Terakhir kali aku berinteraksi dengan Ezra sebelum hari ini dan kemarin, adalah ketika hari kelulusan sekolah.
Obrolan kami tidak lama, hanya sebatas mengucapkan selamat atas kelulusan dan semoga sukses di masa depan saja, tidak ada obrolan yang benar-benar mendalam di antara kami.
Sepanjang kelas 3 semester 2, yang mana statusku sudah menjadi kekasih Arion, kami memang sudah jarang berinteraksi. Aku menjaga jarak karena sedang berusaha move on, dan dia pun menjaga jarak untuk memudahkanku cepat move on.
Lucu bagaimana kami pernah sangat dekat, bahkan saling menyayangi, lalu berubah menjadi dua orang yang nampak tak terlalu akrab.
Namun, akhirnya hari ini aku kembali berbincang dengan Ezra. Bukan basa-basi yang sekadar formalitas saja, tapi kami benar-benar 'bicara'.
"Apa lo bahagia selama sama Arion, Nad?"
Sembari terus berjalan di jalan setapak sebuah taman, aku mengulas senyum tipis. "Kamu orang ke-tiga yang nanya kayak gitu ke aku."
"Oh ya? Siapa yang pertama dan kedua?"
"Yang pertama Mark. Yang kedua Arion." (*)
"Ooh. Waktu mereka nanya, lo jawab apa?"
"Aku lupa jawaban persisku gimana. Yang jelas, aku bilang kalau aku pasti akan bahagia, walaupun hubunganku dengan Arion nggak sempurna. Aku optimis bahwa hubungan kami akan segera membaik."
"Itu artinya lo belum bahagia?"
Aku menoleh, mendapati dirinya sedang melihat ke arahku, sembari terus mengayunkan langkah dengan pelan.
"Bukan aku nggak bahagia sama sekali. Hanya saja ... butuh waktu cukup lama agar kami bisa saling beradaptasi. Kamu tahu Arion gimana. Dan kamu pun tahu aku gimana. Aku yakin kamu bisa mengira-ngira sendiri seperti apa hubungan kami berjalan."
"Pasti melelahkan ya, Nad?"
"Hu'um. Kalau sama kamu, kayaknya nggak bakal semelelahkan ini."
Dia membisu. Aku juga membisu untuk menunggu reaksinya. Lalu, aku terkekeh kecil setelah mendapati sedikit kecanggungan tergambar di raut wajahnya.
"Bercanda," ucapku santai.
Senyum tipisnya terkembang pertanda kecanggungan telah memudar. Dia pun mengalihkan pandangan ke depan. "I think it's true. Kalau lo sama gue, lo nggak akan selelah ini. Mungkin gue nggak bisa mencintai sebesar Arion, tapi gue yakin bisa memperlakukan lo lebih baik dari dia."
Kakiku berhenti terayun, dan kutatap ia skeptis. Dia yang bingung atas kebekuanku pun ikut menghentikan langkah dan menoleh ke arahku.
"Kenapa, Nad? Kaget, ya, gue ngomong gitu?"
"Umm... Sedikit."
"Gue berani ngomong kayak tadi karena yakin kita bener-bener udah selesai. Kalau gue nggak yakin, gue nggak akan berani ngomong gitu."
"Boleh aku tanya sesuatu?"
"Boleh. Nanya apa?"
"Kalau kamu bisa memutar kembali waktu, apa kamu akan tetap melakukan hal yang sama sehingga masa depan tetap jadi seperti ini, atau ada yang ingin kamu ubah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/298414664-288-k856509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FLY TO YOU || (LHC) ✓
Roman pour Adolescents(Romance, Angst, Brothership) Kau membawakanku surga, tapi aku ingin tinggal di bumi . ⚠️ Warning : manipulative traits, dark psychology, obsession, toxic relationship, rape, abuse, suicidal thought, a lot of curse words . . . -(18+) -Sequel of "Div...