39. Nadia - Fairy Godmother's Misery

20 3 0
                                    

Berkilas balik tentang bagaimana hidupku selama ini, aku menyadari bahwa aku tak pernah berhasil menjalin kedekatan erat dengan orang lain.

Dalam hubungan romansa, semuanya kacau-balau. Mark menyulitkan, bahkan sempat memperkosaku. Ezra mencampakkanku. Lalu, Arion memukul dan mengumpatiku.

Kacau sekali, kan, kisah cintaku?

Selaras dengan hubungan romansa, hubungan dengan keluargaku pun tidak terlalu membanggakan untuk diceritakan. Kendati aku anak tunggal, orang tuaku tidak menganggapku harta paling berharga yang mereka punya.

.
"Mama. Jalan-jalan, yuk! Sama Papa juga. Jalan-jalan bertiga sambil makan es krim, sama beli mainan."

"Mama lagi ada kerjaan, Sayang. Kamu jalan-jalan sama temen-temen kamu aja, ya? Nih! Mama kasih uangnya. Sekalian buat traktir temen-temen kamu juga biar mereka seneng."

.
"Papa! Temen Nadia ada yang ulang tahun. Bagusnya kasih kado apa ya, Pa? Yang sekiranya bakal berkesan banget gitu, Pa."

"Kasih aja barang yang mahal, Nak. Mereka pasti suka. Dan pastinya bakal berkesan."

.
"Mama. Itu paket isinya boneka gede buat Nadia? Nadia kan pengennya beli boneka di mall bareng-bareng sama Mama-Papa?"

"Iya. Itu buat Nadia. Itu lebih bagus daripada boneka yang dijual di mall-mall, Sayang. Diimpor langsung dari Korea, lho. Boneka yang di mall sih jelek, gampang kempes dan berbulu. Yang ini sih nggak. Harganya aja mahal banget."

.
"Papa. Masa tadi di sekolah, Brian nyandungin kaki Nadia pas Nadia lagi jalan! Sampai Nadia jatoh, Pa! Lutut Nadia kan jadi sakit. Papa marahin Brian dong!"

"Brian anaknya Pak Tama anggota DPR itu? Ooh. Itu dia mau ngajakin kamu bercanda aja. Dia pasti nggak sengaja. Udah! Kamu nggak usah kesel sama Brian, ya. Brian itu anak baik. Papa dan Mamanya aja baik, pasti anaknya baik juga. Sini Papa liat kaki kamu! Sakitnya di sebelah mana?"

.
"Mama. Tadi di sekolah, Gilang nyolek-nyolek kuncir rambut Nadia pake pulpen. Iseng banget, kan? Katanya, Nadia kayak Sailor Moon. Padahal Sailor Moon kan rambutnya kuning ya, Ma. Sedangkan Nadia rambutnya hitam."

"Mama-Papanya Gilang kerja apa, Nak?"

"Uhmm... Papanya Gilang udah jadi bintang di langit. Kalau Mamanya, jadi pengusaha cilok di terminal."

"Kamu kalau kesel rambutnya dicolek-colek Gilang, marahin aja! Bilang kalau kamu nggak suka digituin. Biar dia nggak berani gangguin kamu lagi! Kamu juga jangan main sama dia. Main aja sama Angel, Deborah, Alexa, Queenzie, atau Brian. Kalau yang kayak Gilang gitu nggak usah ditemenin. Dia cuman deketin kamu karena pengen sering ditraktir aja, bukan karena pengen jadi temen kamu."
.

Sudah melihat benang merahnya?

Tentu saja kedua orang tuaku menyayangiku. Hal itu tidak perlu diragukan lagi. But the thing is, mereka seakan mengajariku bahwa uang dan kekuasaan adalah segalanya.

Dan secara implisit mereka memberitahuku, bahwa posisi uang dan kekuasaan ada di atas posisiku, padahal aku tak lain dan tak bukan adalah anak kandung satu-satunya mereka.

Apa yang terjadi saat aku kelas 3 SMA adalah salah satu buktinya. Sekarang pun, bukti jadi semakin jelas.

Kedua orang tuaku lebih mendengarkan Arion daripada aku, karena dia adalah anak orang 'berpengaruh', jauh lebih 'berpengaruh' dari mereka. Walaupun aku anak mereka, tak mau repot mereka khawatir dan mengkonfirmasi kebenaran dari sudut pandangku dulu.

Mereka percaya saja bahwa yang Arion lakukan, yaitu membawaku pergi ke Jakarta, adalah demi kebaikan bersama. Percaya bahwa lelaki itu bisa menjagaku dengan baik di luar radar mereka.

FLY TO YOU || (LHC) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang