05. Nadia - Want To Understand You Better

51 11 0
                                    

Ternyata tidak perlu menunggu hari Jumat untuk bertemu Mark.

Karena pada hari Kamis ini, aku menemukan dirinya di perpustakaan kampus, tengah menaruh kepalanya di atas meja dengan mata terpejam damai.

Senyumku mengembang, lalu kubawa sebuah buku yang sudah kupilih dan duduk di kursi sebelah lelaki yang sedang tidur itu.

Dengan gerakan pelan, kutaruh buku di atas meja dengan hati-hati agar tak menimbulkan suara, khawatir membangunkannya. Juga, pelan-pelan saja kusibak halaman-halaman buku itu.

Bermenit-menit lamanya aku membaca buku. Sesekali kufoto halaman yang sekiranya bisa dijadikan referensi untuk tugas. Huft! Sayang sekali aku tidak membawa laptop, jadi aku tidak bisa lanjut mengerjakan tugasku sekarang.

Suntuk membaca, aku pun menoleh ke samping. Mark masih tertidur, bahkan posisinya tak berubah seinchi pun.

Kenapa di jam sebelas begini dia malah tidur? Apa semalam dia tidur larut? Jika benar, apa yang dilakukannya semalam? Ke Bogor lagi? Untuk kumpul dengan Andromeda?

Hhhh... Dasar! Tidak Arion, tidak Mark, dua-duanya begitu hobi tidur larut. Kalau belum tengah malam, sepertinya haram sekali menyentuh kasur. Padahal kan tidur larut kurang baik untuk kesehatan.

Mengikuti suara hati, kugerakkan tanganku perlahan menuju rambut keemasannya yang nampak berkilau itu.

Kusapukan tanganku sedikit, hanya di cuat-cuat kecil rambutnya saja. Bahkan tanganku masih mengambang. Namun, Mark justru bergerak kecil akibat sentuhanku.

Refleks aku menarik tangan dan membekukan semua gerakan. Kutunggu respon Mark selanjutnya, apakah ia akan membuka mata atau tidak.

Ternyata lelaki itu tidak membuka mata. Hanya saja, beberapa detik ia sempat mengerang rendah dan mengerutkan wajah, seperti tengah menahan sakit, lalu perlahan kembali diam dan tenang.

Dia kenapa? Apa sedang bermimpi buruk? Atau hanya terganggu akibat sentuhan kecilku saja?

Baiklah. Sepertinya aku tidak boleh mengganggunya sama sekali. Dilihat dari kantung mata yang cukup kentara, nampaknya dia benar-benar butuh tidur.

Aku pun meneruskan kegiatan membacaku.

Selama hitungan menit, aku terus membaca.

Hitungan, lalu mencapai belasan, dan akhirnya tak terasa sudah lima belas menit aku tak mengalihkan pandangan dari buku.

Saking fokusnya, aku sampai tak sadar Mark ternyata sedang memandangiku, entah sejak kapan.

"Eh? Udah bangun?"

"Hmm," responnya, masih betah merebahkan kepala di atas meja. Pandangan sayunya pun tetap terarah lurus kepadaku. "Baca buku apa? Kayaknya fokus banget?"

Kujawab pertanyaannya dengan memperlihatkan cover bukuku pada Mark. Namun, jika aku tak salah lihat, korneanya tidak bergerak. Ia tidak melirik cover bukuku. Tidak mengalihkan arah pandangnya dari wajahku sama sekali.

"Kamu udah dari tadi bangun?"

"Nggak. Aku masih tidur."

FLY TO YOU || (LHC) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang