---
"Aku nga yakin dia bakal suka, tapi semoga aja berhasil."
Miya memutar bola mata nya malas, kemarin malam Kinan menjemputnya kerumah dan mengajak untuk bermalam dirumah nya. Tentu saja Miya mau, sebagai siswi kelas akhir Miya sudah jarang bisa bermain dengan Kinan. Mereka selalu dihantui dengan tugas dan ulangan, tapi sepertinya Miya menyesali keputusannya kemarin.
Tujuan Kinan menjemputnya adalah untuk membantu nya membuat buket ulang tahun, siapa lagi kalau bukan untuk Farel. Setiap tahun Kinan selalu memberikan buket bunga kepada Farel, dan itu dilakukan secara diam-diam.
Setelah memastikan buket tersebut sudah di dalam loker Farel, Miya segera menarik Kinan ke kelas karena jam istirahat akan segera berakhir.
"Lo ada masalah sama Farel? Dari pagi dieman aja kek nya."
Kinan mengangkat bahu nya acuh, helaan napas berkali-kali terdengar. Miya menepuk bahu sahabat nya untuk menguatkan, tiga tahun bersama Kinan sudah membuat nya cukup mengenal berbagai emosi temannya ini. Begitu mereka sampai di kelas, Miya melirik Farel yang tampak seperti mengacuhkan Kinan.
Ada apa dengan mereka?
"Rel!"
"Apa?" Dahi Miya berkerut saat sahutan Farel terdengar sangat menjengkelkan. Gadis itu menggelengkan kepala nya lalu kembali ke meja nya, Miya menyenggol Kinan yang tampak melamun. Sahabat nya itu tergagap dan menghindari kontak mata dengannya, Miya semakin yakin kalau mereka berdua tengah merenggang.
"Nan, lo nga mau bilang ke Farel kalau setiap ulang tahun dia lo ngasih dia buket?"
Kinan menjatuhkan kepala nya keatas meja, mencoba berpikir kata-kata apa yang cocok dikatakan pada Miya agar sahabatnya itu mengerti. Kinan menghembuskan napas nya pelan, dia melirik Farel yang sangat aneh hari ini dengan sendu.
"Kalau aku bilang, dia tau dong kalau aku juga fans dia."
Miya mengangguk kan kepalanya, dia tidak akan bertanya lagi. Walaupun belum pernah menjalin sebuah hubungan, tapi Miya mengerti agar tidak ikut campur dalam hubungan sahabatnya.
---
Beberapa menit sebelum bel kepulangan berbunyi terdengar kehebohan dari arah lapangan utama, seluruh siswi berhamburan ingin melihat langsung siapa yang menjadi sumber kehebohan tersebut.
"Ayo Nan, lo pulang bareng gue aja."
"Buruan."
Kinan dan Miya memandang heran Farel yang berdiri di depan mereka dengan wajah datar, dia berbicara kepada siapa tadi? Miya dan Kinan saling lirik lalu sama-sama menggeleng. Melihat tingkah dua sahabat ini membuat Farel berdecak gemas, lelaki itu langsung menarik tangan Kinan dengan kasar.
"Akh..."
Wajah Kinan mengerut karena menahan rasa sakit dipergelengan tangannya, Miya yang tidak mau terjadi kekerasan pada sahabat nya langsung menarik tangan Kinan yang satu nya.
"Lepasin dia."
Farel berbalik badan lalu kembali menarik Kinan agar lebih dekat dengannya, "lo siapa? Dia mau pulang sama gue."
Miya berdecih lalu memandang Farel bengis, dia tidak menyangka kalau seorang Farel akan menjadi pria brengsek yang suka menyakiti perempuan seperti ini.
"Nga main kasar bisa? Lo nyakitin sahabat gue tolol! "
Farel refleks melepaskan cekalannya pada Kinan dan terkejut melihat gurat merah di sana, melihat ada peluang Miya segera merangkul bahu sahabat nya itu dan membawa nya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Teen Fiction"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...