Votenya yaaaa, saling kerja sama aja kita, kalian dapat bacaan aku dapat kepuasan dengan vote dan komen kalian.
200 vote dan 100 komen gas🏃
><
Rasanya canggung sekali, Kennan duduk berhadapan dengan Dosen Aro, hanya dibatasi dengan meja kerja Dosen tersebut.
Dosen berusia 35 tahun itu sedang sibuk memilah dan melihat isi tugas yang Kennan berikan, tugas kilat tuh.
Dosen Aro itu terkenal akan kekejamannya dalam mengajar, namun banyak rumor yang mengatakan jika Dosen Aro ini seorang sadboy.
Kabarnya saat Dosen Aro masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas, dia terlibat cinta segitiga dengan sahabatnya yang bernama Haira.
Haira itu sahabatan juga dengan seorang cowok manis bernama Alam, Alam itu juga sahabat Aro.
Mereka bertiga sahabat, Alam suka sama Haira dan Aro juga suka sama Haira.
Tapi sayangnya Haira tau apa yang sudah Aro lakukan pada Alam dan itu membuat Haira membencinya.
Sehingga Aro memilih pergi dari sana untuk move on, namun sepertinya Dosen Aro tak bisa move on juga.
Terlihat dia terkadang suka melihat foto seorang gadis berseragam SMA di ponselnya.
Kasihan, masih gagal move on dosen tampan ini, dia juga masih melajang sampai sekarang.
"Tugas kamu sudah bagus, tapi saya tidak bisa memberikan kamu nilai B+."
Kennan meremat ujung kemeja nya, dia menahan kekecewaan atas apa yang Dosennya katakan, berusaha untuk tidak menangis tentu saja.
Rasanya sesak, dia hanya merasa sedih, soalnya dia mengerjakan tugas ini bersama Hera dan sampai tengah malam, dia merasa memberatkan Hera.
Apalagi nilainya tak sampai B+.
"Baik Pak, saya menerima nilai berapa pun yang anda berikan." Kennan berujar setenang itu, dia mampu menyembunyikan ekspresinya.
Ajaran yang Ayahnya berikan berhasil, yaitu harus tenang dan jangan ber ekspresi berlebihan dalam suatu kejadian.
Aro mengangguk, dia melipat tangannya dimeja dan menatap Kennan di depannya.
Tatapan mata Kennan tenang dan tak terbaca, sudut bibir Aro naik sebelah.
"Saya hanya bisa memberikanmu nilai B saja, itu sudah bagus dan beasiswa kamu tak akan dicabut."
Yah tak apa, nilai B itu sudah bagus dan beasiswanya masih aman.
"Baik Pak, terima kasih."
"Berterima kasih lah pada Hera, dia yang membujuk saya untuk mau memberikanmu keringanan, jika saja bukan karena bujukan asisten dosen saya itu, saya tak akan mau memberikan keringanan padamu."
Kennan terdiam, sedikit tak menyangka dengan ucapan Dosen Aro, untuk apa Hera membantunya?
Apa gadis itu tertarik padanya? Tapi tidak, Hera tak boleh suka padanya, karena Kennan tak akan bisa membalas perasaan Hera.
Kennan saja tak tau apapun perihal sebuah perasaan, yang dia tau hanyalah dia berdebar saat bersama Hera, hanya itu dan tak lebih.
....
Kennan berjalan di koridor kampus dengan tenang, sesekali membalas sapaan orang yang lewat, sebenarnya Kennan tengah mencari Hera.
Tapi dia tak menemukan gadis itu dimana pun.
"Aku lupa kalau punya nomor whatssapnya, tinggal chat saja." baru juga Kennan mau membuka roomchatnya bersama Hera.
Sebuah tepukan terasa dibahunya, spontan Kennan menoleh kebelakang.
"Kak Hera." ujarnya senang, senyum indah terulas dengan jelas dan semua orang melihatnya.
Ketua Himpunan itu tersenyum? Sangat jarang terjadi karena Ketua Himpunan dikenal sebagai orang bermuka datar tak ber eskpresi.
Hera mengelus rambut Kennan pelan.
"Mencariku? Kata Pak Aro tadi kamu sudah menemuinya, bagaimana? Nilai kamu aman?" tanya Hera lembut.
Tanpa sadar Kennan mengerucutkan bibirnya, merasa kesal lagi dengan kenyataan nilainya hanya standar saja.
Hera gemas, dia menangkup wajah Kennan dan mengunyel kembali pipi Kennan. "Kenapa hm? Nilai kamu standar saja diberikan Pak Aro?" Kennan mengangguk.
Dia menghela napas lesu lalu menatap Hera sendu. "Pak Aro kasih Kennan nilai B kak, itu bagus karena bukan nilai dibawah B tapi tetap saja itu nilai B pertama yang Kennan terima." adunya manja tanpa sadar.
Hera terkekeh pelan, manis sekali, Kennan tak sadar ya? Dia bermanja begitu di depan mahasiswa yang berlalu lalang kaget.
Kaget, mereka tak tau hubungan Kennan dan Hera itu apa sampai keduanya terlihat dekat.
Aura Kennan yang biasanya datar dan begitu dominan kini terasa hangat dan soft, wajahnya pun lebih cerah ber ekspresi.
Karena semua orang tau, Kennan ini adalah salah satu cowok cuek yang terkenal di kampus.
Tapi ini? Dia tersenyum dan terdengar manja berhadapan dengan Hera, ada konspirasi apa ini.
Hera mencubit pelan pipi Kennan.
"Jangan sedih yah, itu sudah bagus, beasiswa kamu aman kalau B kan?"
"Heem."
"Bersyukur ya Kennan, Pak Aro itu sulit dibujuk dan itu suatu keberuntungan Pak Aro mau memberi keringanan."
Kennan mengangguk, dia menatap Hera lekat, rasanya debar di dada Kennan semakin berirama saat Hera tersenyum.
Saat mata Hera menatap Kennan dan bukan yang lain.
"Saya mau pulang Kennan, berarti tugas kamu sudah aman kan?"
"Sudah kak, terima kasih karena sudah mau membantu Kennan semalam."
"Tak apa, lain kali jangan telat di kelas Pak Aro."
"Iya Kak."
"Baiklah saya pamit ya, Assalamualaikum."
"Waalaikum sallam."
Kennan menatap punggung Hera yang mulai menjauh, dia merasa sedih menyadari jika kini Hera tak akan membantunya lagi.
Karena Hera dekat dengannya karena tugas kan, jadi tugasnya sudah selesai dan kedekatan mereka akan merenggang setelah ini.
"Hahh, bunda tau gak ya kenapa aku kaya gini." Bunda pasti tau Ken, bundamu pernah muda soalnya.
Jadi setelah ini dia mau pulang dan bertanya pada bunda tersayangnya itu.
🗯Bersambung🗯
KAMU SEDANG MEMBACA
Softie Kennan [End]
RomanceSatu hal yang terjadi pada si Ketua Himpunan idaman banyak gadis itu saat menangis adalah? Apa itu? Ya! Kulit nya akan menjadi lebih sensitif dari biasanya, Kennan Asgar namanya, Ketua Himpunan Jurusan, Mahasiswa Semester 4 yang memiliki paras menaw...