🗯HK-08🗯

15.2K 1.7K 85
                                    

Halooo, mari vote untuk kelangsungan cerita ini🏃

200 vote dan 100 komen gas🏃

><

Demam, iya benar.

Kennan demam setelah hampir 3 jam menangis di taman belakang sendirian, dia pulang jam 6 sore, disaat kampus sudah sepi.

Rasanya kepalanya pusing, napasnya juga memburu ditambah ruam-ruam merah ditubuhnya.

Karena dia menangis terlalu lama, gatal-gatal dan ruam menghampirinya, memang pada dasarnya Kennan ini anak yang mudah sakit.

"Hiks..gatel bundaaa..hiks..gatel banget badan Kennan..kepala Kennan juga pusing." rengek Kennan lirih, dia memeluk boneka larva kuningnya erat.

Avia sudah memberikannya bye-bye fever dan obat, tapi demam Kennan tak kunjung reda.

"Bobok aja ya, nanti badannya bunda kasih bedak gatal biar gak teras lagi."

"Hiks..bunda.."

"Kenapa Kennan?"

"Kak Hera bunda..hiks.."

"Ada apa dengan mbak cantik kamu itu?"

Kennan membuka matanya dengan susah payah, rasanya mata Kennan itu lengket dan panas juga, dia menatap lirih Avia.

Sesenggukannya masih terasa, Kennan membenamkan wajahnya pada boneka larva dan menangis lagi.

"Kak Hera gak mau deket sama Kennan lagi..hiks..Kennan gak mau Kak Hera jauhin Kennan..a-apa karena Kennan udah gak menarik lagi? Kennan udah gak ganteng lagi yah?"

Avia menggigit bibirnya gemas, kenapa kepekaan Avia tak diturunkan pada Kennan sih, kenapa pula ketidak pekaan suaminya itu menurun pada putra tunggal mereka.

"Kamu pasti ada bilang sesuatu yang buat Hera gak mau deket kamu lagi."

"Enggak adaaa hiks..Kennan gak bilang apa-apa.."

"Jujur eh."

Tubuh Kennan bergerak kesal, dia menendang selimut larva kuning itu dan menangis lagi lebih kuat.

"KENNAN GAK SERIUS BILANG SOAL PACAR..hiks..KAK HERA GAK MAU DEKET SAMA KENNAN KARENA KATANYA NANTI DILABRAK PACAR KENNAN! Hiks..padahal Kennan gak ada pacar.."

Avia ber oh ria, dia menepuk pelan pantat Kennan dan menenangkannya, kasihan kalau dibiarkan terus menangis.

"Kamu tertarik sama Hera?"

"Enggak!"

"Terus kenapa marah kalau Hera gak mau deket kamu lagi?"

Kennan tak bisa menjawab, dia melirih lagi dalam tangisan, rasanya sakit sekali, dia bingung harus menjawab bagaimana.

"K-kennan..hiks.."

"Udah gak usah denial lagi, kamu itu suka sama Hera, kamu tertarik sama dia, jadi nanti kalau udah sehat bilang sama Hera kalau kamu suka dia, biar Hera gak diambil orang."

Kennan tak menjawab, haruskah? Tapi Kennan malu, masa baru dibantu 2 hari saja dia langsung suka sih.

"Perasaan gak bisa ditebak Kennan, seorang pria terkadang jatuh cinta dengan cepat, tapi sulit mempertahankan rasa cinta itu, berbeda dengan wanita yang jatuh cinta butuh proses namun perasaannya bakal bertahan lebih lama,"

"Jadi kalau kamu yakin beneran suka sama Hera, pastikan kamu gak berpaling setelah mendapatkannya."

Kennan mengangguk, benar, Kennan jatuh cinta pada Hera dihari Hera membantunya itu.

Dia jatuh cinta pada cara Hera bicara dan tersenyum pada Kennan, dia jatuh hati dengan pandangan mata Hera yang selalu berbinar pada Kennan.

Kennan merasa mendapat ketenangan dan nyaman di dekat Hera, seperti dia dekat dengan Bunda nya sendiri.

Kennan bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Hera, manja, menangis, merengek, dan Hera tak merasa ilfil sama sekali.

Dan juga Hera suka pada pipinya ini, jadi..Kennan bisa memikirkan lagi perasaannya.

Seperti yang bunda nya katakan.

....

Hera tak masuk kuliah selama 3 hari ini, pasalnya Hera harus ke rumah sakit untuk check up kesehatan seperti biasanya.

Hanya check kesehatan kok, tidak lebih dari itu.

Jadi setelah libur 3 hari, Hera masuk kembali ke kampus.

"Hera, ini buat kamu." Hera menatap sebucket bunga dan beberapa kotak pocky yang dibentuk menjadi love.

Dari teman satu jurusannya, nama temannya itu Adli, pria berwajah tampan campuran Amerika dan jawa.

Bisa dibilang Adli itu dinobatkan sebagai mahasiswa yang paling diincar setelah Kennan.

Karena Adli juga dikenal ramah pada siapapun, jadi penggemarnya banyak.

Dan hari ini mereka melihat Adli memberikan pocky love untuk Hera dan juga bunga, apa ini pernyataan cinta?

"Apa ini sogokan?" tanya Hera dengan senyum miringnya yang seksi, Adli menahan senyum lebarnya, dia terkekeh pelan.

"Enggak, jadi ibu ku semalam beli bunga, dan kebanyakan, terus aku ambil satu lalu kuberikan padamu, untuk pocky ini aku hanya iseng saja membentuk-bentuknya."

Hera ber oh ria, dia menerima pemberian Adli dan mengulas senyum tipis andalannya.

"Makasih ya, sepupu." Adli mengerucutkan bibirnya kesal, dia merangkul bahu Hera dan mengusap rambutnya gemas.

Yah siapapun pasti tau hubungan keduanya, mereka taunya Hera dan Adli adalah sahabat, tak ada yang tau kalau mereka tuh sepupuan.

Pemandangan tadi tak hanya dilihat beberapa teman satu jurusan mereka, tapi seseorang dari jurusan Teknik bangunan juga melihatnya.

"Kak Hera." Hera menoleh ke sumber suara, itu Kennan.

Hari ini dia mengenakan hodie oversize berwarna biru gelap dan celana panjang hitam, tak lupa kacamata minus nya.

Hera melihat bekas kemerahan dileher Kennan, apa alerginya kambuh?

"Ada apa Kennan?" tanya Hera tenang.

Kennan menunduk pelan, dia menggapai tangan Hera dan menggenggamnya erat.

"Mau ikut Kennan sebentar gak?"

Asik, tontonan baru nih, dan juga gosip hangat yang bakal tersebar luas ke penjuru kampus.

Ketua Himpunan mendekati Asisten Dosen favorite yang sedang bersama primadona kampus.

Headline yang cocok untuk menjadi berita hari ini.

🗯Bersambung🗯

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang