49. Special Chapter : Mark - Neither Heaven

30 3 0
                                    

Warning : 🦋🦋🦋

Udah pada gede kan yaa?

------
.
.
.
.
.

"Oh? Mommy? Kok kemari nggak bilang-bilang?"

"Mommy pengen ngobrol sama kamu, tapi kamu kayaknya sibuk banget. Weekend pun kamu nggak pulang ke Jakarta. Lagi sibuk apa di sini?"

Aku tersenyum saja, merasa tak perlu menjawab pertanyaan itu. "Ayo masuk, Mom!"

Kubuka pintu apartemenku lebih lebar untuk mempersilakan Mommy masuk. Beliau pun berjalan santai, lalu duduk di sofa.

"Mommy sengaja dateng pagi-pagi, karena berpikir kamu ada kegiatan lain kalo siangan."

Tentu saja. Pada hari Sabtu ini, aku ingin bertemu dengan Nadia. Mungkin jalan-jalan ke tempat bagus, makan-makan, menonton film, dan yang lainnya. Singkat kata, hari ini kami akan berkencan.

"Mau ngobrolin apa, Mom? Sampai rela nyamperin aku ke Bandung?" ucapku setelah mendaratkan diri di sofa juga.

Mommy melepas kacamata mirror-nya, melipat benda itu rapi, lalu menyalipkan di saku bagian dalam long coat-nya. "Well... Mommy ingin tahu. Bagaimana hubungan kamu dengan Nadia?"

"We're doing fine."

"Apa kalian pacaran?"

"Semacam itu."

Mommy menaikkan satu alisnya. "Apa itu hanya klaim sepihak dari kamu?"

"She knows I love her, Mom. Nggak ada alasan Nadia nolak aku."

"Bagaimana kalau Nadia ternyata nolak kamu?"

"Nggak mungkin."

"Bagaimana kalau apa yang kamu sebut nggak mungkin itu benar terjadi? Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" Tatapan Mommy menajam. "Kamu akan menggunakan cara licik macam apa lagi untuk mendapatkan dia?"

Aku tercenung beberapa saat, lalu mengalihkan pandangan ke sembarang arah.

Aish! Sial! Apa aku ketahuan? Sudah sejauh mana yang diketahui Mommy?

"Mommy tahu segalanya, Mark," pungkas beliau yakin, membuatku kembali melihat ke arahnya. "Mommy tahu apa saja yang udah kamu lakuin ke Nadia dan Arion."

"Mom. Aku nggak jahat ke mereka. Mereka sedari awal udah toxic, dan memang sebaiknya hubungan mereka berakhir. Aku hanya membantu Nadia terbebas dari hubungan toxic itu."

"Dengan cara menjebak dan memperkosa dia?"

"Mom!" Nadaku refleks meninggi. "Apa yang kami lakukan di malam itu adalah mutual! She enjoyed it too."

"But you did it without consent, Mark. Nadia udah memperingatkan kamu berkali-kali, tapi kamu nggak peduli. Kamu nggak mendengarkan dia. Dia bahkan ketakutan sampai pingsan di kamar mandi. Dia benci kelakuan kamu, tapi karena kamu selama ini bersikap baik ke dia, dia jadi kebingungan dan nggak bisa membenci kamu."

Gigiku bergemeletuk menahan luapan berbagai gejolak dalam dada. "Apa Nadia bilang begitu ke Mommy?"

"Iya. Nadia bilang semuanya ke Mommy secara detail. Termasuk bagaimana perasaan dia menghadapi situasi selama ini, sesuatu yang dia nggak bisa lakukan ke kamu, padahal kamu mengklaim diri kamu sendiri sebagai pacarnya."

Hah! Yang benar saja?!

"Kamu nggak mendengarkan dia, Mark. Arion juga nggak mendengarkan dia. Lalu, apa bedanya kamu dengan Arion?"

FLY TO YOU || (LHC) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang