🗯HK-22🗯

7.9K 903 19
                                    

Tujuan pertama mereka adalah bioskop, mereka menonton film The Doll 3 dulu sebelum belanja kebutuhan Cimi dan Mici.

"Film nya serem gak sih?" tanya Kennan yang kini sedang merangkul pinggang Hera lembut.

Hera mengedikan bahunya.

"Dari trailernya, ini lebih ke thriller sih, soalnya banyak adegan bunuh-bunuhan." gumam Hera yang sedang asik mengunyel pipi Kennan.

Mereka menunggu sebentar, karena studio mereka dibuka sekitar 20 menit lagi, mereka juga sudah membeli popcorn dan minuman.

"Kalau takut nanti peluk aku aja." celetuk Kennan seraya mencium pipi Hera.

"Kamu kali yang takut."

"Ih, mana ada begitu."

Rengutan dibibir Kennan lucu, membuat Hera gemas dan dengan sengaja menepuk pelan bibir Kennan.

"Jangan gemes-gemes ah, gak tahan aku."

"Kamu juga gemesin!"

"Aku tuh cantik gak gemesin."

"Iya bener, Hera-ku memang yang paling cantik dimata ku."

Hera jadi malu, kedua pipinya sampai merona dibuat ucapan Kennan, mereka bahkan tak memperdulikan tatapan dari pengunjung lainnya.

Hera membiarkan Kennan mendominasi nya jika dimuka umum, karena saat berdua saja bersama Hera, posisi akan bertukar.

"Lama banget sih." keluh Kennan.

"Sabar bayi kecil, sebentar lagi loh."

"Hera aku mau tanya."

"Tanya apa?"

"Gini, misalkan kita gak bakal sama-sama, itu gimana?"

Pertanyaan yang ambigus tanpa ada subjectivitas yang pasti, Hera menggeleng pelan lalu menyentil dahi Kennan.

"Aku gak tau Kennan, untuk apa kita memikirkan hal yang belum terjadi, kenapa tidak nikmati saja apa yang sedang terjadi." ungkap Hera lembut.

Kennan terdiam, benar juga, dengan gemas dia mendusel dileher Hera, dia kan baper jadinya.

....

2 jam setelahnya, film selesai, Kennan dan Hera keluar dari studio tempat mereka menonton tadi.

Keadaan Kennan cukup miris, air mata yang mengalir ditambah kaki yang bergetar.

Dia sedih, karena ending film itu walau terbilang realistis, namun sangat menyedihkan bagi Kennan.

"K-kasian si Gian nya..hiks.."

"Ya itu udah resiko nya, resiko kenapa Katara manggil si Gian."

Kennan lupa perannya untuk mendominasi saat diluar, dia memeluk lengan Hera dan merengek.

Hera tak masalah, dia merangkul bahu Kennan lalu mengajaknya mencari makanan, biar mood Kennan bagus lagi.

Bisa Hera katakan film itu lumayan bagus, ditambah bonekanya terlihat hidup, apalagi mata boneka bobby itu menakutkan.

Hera agak takut saat diakhir film, saat Katara bicara pada Gian untuk yang terakhir kalinya, wajah boneka Bobby kan disorot penuh sehingga Hera bisa melihat mata boneka itu dengan jelas.

Sangat menyeramkan, mirip manusia sungguhan.

Mereka berjalan menuju salah satu restoran yang bertuliskan all you can eat.

"Makan disini mau? Kamu kan makannya banyak, lihat pipinya makin tembem."

"Ih? Kakak ngejek!?"

"Enggak cintaku, aku gemas banget sama kamu sekarang, gemuk, enak dipeluk, apalagi pipi kamu kaya mochi, enak digigit."

"Hish! Sakit pipi Kennan digigit mulu!"

"Daripad aku gigit pipi cowok lain."

"Ih gaboleh!"

Tawa Hera pecah seketika, melihat wajah melas Kennan itu sangat menghibur dan lucu, Hera jadi semakin bahagia dibuatnya.

Mereka masuk ke dalam, mulai mengambil makanan yang bisa mereka habiskan dalam waktu 90 menit.

Sebenarnya Hera mau ajak Kennan makan di restoran lain, tapi tadi Kennan bersikeras bahwa dialah yang akan membayar.

Karena Hera tak mau memberatkan kekasihnya itu, makannya Hera mengajak makan disini saja, murah dan tentunya menu disana banyak.

Hera diam sejenak saat melihat Kennan berjalan didepannya, sedang memilah makanan mana yang mau dia makan.

Senyuman Kennan seolah menular pada Hera, gadis itu tersenyum, bahagia nya Kennan adalah bahagianya Hera.

Selama Kennan bahagia, maka Hera juga akan bahagia.

"Beruntung wanita yang menikah denganmu nanti.." bisik Hera lirih.

Yah, dan Hera harap wanita itu nantinya tak akan menyakiti hati lembut Kennan.

Hera tak akan biarkan itu terjadi, Kennan terlalu lembut, hatinya mudah hancur.

Dan Hera berharap, Kennan akan melupakan Hera saat dirinya pergi, belajar dari Film yang mereka tonton tadi.

Ikhlas menerima kepergian seseorang lebih baik ketimbang terus merindukannya, itu hanya akan membuatnya semua runyam.

Seperti yang Katara lakukan karena merindukan Gian, dia sampai melakukan hal buruk, dan membuat banyak korban berjatuhan.

🗯Bersambung🗯

Katara dan Gian itu pemain dari film The Doll 3.

Softie Kennan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang