DUAPULUHSEMBILAN

101 14 0
                                    

---

"Lo kenal dia?"

Atmosfer ruangan itu berubah tegang, Kinan melirik Farel yang sedang menatapnya dengan raut penasaran. Lalu Kinan beralih pada seorang lelaki yang hanya memakai kaos tanpa dan celana sepaha itu, dari sorot matanya Kinan seperti memberi sebuah kode.

"Nan, lo kenal abang gue?"

Kinan kembali pada Farel, dia menggaruk lehernya canggung. "A-ah itu," tiba-tiba dari arah lain muncul seorang wanita paruh baya dengan sendok sebuah teflon di tangannya. "Nak Kinan!!"

Seakan melupakan Farel yang masih kebingungan, Kinan berlari kearah wanita tersebut dan memeluk nya dengan erat. "Mama... Kinan kangen." Wanita tersebut mengusap lembut punggung Kinan, dia menghela napas pelan saat melihat putra bungsu nya yang terlihat kebingungan.

"Bentar-bentar, kok mama bisa kenal Kinan?"

Wanita yang dipanggil Mama tersebut mengulas senyum tipis pada Farel, tatapannya beralih pada Kinan yang menggeleng pelan. Seakan meyakinkan Kinan, wanita itu tersenyum lebar. "Mama langganan kue nya mama Kinan pas hamil kamu, dulu pas kamu lahir mama masih suka beli kue mama nya. Tapi sekarang kan mama udah nga bisa makan yang manis-manis lagi, jadi nga beli lagi deh."

Farel meletakkan tangan dipinggang, bibir nya mengatup dengan segala kebingungan. "Trus hubungannya sama Kinan apa? Kok Kinan akrab banget sama mama?"

'Plak!

"Sshh.. kok dipukul sih , Ma?" Ringis Farel sambil mengusap kepala nya yang dipukul dengan teflon. Kinan terkekeh kecil melihat raut tidak terima pacarnya, "kamu itu bicara sama mama nga ada sopan-sopannya."

"Mama pergi beli kue otomatis ketemu sama Kinan, dulu mama sering main sama Kinan kalo mama nya lagi bikin kue. Puas kamu?"

Farel menganggukkan kepalanya dengan mulut yang membentuk huruf o , walaupun masih ada raut jengkel yang terpatri diwajahnya Farel merangkul Mama nya dan Kinan ke arah ruang makan. "Mama masak apa? Aku udah laper banget ini."

Lira mengdekus sebal, "kamu tiap saat itu lapar." Farel menyengir lalu mengecup pipi mama nya secara kilat. Kinan menundukkan kepalanya, entahlah dia merasa tercubit melihat interaksi Farel dan Mamanya. Dia rindu sang mama.

"Kinan!!"

Nah kan. Farel kembali menampilkan raut bingung saat kedua kakak nya mengenali pacarnya, dan lihat lah mereka sekarang. Rahang Farel jatuh begitu saja saat melihat Kinan yang dipeluk oleh kedua kakaknya, mereka bersorak heboh selayak nya sahabat yang sudah lama tidak berjumpa. Farel menoleh pada sang mama untuk meminta penjelasan, tidak mungkin kan alasannya sama dengan mama mereka.

"KINAN!! GUE KANGEN BANGET SAMA LO. LO UDAH GEDE BANGET ANJIR.. MAKIN CANTIK PARAH." sorak Eli selaku anak kedua setelah abang Farel.

"Kinan... gue kangen..." ucap Risty. Mereka kembali berpelukan ala teletubbys dan melompat-lompat, Farhan yang baru saja kembali dari depan dibuat terheran-heran dengan tingkah mereka. Lalu dia menoleh pada Farel yang ikut menoleh padanya, Farhan mengangkat bahu pertanda dia ikut tidak tau.

"Udah! Udahan dulu acara kangen nya, ayo makan dulu. PAPA BURUAN KESINI!!"

Mereka bertiga terkekeh dan segera mengambil tempat duduk, wajah Farel tertekuk masam melihat Kinan yang sudah direbut oleh kedua kakaknya. Padahalkan dia masih rindu dengan kekasih nya itu, tapi sudah diambil oleh mereka. Farhan menyentil dahi Farel gemas, "pacar lo nga bakal dimakan. Biasa aja dong muka nya."

"Iya-iya.." sahut Farel malas mengundang gelak tawa seluruh keluarga. Saat sang papa sudah bergabung, Lira mempersilahkan semuanya untuk mulai makan. Eli dan Risty heboh berebut ingin menawarkan makanan pada Kinan, gadis itu meringis kecil. Demi mendamaikan dua saudara itu Kinan menerima kedua tawaran mereka.

Secret Admirer ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang