🗯HK-05🗯

20.1K 1.9K 134
                                    

Halo, tolong votenya dong, diakhir setelah kalian baca pun gak masalah, gak ada lagi alasannya 'Keenakan baca jadi lupa vote' gak mungkin lupa, diakhir selesai baca bisa langsung tekan vote sebelum keluar cerita.

200 vote 100 komen gas🏃

><

Apa yang merasuki Kennan semalam? Kenapa dia bertingkah kekanakan hanya karena masalah ngantuk yang melandanya?

Rasanya hari ini Kennan malu sekali untuk bertemu pandang dengan Hera.

"Cie yang semalam habis dianter sama cewek, cantik loh, bunda lihat dia nampaknya mandiri gitu."

Kennan menunduk dengan wajah memerah, pagi ini mereka sarapan bersama seperti biasa, ayahnya akan berangkat kerja jam 8.

Sementara bundanya juga bakal keliling jualan kue jam 9, Kennan memainkan sendok ditangannya, mengalihkan rasa gugup dan malunya.

"Bunda ih! Ken itu cuma dibantu ngerjain tugas, bukan kencan." rengeknya tak terima, dia kan bakalan ngerasa canggung kalau malah berpikiran lain.

Kenyataannya dia hanya dibantu tugas, Hera membantunya karena dia Asdos, jadi itu seperti bukan hal yang istimewa.

Mengingat fakta itu, Kennan sedikit merasa nyeri di dadanya, kenapa ya? Seolah dia itu tidak terima akan kenyataan Hera mau membantunya karena Hera itu Asdos.

"Hahaha iya maaf, bunda bercanda doang."

"Huh, gak mau bestie an sama bunda, huh!"

"Hahaha jangan ngambek nak."

"Kennan, kamu itu laki-laki, jangan apa-apa ngambekan gitu." Kennan menatap ayahnya yang hanya menatapnya datar.

Wajah Kennan muram, dia menunduk pelan. Avia yang melihat putra tunggal kesayangannya itu sedih akibat ucapan Mario, sontak menepuk pundak Mario.

"Heh! Terserah Kennan dong, jangan batesin dia dalam ber ekspresi, aku gak mau Kennan tuh jadi datar kek kamu ya." omel Avia.

"Tapi sayang, aku tuh ngajarin dia supaya lakik!"

"Kamu kira anak kita banci!?"

"Enggak gitu Avia."

"Halah kamu tuh, biarkan Kennan ber ekspresi sesuka dia, kita sebagai orang tua tuh gak berhak membatasi kebebasan Kennan untuk meluapkan emosi dan ekspresinya, biarkan dia bebas atas dirinya."

Kennan menatap Avia penuh haru, dia senang punya seorang bunda seperti Avia, yang membebaskan anaknya dalam ber ekspresi.

Karena, kebanyakan orang tua mungkin akan membatasi anak laki-laki mereka akan emosi.

Seperti "kamu itu anak cowok, masa gini aja nangis sih, cengeng banget."

"Kamu itu laki-laki, gak boleh ngambek begitu ah, masa gitu doang gabisa."

Lelah membahas perihal budaya patriaki disini, abaikan sajalah, tak akan ada habisanya jika itu saja yang mau dibahas.

Pagi ini Kennan dijemput Hera, tapi nanti dia bakal turun di tempat lain, kata Hera semalam motor Kennan ada di rumah pembantu Hera yang tak jauh dari kampus.

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang