🗯HK-16🗯

9.7K 1.1K 44
                                    

250 vote 70 komen gas🏃

Jangan pelit-pelit vote ya🏃

><

Seulas senyum bahagia terlihat diwajah Kennan, hari ini dia membuatkan Hera makanan yang enak.

"Rapat selesai, kita adakan rapat lagi minggu depan." ujar Kennan semangat, dia membereskan kertas bahan rapat lalu memasukan ke dalam tas.

Beberapa orang yang ikut rapat bisa melihat perubahan besar pada Kennan, setelah dia jadian sama Hera, Kennan terlihat lebih hidup.

Lebih banyak ekspresi lagi, sering tersenyum dan auranya tak sekelam dulu.

"Ken, lo tau Ayra kemana?" tanya Tyas, teman Ayra yang hanya teman sih, tak ada kata teman dekat.

Kennan mengedikan bahunya tak acuh. "Mana tau gue, kenapa nanya gue sih." ketus Kennan sebal.

"Santai dong, gue kan tanya mana tau lo tau, secara Ayra kan suka sama lo, mungkin lo tau." sewot Tyas.

"Dih, suka dia sama gue juga gak perduli, perasaan dia bukan urusan gue."

"Gila lo! Gak punya hati!"

"Lo yang gila! Dia mau suka sama gue ya bukan urusan gue!"

"Setidaknya lo hargai perasaan dia!"

Tawa sinis Kennan berikan, dia menatap Tyas remeh dan angkuh.

"Dengan gue ramah sama dia, dan malah ngebuat dia berharap sama gue? Ribet! Gak usah atur-atur gue!"

Tyas menggeram emosi. "GUE SUMPAHIN LO DITINGGAL SAMA KAK HERA! BIAR LO TAU RASA SAKITNYA KAYA GIMANA!" jeritan Tyas membuat mereka diam.

Termasuk Kennan yang merasa jantungnya sempat berhenti sejenak, dia menatap Tyas penuh emosi yang tak terkendali.

"Lo udah gak waras Tyas, lo nyumpahin gue karena gak perduli sama perasaan teman lo, waras lo begitu? Hahahaha."

Kennan keluar setelah mengatakan hal itu, dia merasa ketakutan akan kehilangan Hera semakin besar.

Angga melihat itu hanya bisa menggeleng tak habis pikir.

Ribet banget urusan mereka, benar kata Kennan, dengan ramah pada perasaan Ayra, malah membuat gadis itu berharap bukan?

Lebih baik dari awal Kennan menolak dan tak memperdulikan perasaan Ayra, dia tak mau berurusan dengan perasaan orang.

Itu ribet dan sangat membuang waktu untuknya.

Di koridor, Kennan berlari mencari keberadaan Hera, pasalnya kalau sudah ketakutan seperti ini, dia perlu melihat Hera.

Perlu memeluk Hera dan meyakinkan diri bahwa Hera tak akan meninggalkannya seperti apa yang Tyas katakan.

"Enggak, Kak Hera gak bakal ninggalin aku, enggak, Kak Hera sayang sama aku..enggak..hiks..Kak Hera gak bakal pergi." Kennan meracau panik.

Sial, dia harus mencari kemana-

"HERA!" terkejut satu koridor dibuat teriakan berat Kennan, pria itu terengah-engah dengan air mata mengalir dipipinya.

Hera baru saja keluar dari kelasnya, suasana koridor di gedung C jurusan ilmu kehutanan itu ramai, jadi banyak orang melihat tingkah Kennan.

"Kennan, kenapa baby?" Kennan menubruk Hera dengan kuat, menangis pilu diceruk leher gadisnya.

"Huaaaa takuuutt..hiks..kamu gak boleh pergi ninggalin aku! Gak boleh..hiks huaaaaaaa."

"Eeeh udah jangan nangis, gak malu diliatin sama yang lain?"

"Enggak! Kamu gak boleh tinggalin aaakuuuuu!!"

"Iyaaaa gak ada yang ninggalin kamu cintaaaaaa."

Benar ketakutan ini seolah lebih nyata dan lebih menakutkan, Kennan takut, membayangkan tidak ada lagi Hera dihidupnya.

Hera sendiri hanya mampu menenangkan Kennan, bagaimana ya kalau sampai Kennan tau bahwa Hera tak akan lama lagi di dunia.

Apa..Kennan akan menangis seperti ini? Atau malah biasa saja.

Atau..malah gila? Hahaha opsi terakhir tak akan terjadi, mana mungkin Kennan sampai depresi hanya karena kepergian Hera.

"Sudah, jangan nangis ya, aku gak kemana-mana kok," untuk sekarang.

Kennan mengangguk, dia melepas pelukannya dan menatap Hera pilu, pelan Hera menyeka air mata Kennan dan mencium pipinya.

"Hiks..umhh..hiks..aw!" Hera gemas!

Dia menggigit pipi Kennan penuh, Kennan merengek merasakan sakit dipipinya. "Sakiiiit."

"Gemas banget!"

"Hiks..peluk! Hueeee peluuuk!"

"Sini cintaku."

Kennan kembali memeluk Hera lagi, sedalam apa Kennan sudah jatuh ke pelukan Hera, sedalam apa perasaan Kennan pada Hera.

Sangat dalam, sampai 1 hari tak bertemu Hera bisa membuat Kennan uring-uringan gak jelas. Tak mendengar mendengar suara Hera bisa membuat Kennan berpikiran buruk selalu.

Berpikir Hera mencari yang lain, Hera bosan padanya, Hera tak menyukai nya lagi, Hera bahagia bersama cowok lain.

Semua pikiran buruk yang selalu membuat Kennan kalut sendiri, dia tak bisa mengatur pemikiran buruknya sendiri.

Dan itu akan berujung tangisan sampai Kennan tertidur lelap di kamarnya sampai pagi.

🗯Bersambung🗯

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang