---
'Bugh!
Belum sampai tangan anak itu mengenai perut Farel , lelaki itu sudah tumbang duluan karena tertimpa dahan pohon yang jatuh. Kinan tersentak dan ingin segera berlari kesana, tapi tangannya ditahan oleh Leo. Kinan marah dengan lelaki itu, dia tidak bisa membiarkan kekasihnya itu tergeletak seperti itu saja.
Seluruh murid yang sedang berlatih terkejut melihat hal itu, apalagi murid perempuan yang langsung berhamburan untuk menolong Farel. Zaman sekarang siapa yang tidak kenal Farel, lelaki dengan sejuta pesona itu selalu lewat di beranda akun sosial media mereka.
"Leo!! Lo apaan sih?! Lepasin tangan gue!!" Sentak Kinan sambil terus memberontak. Leo tersenyum tipis , akhirnya Kinan melepas sisi berwibawanya. "Lo mau nolongin dia? Nga boleh! Lo harus disini bareng gue."
Mata Kinan melotot tidak terima , jadi begini sifat asli Leo. Sangat tidak terpuji, "lo jangan gila Leo! Dia harus segera ditolong."
Leo terkekeh sumbang, matanya menyipit melihat kerumunan perempuan yang sudah menggotong Farel kembali kedalam Dojo. "Lo nga buta buat liat mereka yang udah bantu pacar lo."
Para sensei yang lain ikut masuk, kebetulan sesi latihan diluar sudah selesai. Saat lapangan sudah sepi, Leo melepaskan tangan Kinan. Gadis itu hendak berlari lagi, tapi Leo sengaja menyandung kaki Kinan hingga sensei cantik itu terjatuh mencium tanah.
"Awh..." ringis Kinan. Kepala nya didera rasa pusing yang sangat hebat. Badan Kinan sedikit bergetar, Kinan benar-benar tidak bisa berdiri saat ini. Leo terkejut, dia tidak menyangka kalau perbuatan nya akan berdampak seperti ini.
Dia berjongkok dan membantu Kinan untuk duduk bersandarkan dadanya, "astaga sensei. Maaf kan saya, saya benar-benar tidak sengaja."
Kinan memejamkan matanya untuk meredam rasa sakit itu, bahkan tenggorokannya terasa sangat sakit. Nalasnya mulai tersengal-sengal, disaat seperti ini dia jadi ingat dengan mendiang mamanya. Ingin rasanya dia menangis, dia sudah lama tidak merasakan rasa sakit seperti ini.
"Ma... mama... sakit...." lirih Kinan. Leo tidak mengerti dengan ucapan Kinan, dia berusaha melakukan pertolongan pertama pada gadis itu. Leo menekan titik antara kedua mata Kinan selama sepuluh detik, lalu dia menekan dua titik ditengkuk Kinan selama sepuluh detik pula.
"Apa merasa baikan sensei?" Kinan mengangguk pelan, dia merasa pusing nya sedikit mereda sekarang. Dia terbatuk pelan dan mencoba untuk duduk sendiri, Leo telaten membantu Kinan. Raut cemas sangat kentara diwajahnya, dia benar-benar menyesal.
Kinan melirik Leo yang terus menatapnya, gadis itu terkekeh dan menutup mata Leo dengan dua tangannya. "Nga usah liatin aku kek gitu, aku baik baik aja kok."
Hati Leo menghangat mendengar ucapan Kinan, gadis itu berbicara dengan lembut padanya. Dan lihat lah perlakuan nya, benar-benar membuat Leo mati rasa. Bagaimana dia bisa berpaling dari Kinan, kelakuannya saja membuat Leo sekali merebut gadis itu dari Farel.
"Anda yakin sensei?"
Kinan melepaskan tangannya dari mata Leo, dia tersenyum tipis. Untung saja mereka duduk dibawah pohon, jadi Kinan tidak kepanasan olehnya. "Aku sudah baik, tadi hanya terkejut mungkin. Aku sudah lama tidak jatuh."
"Maaf kan saya sensei... saya benar benar tidak sengaja." Cih! Leo merutuki ucapannya dalam hati, padahal tadi dia sudah sangat sengaja membuat Kinan terjatuh.
Kinan hanya tersenyum menanggapinya, dia belum bisa berbicara banyak. Kepalanya masih berdenyut walau tidak sesakit tadi, "Kinan!!!"
Kinan dan Leo melihat kebelakang, disana Farel terlihat dengan baju karatenya yang sudah kotor dan dahinya yang sudah diobati. Farel memberikan tatapan permusuhan pada Leo, lalu dia beralih pada Kinan. Apa kekasihnya itu tidak ingin membantunya tadi? Kenapa Kinan malah berduaan dengan Leo disini?
Leo berdiri dan memberihkan celananya yang sedikit kotor, dia akan memberikan waktu pada Kinan dan Farel. Dia sudah cukup senang saat ini , jadi dia tidak akan mengganggu mereka.
