Warning : harsh word everywhere
-----------
.
.
.
.
.Sudah setengah jam aku berada di ruang olahraga rumah, meninjui samsak secara membabi buta sampai tenagaku terkuras.
Pukulan demi pukulan kulayangkan, berharap kefrustasian yang kurasa bisa terlampiaskan agar dada ini tak terlalu sempit dan napas ini tak telalu berat.
Berkelebat bayangan pengkhianatan kadang muncul di kepalaku, menjelma bahan bakar untuk melayangkan pukulan lebih kuat. Bugh! Bugh! Bugh! Kuharap aku bisa memukul wajah bedebah itu sekeras ini suatu saat nanti.
Ketika masih fokus meninju samsak, kudengar suara pintu terbuka. Suara langkah kaki pun tertangkap indra pendengaranku, tapi tetap tak kualihkan fokusku dari samsak.
Lewat lirikan yang sangat kecil, dapat kuketahui siapa yang sedang berdiri menontoniku sekarang berkat warna rambutnya yang agak cerah.
Pergilah kau, sialan! Kepalaku terasa panas hanya karena berada satu ruangan denganmu, dasar bedebah!
"Kamu bener-bener bajingan, Arion."
Aku terhenyak, menghentikan segala gerakanku, lalu meliriknya tajam.
"Orang tuanya saja nggak pernah ngelukain Nadia. Lalu siapa kamu berani-beraninya melakukan itu?"
Apa?! Tapi ... dari mana dia tahu?!
Belum 24 jam aku bertindak demikian pada gadis itu, dan Mark sudah tahu?! Apa dia ... ?
Aku melepas sarung tangan tinjuku cepat, lalu melempar benda itu ke sembarang arah. Dengan tetap menatapnya nyalang, kucengkeram kerah pakaiannya. Dia nampak tak gentar sama sekali.
"Lo baru aja nemuin dia?"
"Iya. Aku baru aja ke apartemen dia. Percobaan yang bagus, Arion. Percobaan penyekapan yang bagus. Tapi nggak cukup bagus untuk mengalahkan aku. Aku kasih tahu kamu satu hal. Kali ini, kamu tamat!"
"Lo yang tamat, sialan!"
BUGH!
Kupukul wajahnya keras-keras sampai dirinya limbung hampir tersungkur.
Ringisan keluar dari mulutnya. Sekali lagi, dia melayangkan tatapan nanar padaku. Tak sempat mengelak, aku mendapat serangan balasan.
BUGH!
Aku terpental mundur sampai menabrak tembok. Kepalaku disergap pusing, dan wajahku serasa amat linu.
Belum selesai aku menetralkan diri, pukulan-pukulan susulan menyerangku secara brutal. Tersungkurlah aku ke lantai dengan dirinya yang mengapit tubuhku menggunakan kaki, dan tak henti membombardir wajahku dengan pukulan.
Tak mau kalah, aku mendorongnya sekuat tenaga hingga dirinya tersingkir dari atas tubuhku. Segera kucengkeram lehernya sebelum dia berhasil bangkit dari lantai.
Matanya melebar seiring cengkeramanku makin kuat. Jalan napas yang tersumbat membuatnya mengeluarkan suara-suara seperti orang sekarat. Tangannya mencoba menyingkirkan tanganku dari lehernya, tapi aku tak mau mengalah.
Lalu, sebuah pukulan yang tertuju di sisi leher membuatku tersentak. Sakit yang luar biasa kurasakan, bahkan membuatku dengan mudah tersungkur hanya karena disingkirkan olehnya.
Aku masih tergolek di lantai tatkala Mark mulai bangkit dan berjalan dengan gontai ke tempat duduk terdekat.
"Kita hanya akan saling membunuh jika terus-terusan mengandalkan emosi setiap bertemu," ucapnya, masih berusaha menstabilkan napas dan sesekali terbatuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLY TO YOU || (LHC) ✓
Novela Juvenil(Romance, Angst, Brothership) Kau membawakanku surga, tapi aku ingin tinggal di bumi . ⚠️ Warning : manipulative traits, dark psychology, obsession, toxic relationship, rape, abuse, suicidal thought, a lot of curse words . . . -(18+) -Sequel of "Div...