🗯HK-03🗯

21K 2.2K 294
                                    

Ayo vote, mau diakhir setelah selesai baca juga gak masalah asalkan tetap vote.

200 vote 100 komen gas🏃

><

Langkah kaki Kennan yang baru turun dari motor terdengar, dia dengan tergesa masuk ke dalam rumah mencari bunda tersayangnya.

"Assalamualaikum, Bundaaaaa, Bundaaaaaaa." panggil Kennan tergesa.

Dia meletakan tas, helm dan sepatu ditempatnya, lalu berlari pelan menuju dapur rumah.

"Ayah, bunda mana?" tanya Kennan setelah tak mendapati Bunda nya di dapur, ayahnya, MarioAsgar namanya, sedang duduk dikursi makan dengan kopi di depannya.

Mario mendongak mengalihkan pandangan dari TTS ditangannya.

"Bunda ada dibelakang, lagi angkat jemuran." jawabnya.

Kennan langsung berlari ke arah belakang rumah, tempat dimana mereka menjemur pakaian setiap harinya.

Akhirnya Bunda yang Kennan cari ketemu, wanita 44 tahun dengan wajah manis itu tampak sibuk mengangkat jemuran dan melipatnya langsung ditempat, lalu meletakannya di keranjang baju.

"Bunda! Bunda cayangnya Kennaaaan, Bundaaa Kennan mau tanyaaaaaa." pekik Kennan semangat, dia seolah melupakan perihal nilai D itu.

Dia lebih penasaran pada reaksi tubuhnya saat tadi disentuh Kak Hera.

Avia, Bunda Kennan kini menatap putra kesayangannya lembut.

"Kenapa sayangnya Bunda? Mau tanya apa nak?" Kennan meraih tangan Avia terlebih dahulu untuk salim, lalu mencium pipi Avia kanan kirinya.

Kennan agak ragu untuk bertanya, tapi dia beneran penasaran.

"Bunda, Kennan mau tanya."

"Tanya apa?"

"Bunda kan tau, kalau Kennan ini alergi nangis, kalau Kennan nangis nanti kulit Ken bakal gatal-gatal dan merah kan."

"Iya nak, tadi kamu nangis ya? Itu muka kamu ada ruam-ruamnya sedikit."

Kennan mengangguk pelan. "Jadi tadi Kennan ada masalah di kampus, terus Kennan nangis di belakang kampus, lalu ada cewek cantik-"

"Pacar kamu?"

Kennan langsung menggeleng ribut, wajahnya yang tadi sudah merah kian merona saat sadat dia barusan memuji Hera cantik.

"Bukan Bunda, cewek itu katingnya Kennan, nah jadi pas Kennan nangis dia datang, dia pegang tangan Kennan, terus Bunda.."

"Terus?"

Lidah Kennan kelu, seolah susah untuk mengatakan kalimat selanjutnya, antara dia malu atau ragu.

"Eum..terus.."

"Terus kenapa nak?"

Bibir Kennan bergetar pelan, dia menunduk malu, tangannya memilin tali hodie yang dia pakai.

"Terus..rasanya jantung Kennan tuh debar banget Bunda..rasanya Kennan kaya mau ngeluarin suara gitu."

Avia mengerjab pelan, dia tak paham maksud anaknya ini apa.

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang