan gaji besar.

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang