TIGAPULUHDUA

119 13 0
                                    

---

"Rel, kamu kenapa sih?"

"Diam! Gue muak liat lo yang sok lugu ini."

Kinan mempercepat langkahnya yang tertinggal dari Farel, dia kebingungan dengan pacarnya yang tiba-tiba marah dengan mengatainya sejak tadi.

"Rel, kita bisa bicara baik-baik kan?"

Farel menyentakkan tangan Kinan kasar hingga gadis itu hampir saja tersungkur, Farel memandang nya hina kemudian berdecih. Kinan menahan napasnya, dia benar-benar tidak mengerti sekarang.

Tadi, setelah dia mengantar Leo keparkiran dia bertemu Miya yang sedang bersama Ilham. Tentu saja dia kesal karena Miya tidak bersamanya tadi, tapi Miya memberi tau padanya kalau Farel tengah mengamuk dikoridor. Tanpa pikir panjang  Kinan menyusul dan dia menemukan keadaan koridor kelas nya yang sudah hancur, sampah ada dimana-mana.

Saat menemukan Farel yang sedang marah-marah Kinan menghampiri nya dan kejadian tak terduga terjadi.

"Gue muak liat lo yang sok polos di depan gue, sebodoh apa gue sampai nga tau lo selama ini ha?"

Ya seperti itulah Farel yang marah-marah padanya tadi, tapi Kinan tidak menyerah dengan terus mengekori Farel. Persetan dengan pulang telat, dia hanya ingin kesalahpahaman ini selesai.

"Rel, kamu bisa bilang kan kesalahan aku dimana?"

Tuhan. Berilah Kinan kesabaran, karena Kinan bukan lah tipe gadis yang suka mengemis-ngemis perhatian seperti ini. Dia hanya tidak ingin hubungannya hancur karena Farel yang tidak mengerti keadaan.

Mereka sampai ditempat loker, dengan sedikit membanting Farel membuka pintu lokernya. Dia semakin marah saat melihat sebuah buket bunga didalamnya, dia mengambil nya dan melihat sebuah surat disana.

'Hay.. selamat menua ya ganteng. Aku liat kamu udah makin berubah ya sekarang, rajin-rajin belajarnya. Sekarang kamu udah kelas akhir, masa depan ditangan mu. Jangan banyak ngelamunin hal nga penting. '

Dari:
Your secret Admirer.

Farel meremas kertas itu dengan sekuat tenaga, sekarang dia ingat. Dia ingat dengan buket ini, setiap tahun dia selalu mendapatkannya dengan bentuk bunga yang sama. Farel benci dengan ini, dia menjatuhkan bunga itu dan menginjak-injak nya hingga hancur.

Kinan menutup mulutnya karena terkejut, apa Farel tau kalau itu darinya?

"Apa?! Gue nga suka sama orang yang sok-sok rahasia disini, dan gue benci sama dia yang nga ngomong langsung sama gue."

Mata Kinan berkaca-kaca, dia sedih melihat buket yang sudah dibuatnya bersusah payah dengan Miya hingga harus begadang. Sekarang, sudah hancur dengan mengenaskannya. Bolehkah Kinan marah pada Farel yang tidak tau terima kasih ini? Sudah untung masih ada orang yang memperhatikannya.

"Ngapain lo masih disini? Pergi sana!"

Walaupun Farel selalu memakai kata LO padanya tapi perkataan itu berbeda nada, nada yang seperti sangat membenci Kinan. Ayolah! Kinan bukan cenayang yang akan tau kenapa Farel marah padanya, apa salah nya berbicara langsung dengan baik-baik.

Dengan segala keberaniannya Kinan mendekat dan memeluk tubuh tegap Farel, sang empu terdiam merasakan badan Kinan yang bergetar.

"Aku nga tau kenapa kamu sampe marah segini nya, tapi aku cuma mau bilang. Salah paham nga akan selesai kalau nga diomongin, aku harap kamu lebih dewasa menyikapi ini. Karena berandalkan emosi dan apa yang dilihat saja tidak akan cukup tanpa mendengar."

Secret Admirer ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang