TIGAPULUH

120 11 0
                                    

---

"Kalau udah pulang jangan lupa kabarin."

Kinan berdecak gemas, dia sedikit berjinjit untuk meraih kepala Farel dan menepuk nya tiga kali. Gadis itu mengangguk kecil yang membuat Farel menghela napas, entah kenapa akhir-akhir ini dia sering cemas terhadap Kinan.

"Aku masuk dulu ya, kamu langsung pulang aja. Jangan lupa kerjain pr."

Farel melambaikan tangannya saat Kinan sudah masuk kedalam gedung Dojo itu, sebenarnya dia ingin menemani Kinan tapi tugas sekolah yang menumpuk membuat nya kesulitan. Dia bukan lah Kinan dengan otak encernya, karena sudah di kelas akhir Farel harus lebih bersungguh-sungguh demi masa depannya.

---

"Sensei, bagaimana sekolah nya?"

Kinan tersenyum kecil pada salah satu muridnya, "baik-baik saja."

Latihan sedang dijeda oleh makan siang, kali ini Kinan memilih makan bersama para muridnya. Dia risih jika harus berada didekat Leo nantinya, tapi sial nya saat ini Leo tengah berjalan ke arahnya. Para murid Kinan refleks berdiri dan membungkuk hormat pada nya.

"Siang, sensei."

Leo mengangguk dan mempersilahkan semuanya kembali duduk, lelaki itu terkekeh kecil melihat Kinan yang acuh saja pada kehadirannya. Leo duduk di samping Kinan, bisa dia rasakan kalau Kinan begitu terkejut.

"Sebentar lagi latihan akan dimulai, kau masih aman Kinan?" Bisik Leo yang mengundang berbagai spekulasi oleh murid-murid. Kinan hanya bergumam tidak jelas karena mulutnya yang penuh dengan makanan, Leo kembali terkekeh dan beralih menatap semua murid Kinan.

"Kalian sudah selesai makan?"

"SUDAH SENSEI..."

Leo segera berdiri , dahi Kinan berkerut. Raut tidak suka sangat kentara diwajahnya, apa yang akan dilakukan oleh Leo nantinya. Jangan sampai anak muridnya ketakutan oleh Leo, dengan begitu Kinan mempercepat makannya.

"Uhuk!!"

Sial.

Kenapa harus sampai tersedak pula? Kinan berusaha mencari keberadaan botol minumnya, kemana raib nya botol itu? Wajah Kinan sudah memerah karena tersedak, aduh. Menyusahkan saja.

Tiba-tiba ada sebuah botol minum yang disodorkan padanya, tanpa pikir panjang Kinan mengambil nya dan menenggak air didalamnya hingga tersisa setengah.

"Kau harus lebih berhati-hati Kinan, jangan sampai pingsan karena tersedak."

"Sial." Umpat Kinan baru menyadari kalau itu adalah botol milik Leo, ingin memuntahkan tapi tidak bisa. Ah sudahlah, lain kali Kinan akan lebih berhati-hati.

Latihan kembali dimulai, walaupun Kinan masih tidak terima dengan Leo yang ikut melatih muridnya. Tapi gadis itu harus profesional dan bijak, sebagian murid perempuannya sangat mengidolakan Leo, jadi biar mereka saja yang berlatih dengan Leo.

"Kalian sudah aku ajarkan cara memasang kuda-kuda yang benar, nanti kita akan berlatih ketahanan kuda-kuda kalian. Apa kalian siap?"

"SIAP SENSEI!" Kinan tersenyum lebar, dia senang karena murid nya yang selalu bersemangat. Padahal dulu saat pertama kali latihan dia sampai kewalahan karena muridnya yang banyak mengeluh, tapi sekarang dia selalu bahagia mengajar mereka.

"PASANG KUDA-KUDA!!"

Suara hentakan kaki itu menggema menimbulkan sensasi takjub bagi Kinan, dia mulai berjalan ke tengah-tengah barisan murid nya , dia melihat ada murid yang lengah. Kinan tersenyum kecil, lengah adalah salah satu kunci kegagalan.

Secret Admirer ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang