Aura diumur yang ke 6 tahun, dia seolah sudah bisa meng klaim seseorang sebagai miliknya, ya siapa lagi kalau bukan Ditya yang dia klaim.
Bocah cantik berambut agak kecoklatan itu menatap Ditya yang menangis sesenggukan di taman depan rumah, Aura lagi main ke rumah Ditya dan Atya.
Dan tadi Aura ngeliat Ditya lagi main sama kelinci putih, karena Aura gak suka ngeliatnya, jadi Aura timpuk kelinci itu pake batu dan berakhir mati.
Ditya tentu nangis kejer sambil meluk kelinci kesayangannya.
"Ita itu kan milik Aura, jadi jangan main sama yang lain." ujar Aura kesal.
Ditya masih menangis, dia bangkit lalu berlari meninggalkan Aura.
"ITA GAK MAU TEMENAN SAMA AURA LAGI! AURA JAHAT!" jeritnya kemudian masuk ke rumah.
Aura hanya menaikan sebelah alisnya, terus terkekeh pelan, dia berjalan meninggalkan halaman rumah Ditya dengan tenang.
"Cuma karena kelinci doang, Ita sampai gak mau temenan sama Aura lagi." gumam Aura sambil masuk ke dalam rumahnya.
Di ruang tamu ada Mami Hera yang lagi ngelus rambut Papi Kennan, melihat putri semata wayang mereka pulang keduanya langsung menyambut.
"Kesayangan Papi udah selesai main?" tanya Kennan lembut.
Aura mengangguk, dia naik ke sofa lalu menggeser kepala papi nya dari paha sang Mami, lalu Aura memeluk Mami Hera erat.
"Mami, kita liburan ke rumah Kakek yuk, Aura kangen sama kakek." pinta Aura dengan tatapan memelas.
Hera tertawa pelan, anaknya ini, mata memelasnya mirip banget sama Kennan.
"Oke-oke, kita pergi ke rumah Kakek di Indonesia hari ini, Ken, pesenin tiket pesawat."
"Udah sayang."
"Nah, ayo kita berangkat!"
Aura sengaja meminta hal itu, dia ingin Ditya merindukannya dengan cara pergi ke rumah Kakek untuk seminggu, pasti nanti Ditya kecarian dirinya.
.....
Dan benar saja rencana Aura, Ditya sudah 3 hari terus datang ke rumah Aura dan mengetuk rumahnya, tapi tak ada yang keluar.
"Aura..Ita minta maaf udah marah sama Aura..ayo main lagi sama Ita.." lirih Ditya bergetar.
Bawah matanya memerah, bibirnya melengkung sedih, sudah 3 hari Ditya tak melihat Aura.
Dia merindukan gadis kecil itu.
"Aura ayo keluar..hiks..Ita mau main sama kamu.."
Atya yang turut ikut menemani sang saudara hanya bisa diam saja, kasihan sekali.
"Kayanya Aura pindah deh." celetuk Atya tanpa perasaan berdosa.
Ucapannya membuat Ditya makin nangis kejer, Ditya lari pulang ke rumah sambil manggil sang Bunda.
"HUAAAAAA BUNDAAAAAAA! Hiks..AURA PERGI NINGGALIN ITAAAAAAAAAAAA!"
Atya hanya terkikik melihat saudaranya menangis kuat seperti itu, lucu sekali kalau Ditya menangis.
Dan selama sisa 3 hari kedepannya Ditya sakit, dia demam dan terus menangis meracaukan nama Aura.
"Hiks..mau Aura..hiks..Bundaaa kapan Aura datang jenguk Ita.."
Anya hanya diam mengganti kompresan, dia tak tau harus berbuat apa karena dia sudah nge chat Hera, katanya sih nanti malam mereka sampai ke rumah, tapi ini sudah jam 9 malam, keluarga Hera belum juga sampai.
"Bunda ih! Hiks..Ita tanya gak dijawab.."
"Bunda gak tau sayang, tapi kayanya bentar lagi deh."
Ditya mengeraskan tangisannya, dia mau Aura! Mau main sama gadis kecil itu lagi.
Tok tok.
"Masuk."
Kriet.
"Assalamualaikum, Tante Anya, Aura datang bawa rantangan jengkol dari Jakarta, pesenan Tante." gadis berpipi chubby itu masuk dengan rantangan ditangannya.
Ditya yang mendengar suara sang pujaan hati langsung bangun, dia melompat turun dari kasur dan memeluk Aura erat.
Anya lebih dulu menyelamatkan rantangan jengkol itu, lalu pergi membiarkan dua anak itu berpelukan.
"AURA KENAPA NINGGALIN ITAAA! hiks..ITA GAK MAU DITINGGAL AURA PERGIII HUAAAAAAAA!"
Aura tak menjawab, dia hanya membalas pelukan Ditya sambil tersenyum miring.
Bener kan, Ditya merindukannya, pasti Ditya nantinya tak akan pernah bisa lepas dan jauh dari Aura.
Aura yakin itu.
🗯Bersambung🗯
KAMU SEDANG MEMBACA
Softie Kennan [End]
Lãng mạnSatu hal yang terjadi pada si Ketua Himpunan idaman banyak gadis itu saat menangis adalah? Apa itu? Ya! Kulit nya akan menjadi lebih sensitif dari biasanya, Kennan Asgar namanya, Ketua Himpunan Jurusan, Mahasiswa Semester 4 yang memiliki paras menaw...