Note : timeline mundur sehari dari bab sebelumnya
.
.
.
.Dua tahun yang lalu, jiwaku masih sangatlah gelap.
Kehadiran Ezra kembali ke hidupku mengorek lagi lukaku yang belum mengering. Dia pun sama, merutuki ketidaksengajaan yang mungkin disengajakan oleh semesta ini.
Aku dan Ezra kala itu masih bersitegang, frustasi jika berpapasan akibat keadaan yang terlalu rusak. Gagasan memulai hidup baru di kota lain hanyalah angan belaka akibat kehadiran masing-masing.
Namun, dua tahun telah berlalu. Siapa yang sangka jika dia sekarang jadi saudaraku? Salah satu manusia tak kuinginkan pergi dari lingkaran hidupku.
He's my best enemy and my best friend. My rival and my ally. My annoying and supportive brother. He's Ezra, the birthday boy.
Lilin yang tertancap di kue itu ditiup. Suara tepuk tangan dan seruan bahagia menyeruak di udara. Senyum-senyum terulas, ditujukan pada seorang lelaki yang mengenakan topi kerucut bercorak meriah.
"Cie yang tua cieeeee..." godaku sembari menggoyangkan lengan Ezra hingga tubuhnya ikut melambai-lambai.
"Nggak tua, lah. Kan 20 aja belum," sela Papa. "Kalau Ezra tua, Papa dibilang apa, dong?"
"Sangat tua," celetukku.
Mama Angela, Kak Johan, dan Mark lantas terbahak, sedangkan Papa hanya terkekeh pasrah. Lalu beliau menerjangku dan memelukku sangat erat sampai tubuhku seperti akan meletus.
"Aduh! Aduh, Pa! Lepasin! Ampun!!"
"Bener-bener ya anak Papa yang satu ini." Papa akhirnya melepaskan pelukannya.
"Bener-bener ganteng ya, Pa?" cakapku songong.
"Iya. Tapi tetep lebih ganteng Papa."
"Ape, nih! Ape, nih!" Kak Johan protes. "Kalau urusan ganteng, jelas Johan nomer satu, lah!"
"Dari belakang," ceplosku.
Kak Johan melirikku sinis. "Ni bocah minta dijejelin bakso boraks kayaknya."
"Udah! Udah! Kalian jangan berantem," lerai Mark sembari menyerahkan pisau kue pada Ezra. "The real orang paling ganteng nggak butuh pengakuan. Dia diem aja nontonin orang-orang ribut soal kegantengan."
"Hm. Maksudnya kayak lo, gitu?" Kak Johan menuduh.
"Kayak Ezra, maksudku. Hehee..."
"Oke. Karena sekarang hari perayaan ulang tahunnya Ezra, kita sepakat aja kalau Ezra lah yang paling ganteng untuk hari ini." Papa menengahi.
Akhirnya, pemenang manusia terganteng sekeluarga dimenangkan oleh Ezra secara aklamasi. Dia senang, aku senang, kami semua senang.
Sebenarnya, ultah Ezra sudah terlewat empat hari yang lalu. Namun, berhubung ultahnya jatuh pada hari Rabu, yang mana Ezra masih sibuk di Depok dan kami pun juga ada kegiatan masing-masing, alhasil perayaan ultahnya baru dilakukan di hari Minggu ini.
Sederhana saja perayaan kami. Hanya memanggang barbecue di halaman belakang rumah, duduk di enam kursi yang mengelilingi meja, yang mana meja itu sudah diisi berbagai hidangan pendamping. Tak lupa pula ada beer dan es jeruk -Mama Angela dan Ezra tidak suka minuman beralkohol-.
"Potongan pertamanya buat siapa, Ezra?" tanya Papa setelah Ezra sudah memotong kue, dan meletakkan potongan pertama di piring.
"Umm..." Yang ditanya malah kebingungan, melirik kami semua secara bergantian. "Buat siapa, ya?" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLY TO YOU || (LHC) ✓
Ficção Adolescente(Romance, Angst, Brothership) Kau membawakanku surga, tapi aku ingin tinggal di bumi . ⚠️ Warning : manipulative traits, dark psychology, obsession, toxic relationship, rape, abuse, suicidal thought, a lot of curse words . . . -(18+) -Sequel of "Div...