"Saya permisi sensei." Leo berlalu begitu saja tidak mempedulikan delikan sinis milik Farel, lelaki itu segera mengambil tempat duduk disamping Kinan.
"Kok lo nga nolongin gue tadi? Lo tau, gue gerah banget karena tuh cewe-cewe kelilingin gue."
Kinan terkekeh kecil , tangannya terangkat untuk merapikan rambut Farel yang sudah berantakan. Farel hanya diam saja, lagipula dia suka Kinan merapikan rambutnya. Dia seperti ketagihan dengan hal itu.
"Maaf ya... tadi aku mau bantuin , tapi udah rame gitu. Yaudah aku rasa kamu bakal diobatin sama mereka. Dan tadi... aku jatuh. Trus sensei Leo yang bantuin aku."
Wajah Farel berubah cemas, dia menangkup wajah Kinan dan memperhatikan gadisnya itu dengan detail. Dia menemukan dahi Kinan yang kotor, Farel mengusap dahi Kinan sampai bersih. Setelahnya dia tersenyum kembali.
"Gue nga mau latihan disini lagi."
Dahi Kinan berkerut, "kenapa?"
Farel memajukan bibirnya , "ada Leo-Leo singa itu. Gue tau tadi dia mau bikin gue malu, gue males kalau ada dia."
Kinan menganggukkan kepalanya, "trus mau nya dimana?"
"Gue ke gym aja kali yah. Biar bisa dilatih secara khusus gitu."
Kinan tersenyum kearah Farel, "bagus juga kok. Asal kamu ada niat, semuanya pasti ada jalan."
Kemudian keduanya dilanda keheningan, Kinan memejamkan matanya karena kepalanya yang kembali berdenyut hebat. Tangan nya terkepal kuat , berusaha agar dia tidak merintih didepan Farel.
"Dulu gue kira orang yang ngomong Aku-Kamu itu cuma anak cupu." Kinan menoleh, berarti dulu Farel mengira dirinya cupu?
Lelaki itu terkekeh sambil mengusap surai Kinan, "tapi ternyata gue salah. Orang nya ngomong kek gitu ternyata manis, kesannya ramah dan nyaman diajak ngomong. Kayak lo."
Kinan memasang wajah songong, "yaudah kalo nyaman ngomong Aku-Kamu aja."
Farel tersenyum jahil, dia menoel-noel pipi Kinan dengan gemas. Gadis itu menepis tangan Farel, dia geli karena tidak ada yang pernah menyentuh wajahnya sesering itu. "Jadi lo ngode?"
Alis Kinan bertaut bingung, Farel semakin tertawa bahagia. Dia mengira Kinan sedang memberinya kode keras, "lo ngode gue biar ngomong kayak gitu biar terkesan romantis kan? Oke... gue bakal ganti panggilan."
Kinan mengibaskan tangannya acuh, "aku nga ngode kamu. Aku cuma kasih saran." Farel mengangguk saja, "iya. Aku terima saran kamu."
Kinan tertawa geli mendengarnya, lengkap sudah. Farel benar-benar mirip dengan wanita, apalagi dengan dia yang berbicara seperti itu. Ih, Kinan jadi geli.
"Kenapa sih lo suka ngomong Aku-Kamu?"
Kinan tersenyum lebar, dia bangga menceritakan bagian ini pada Farel. Kinan menghadap Farel sepenuhnya, "dulu aku juga ngomong kek kamu pas sd. Tapi ada temen aku yang nyuruh aku ganti panggilan, katanya karena aku cewe nga boleh ngomong Lo-Gue. Karena dia, aku jadi kebiasa deh."
Wajah Farel berubah masam, "cewe cowo?"
"Laki-laki." Jawab Kinan antusias, sudah tidak berbentuk lagi bagaimana perasaan Farel sekarang. "Aku makasih banget sama dia, dia ganteng , baik. Tapi sayang... "
"Sayang apa?" Sahut Farel cepat.
"Lho kok nyahut?" Kinan tertawa keras, dia bahagia karena sudah berhasil membuat mood Farel hancur hari ini. Farel memberenggut kesal, dia menarik tangan Kinan dan mendekap tubuh kekasihnya itu dengan erat.
"Lo sekarang pacar gue, jangan muji cowo lain depan gue. Dan sayang.... jangan bicarain cowo depan aku lagi. Jangan bikin aku cemburu yah..."
Kinan memukul dada Farel pelan, dia tidak bisa berhenti tertawa. Dia akan terus menggoda Farel, dia tidak suka Farel yang memakai kata Aku-Kamu. Maka dia akan terus menggoda kekasihnya itu, setidaknya sebelum mereka berpisah dia punya kenangan indah.
---
Mwehehe... kalau membosan kan mon maap yah..Sebagai orang budiman jangan lupa menghargai yah..
Semoga terhibur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Teen Fiction"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...