Haihaihai.... Apa kabar? Ada yang nungguin , cah!!
---
"K-kinan... Lo dipanggil kak Windi."
Sebelah alis Kinan terangkat , apa kakak kelasnya itu masih belum kapok? Ah, mungkin yang kemarin masih dianggap kebetulan kali ya.
"Dimana dia?"
"Gedung sebelah , di depan kelas." Kemudian siswi tersebut pergi begitu saja, apa segitu takut nya orang dengan gadis girang itu? Kinan tak habis pikir.
"Nan, lo mau kesana? Itu depan kelas dia lho..." Kinan tersenyum tipis. Dia sedang bergairah ingin adu jotos dengan orang-orang , karena Windi sudah memancing apa salah nya mencoba.
"Aku bakal kesana, " raut wajah Miya tampak kawatir.
"Tenang... Aku udah lama nga punya lawan , ditempat latihan cuma ngajar."
Miya berseru kesal saat Kinan pergi begitu saja tanpa membawanya, dia ingin menyusul tapi dia takut dengan gerombolan kelas 12.
"Woi Miya, ngapain lo disini?"
"Oh astaga...." Miya mengusap dada nya berulang kali. Sungguh terkejut dengan kehadiran Farel yang tiba-tiba, "lo ngagetin aja."
Miya menimpuk lengan Farel , membuat sang empu meringis. Tabokan cewe nga maen-maen!!!
Miya masih kalut dengan Kinan, istirahat jam pertama itu tidak lah lama. Kalau Kinan belum datang sampai bel berbunyi bisa rusak image nya sebagai siswi teladan.
"Lo ngapain si? Bengong aja kek pengangguran."
"Syut!! Diem lo tinja jono!"
Seketika Farel menampakkan raut sangat terkejut, "heh! Gue itu selebgram terkenal yah , siapa sih yang kalian bilang tinja jono? Gue aja nga kenal tu si Jono."
Miya mendelik kesal , dia heran dengan para gadis yang begitu mengidolakan sosok Farel. Apa karena dia memiliki tampang seperti idol korea? Cih.
Mereka belum liat saja seperti apa narsis nya seorang Farel, untung saja Miya tidak pernah kepikiran untuk mengidolakan Farel.
"Bacot lo!"
"Buset, jadi cewe galak amat. Males ah, " delikan tajam dari Miya membuat Farel terdiam. Cowo itu pura-pura melihat keatas agar tidak melihat Miya.
"Farel Bian Alaric , bantuin gue yuk!!"
Farel meringis melihat wajah Miya yang seperti diimut-imutkan , dia mundur beberapa langkah karena merasa ngeri. "E-eum... Miya, gue ngeri liat muka lo."
Seketika tatapan Miya mendatar , tanpa aba-aba dia langsung menarik tangan Farel kegedung yang ada disebelah gedung mereka. Selama diperjalanan, Farel tidak banyak protes.
Cowo itu hanya diam seperti anak kucing , kemudian dahinya mengernyit saat mereka sampai dideretan kelas 12. Bukannya takut , cuma Farel bingung. Mau apa Miya kesini? Apa dia punya pacar kelas 12?
"Lo ngapain kesini? Nemuin pacar lo, bentar lagi bel. Gue nga mau kena omel pak Bambang. "
"Cerewet lo tinja jono!"
Farel mendengus sebal , tinja jono aja terus. Dia bersumpah akan mengirim santet pada orang yang bernama jono agar dia tidak bisa buang air besar lagi. Dengan begitu dia tidak akan dibilang tinja jono.
"Siapa tu?"
Didepan kelas 12 jurusan Bahasa , terdapat dua orang siswi yang sedang saling jambak rambut. Tapi salah satu siswi yang agak tinggi tampak mengirimkan pukulan berulang kali.
'Bugh!
"Aduh...." melihat nya saja sudah membuat Farel merinding. Seumur hidup nya dia selalu menghindari kekerasan, karena dia tidak mau wajah tampannya menjadi lecet.
"AAA!!!! LO HARUS MATI KINAN!!! GARA-GARA LO GUE MALU!!!"
Windi! Iya , itu suara Windi. Farel tebak pasti Windi tengah merundung temannya lagi. Tanpa bertanya terlebih dahulu pada Miya, Farel masuk kearena berbahaya itu.
Siswi yang lebih tinggi itu dia perkirakan sebagai Windi, dan sepertinya Windi akan kembali mengirim pukulan pada Kinan.
"FAREL!!! "
'Bugh!
"Farel tolol!!.." maki Miya yang masih ditempat nya. Dia melirik Kinan takut-takut, sedangkan ditempat itu semua orang berseru histeris melihat sang selebgram yang terkapar dilantai.
"Ya ampun , ayang Farel.... Kamu baik-baik aja?"
"Farel.... Jangan pingsan..."
Kinan menatap tangannya , apa benar dia yang barusan menonjok Farel? Dia tadi hanya ingin menyudahi pertengkaran dengan menonjok Windi, tapi dia salah sasaran karena Farel yang datang melindungi Windi.
"Farel bodoh! Farel tolol!" Miya menggigit jarinya gemas , dia benar-benar gemas dengan tingkah Farel.
Tiba-tiba Kinan memutar badan membuat Miya dan Kinan bertatapan , melihat tatapan Kinan yang begitu tajam membuat Miya takut.
Gadis itu menggeleng pelan , "sorry Nan. Gue juga nga tau..." ucap nya tanpa suara.
Kinan mendengus sebal , dia menyibak kerumunan fans Farel dan menarik tangan laki-laki setengah sadar itu.
"Eh , mau lo kemanain Farel?"
"Buang ke TPU!!"
Farel yang sayup-sayup mendengar ucapan Kinan merasa ingin lari , dia tidak mau kalau Kinan benar-benar membuang nya ke TPU.
"Nan... Jangan buang gue..." lirih nya. Kepala nya berdenyut dan hidung nya mulai mengeluarkan darah.
"Diem makanya!"
Farel kembali diam , dia menyandarkan kepalanya dibahu Kinan. Sungguh , dia berasa akan mati sebentar lagi.
"Miya! Izinin aku ke pak Bambang!"
Miya hanya menganggukkan kepalanya. Dia hanya berharap, semoga Kinan bisa mengontrol diri saat berdua saja dengan Farel nanti.
---
Ada yang mau ngumpat ke Farel bestie? Silahkan....
Jangan lupa vote , komen , dan coba deh share juga keteman kalian. Makasih bestie.Semoga terhibur.
Mey_ca
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Fiksi Remaja"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...