Yuhuuu... Up pertama nih.
---
Pembukaan tahun ajaran baru telah selesai , semua murid berhamburan memasuki kelasnya masing-masing.
"Nan, sekarang kita udah kelas sebelas. "
"Trus? , " sahut gadis berambut kecoklatan itu malas.
"Lo nga mau ubah diri gitu? Oke deh pas kelas sepuluh lo diem aja , kalo sekarang kita udah punya ade-- "
Gadis itu menghentikan ocehannya saat tangan Kinan menempel di bibir nya , bisa dirinya lihat kalau wajah teman nya itu tampak jengkel.
"Aku yang jalanin , aku yang rasain. Jadi kamu cukup setia sebagai teman ku, " lantas Kinan segera menarik tangan temannya ke kelas.
Miya menggerutu kesal , dia selalu saja tidak bisa membantah ucapan Kinan. Padahal dia memiliki banyak tema ceramah agar teman nya itu berubah.
"Nan , jangan bilang kalau lo masih suka nge fans sama Farel jablay itu? "
Miya berhenti membuat Kinan ikut berhenti , gadis itu berkacak pinggang dan mendengus kesal. "Kamu jangan bilang dia jablay deh , emang dia jablay dari mana nya coba? Orang dia keren gitu...."
Baiklah , sepertinya Miya harus menyiapkan telinga besi seperti tahun lalu. Dia akan siap sedia kalau Kinan memintanya sebagai teman curhat , "jangan masam gitu dong mukanya. Minta digaruk? "
Ebuset!!! Ngapa jadi dia yang galak? Miya mengusap dada nya sambil menghela napas.
"Mending masuk yuk , Nan , ntar kita dimarahin. " Senyum lebar yang sangat terpaksa Miya tampilkan agar Kinan berhenti menghalu.
Mereka masuk kekelas dan mengincar tempat duduk yang ada dipojok , itu adalah tempat sakral Kinan. Makanya dia selalu duduk disitu , "eh!! Dia dateng , gila... Dia sekelas lagi sama kita...."
"Gimana ya reaksi adek kelas kita kalau tau selebgram terkenal sekolah disini? "
"Nga tau si , yang pasti mereka kaget."
Miya melirik Kinan yang tampak acuh pada sekitarnya , walaupun Miya tau kalau Kinan sendiri tengah berteriak histeris dalam hatinya. "Nan , lo nga mau ikut liatin idola lu?"
"Aku nga mau senorak mereka." Miya mencibir , "halah!!! Awas ya kalau pas udah pulang lo malah teriak-teriak nga jelas di danau."
Kinan mendelik , "syut!!! Lindungi aib temen mu ini."
Satu kelas mendadak hening saat seorang laki-laki memiliki postur badan tinggi itu memasuki kelas , senyum nya terpatri membuat yang lainnya mendengus geli.
"Lah , ngapa lo pada? Seleb lewat nih , nga mau teriak-teriak kek adek kelas lain?"
"Kepedean lo tinja Jono , enek gue sekelas mulu sama lo."
Sontak satu kelas tertawa mendengar celetukan murid itu , dia adalah teman laki-laki itu sejak SMP. Dan sialnya mereka selalu sekelas.
"Awas aja lo sampe jatuh hati sama gue ya..." ucap laki-laki itu sambil terkekeh kecil. Suasana kelas kembali ramai dengan celotehan murid , biasa kalau baru masuk sekolah kan guru nga ada.
"Mata lo Kinan , gue tusuk juga ya.." ancam Miya menunjukkan ujung bolpoinnya.
Kinan mendengus sebal , dia menepis bolpoin tersebut dan terus memandangi wajah sang pujaan nya.
Ah , dia sangat bersyukur ternyata pujaan hatinya masih sekelas dengannya.
"Mi , andaikan aku punya sihir..." lirihnya sambil tersenyum kecil.
"Mau apa lo emang?" sahut Miya galak.
"Mau sihir Farel biar natap aku terus, " kemudian Kinan tergelak. Miya menggebrak meja , dia gemas dengan tingkah temannya ini. Selalu saja menghalu , padahal mereka sekelas , apa susah nya sih kalau Kinan berteman saja dengan Farel?
Sedangkan dari meja lain , laki-laki yang menjadi sorotan sekolah itu tersenyum kecil. Dia tidak menyangka kalau akan sekelas lagi dengan gadis itu, gadis yang tidak pernah menganggap keberadaannya sama sekali.
---
Uy , gimana? Beda kan sama versi awal? Yo mesti bedalah. Sksksksk....
Semoga terhibur
Jadwal up nga nentu yaw...
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Novela Juvenil"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...