---
Layak nya seorang mata-mata , Kinan berjalan mengendap-endap dengan menarik tangan Miya ke sebuah restoran.
"Lo ini kenapa sih? Kesel gue , kita itu harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya Kinan."
"Syut!!"
Kinan bersembunyi dibalik sebuah tiang , Kinan menarik Miya yang tampak ogah-ogahan mengikutinya. Dia selalu memperhatikan seorang laki-laki yang tengah bersama perempuan itu.
Hati Kinan memanas kala mereka berpelukan mesra , apa mereka tidak malu bertingkah seperti itu di keramaian?
"Kinan... Mending kita pulang , lo itu lebih cocok jadi fans fanatik daripada fans rahasia tau nga?"
"Diem dulu deh Miya , ntar kita ketahuan..."
Miya menghentakkan kaki nya , kesal , bahkan sangat kesal. "Lo bisa ngikutin dia di akunnya , liat!!! Mereka bikin konten...."
Kinan menoleh pada hp Miya , gadis itu meringis. Benar , kan Farel selalu membuat konten tentang kesehariannya, kenapa dia malah harus mengikuti seperti ini?
"Udahkan? Mending pulang!!!" Miya yang sudah tidak sabar lagi menarik tangan Kinan begitu saja.
Kinan pasrah saja , dia kasian dengan Miya yang tampak nya sudah lelah. Tapi rasanya Kinan tidak terima kalau dia tidak melihat Farel secara langsung , Kinan melepaskan tangan Miya dengan agak keras.
"Ada apa lagi Kinan!?" Miya frustasi dengan temannya ini.
"Eum... Aku ke toilet dulu. Bentar kok , " tanpa menunggu jawaban Miya , Kinan pergi begitu saja. Miya mendecih , untung saja sahabat.
°°°
Kinan kembali kedalam restoran , dia duduk dua meja dari meja Farel dengan kekasihnya. Dia pura-pura ikut menjadi pengunjung lainnya.
Dirinya benar-benar dibuat kepanasan oleh tingkah kekasih Farel yang sangat gatal , dikit-dikit meluk. Dikit-dikit cium , ewh!
Rasanya sudah terlalu lama Kinan disana , dia menepuk dahi nya pelan. Apa Miya masih menunggu nya?
Kinan segera menelfon sahabat nya itu , ya tuhan lihat lah ! Bahkan langit sudah mulai menggelap. Kinan menggigit bibir nya cemas , apa Miya akan marah pada nya? Oh ayolah , dia hanya memiliki Miya.
"Hm , apa lagi?"
"Miya!!! Kamu... Masih nunggu aku?"
"Enggak , udah nyampe rumah malahan. Gue tau kalau lo bakal nyusul kedalam , gue tau banget siapa lo Kinan!!! Makanya gue langsung pulang aja..."
Kinan mengusap dada nya lega , "eum... Kamu nga marah kan , Mi? Pliss , maafin aku ya..."
"Gimana gue mau marah Kinan? Lo itu sahabat gue, dan resiko jadi sahabat lo itu ya ini. Harus sabar tingkat dewa sama tingkah lo..."
Kinan tersenyum tipis , "makasih Mi. Kamu ngerti banget sama aku , maaf ya aku sering ngerepotin kamu..."
"Gue lagi nga mau melow-melow an Kinan , sekarang udah malem , lo cepetan pulang gih. "
Panggilan pun ditutup , Kinan tau sebenarnya Miya mau menunggunya. Tapi karena sudah mulai gelap , makanya dia mulai pulang duluan.
Kinan kembali menatap dua manusia yang membuat hati nya panas itu , apa mereka tidak akan pulang? Kinan merasa kesal sendiri. Benar kata Miya , dia lebih pantas dibilang fans fanatik.
"Eh , Cia. Ngapain lo disini?"
Kinan segera menarik Tiyan agar duduk dihadapannya , suara laki-laki itu yang terlalu keras membuat Farel menoleh pada mereka.
"Napa lo?, " herannya. Kinan menggeleng canggung, hahaha malu sekali dia kalau kepergok sedang memantau Farel.
"Udah malem , tumben lo masih di luar. Nyokap lo nga nyariin?"
"Mama lagi ada kerjaan keluar kota , " jawab nya dengan mata yang masih memantau Farel.
"Ouh , pantesan berani keluar. Ck, nakal juga ya lo."
Kinan menimpuk kepala Tiyan kesal , membuat laki-laki itu mengaduh pelan.
"Aku enggak nakal ya , aku biasanya juga diluar jam segini..."
Tiyan menautkan alisnya melihat gerak gerik Kinan , gadis itu berbicara padanya , tapi mata nya kemana-mana. "Liatin siapa si?"
Begitu Tiyan ikut menoleh , Kinan segera menarik tangan Tiyan membuat laki-laki itu berdiri. Kebingungan kembali melanda Tiyan , pasalnya temannya ini terlihat sangat aneh.
"Y-yan... Kamu mau pulang kan? A-ayuk kita pulang..."
Tiyan hanya mengangguk kan kepala nya , dia benar-benar tidak mengerti dengan sikap Kinan.
Sedangkan Kinan masih memantau Farel dengan kekasihnya , mereka seperti akan melakukan ciuman , mata mereka terpejam dengan wajah yang akan menyatu. Kinan tentu tidak kuat melihatnya , makanya dia mengajak Tiyan untuk segera pulang. .
Tapi diam-diam Kinan tetap melirik mereka , tawanya pecah saat melihat kekasih Farel yang mencium dinding karena Farel yang segera menunduk memperbaiki tali sepatunya. Oh , rasanya Kinan bahagia sekali , tidak jadi dia menyesal karena telah mengikuti Farel.
Pasti penggemar yang lain tidak melihat kejadian tersebut, ugh! Dia adalah penggemar yang sangat beruntung.
"Napa sih lo? Kok gue rada ngeri gitu ya? Pake acara ketawa-ketawa lagi , nga sakit kan?"
Kinan sedikit tersentak saat Tiyan menempelkan punggung tangannya di dahinya , Kinan tersenyum canggung lalu merangkul bahu Tiyan keluar.
"Aku bahagia...." senandung nya lirih.
"Lo bahagia bisa rangkul gue?"
"Kegeeran! " ucap Kinan sambil memukul tengkuk Tiyan pelan.
"Sialan lo!"
---
Ahay..... Gimana nih? Jangan sungkan buat komen , jangan lupa juga buat vote ya bestie
Semoga terhibur
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Ficção Adolescente"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...