---
"Sensei.... mau apa dia disini?"
Farel melayangkan tatapan permusuhan pada Leo yang seperti sedang menahan tawa melihatnya memakai baju karate, kenapa dia jadi sok dekat dengan Kinan?
Kinan melirik Farel dan tersenyum kecil, senyum yang bisa membuat Farel tenang. Kemudian Kinan kembali menghadap Leo yang sedang melipat tangan di dada, raut wajah Kinan berubah jengkel. "Apalagi selain latihan sensei Leo? Apa disini menyediakan tempat kencan romantis?"
Leo tersenyum kikuk dan mengusap tengkuknya salah tingkah, bagaimana pun dia harus bisa memenangkan hati Kinan. Walaupun dia tau kalau sensei cantik itu sudah memiliki pacar, "ah begitukah. Baiklah, mari kita masuk kesana sensei, para tetua sudah menunggu."
"Ayo Farel." Wajah Leo seketika datar saat Kinan dan Farel melewatinya begitu saja, tangan lelaki itu terkepal kuat. Lihat saja nanti , dia akan membuat Farel malu di depan semua murid dan sensei di Dojo.
Saat Kinan dan Farel bergabung dengan murid lain, para tetua memulai sesi latihan hari ini. Kebetulan sudah lama murid tidak latihan dilapangan terbuka, salah satu sensei membuka suara untuk hal itu. "Bukan kah kita sudah lama tidak latihan diluar sensei?"
Ketua pun tersenyum menanggapinya, "benar. Sudah cukup lama mereka latihan diruangan terus, kita harus melatih mereka untuk berada diluar."
Ketua sensei melirik Leo yang berdiri disebelahnya, seakan tau apa maksudnya Leo segera maju beberapa langkah dan tersenyum tipis. Beberapa murid perempuan menjerit tidak tahan dengan senyuman itu, "jadi mari kita latihan ketahanan diri diluar sekarang juga. Mumpung sedang panas, akan lebih seru bukan?"
"Wah dia jahat sekali."
"Kenapa sensei tampan selalu kejam sih?"
"Lihat saja sensei Kinan, dia tidak bersuara sejak tadi."
"Pasti dia tidak setuju, kan muridnya masih kecil-kecil."
"Aku takut nanti pingsan karena tidak kuat."
"Bagaimana kalau kulit ku hitam?"
"Sudah?"
".........."
Seluruh dengungan lebah itu seketika berhenti saat Kinan mengambil alih posisi Leo, dia berdiri disamping Leo yang terdiam. Para murid senior menundukkan kepala mereka pada Kinan, mereka sudah pernah melakukan tes perpindahan sabuk, dan disetiap tes pasti akan ada melawan Kinan.
Dari situ mereka selalu menghormati Kinan karena sensei muda mereka itu tidak bisa disepelekan, bahkan mereka lebih menghormati Kinan daripada Leo.
"Bisa saya bicara?"
"BISA SENSEI!!." Seru mereka secara bersamaan, mendengar balasan sekeras itu membuat Leo kaget sendiri, dia mendecih sebal karena melihat mereka yang sangat patuh pada Kinan.
Para tetua tersenyum kecil melihat itu, mereka keluar terlebih dahulu membiarkan para sensei muda itu memberikan arahan sebelum keluar.
"Sesuai yang dikatakan oleh para tetua dan sensei Leo tadi, kita akan latihan diluar semuanya. Latihan diluar itu berguna melatih ketahanan tubuh, berapa lama kalian akan bertahan disana. Apakah akan ada yang pingsan?" Kinan tersenyum sinis diakhir kalimatnya, beberapa murid meneguk ludah melihat itu.
"Karena kita tidak semestinya selalu latihan didalam ruangan ini, jadi persiapkan mental kalian saat diluar nanti. Bisa jadi kan para sensei yang selalu baik pada kalian berubah keras begitu saja?"
Murid junior mulai berbisik-bisik membayangkan ucapan Kinan, murid senior sudah panik tak kepalang. Mereka sudah pernah latihan diluar sebelumnya, dan perubahan sikap para sensei sangat drastis. Itu kadang membuat mereka panas dingin membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Teen Fiction"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...