---
"Nan, kita nga bisa kek dulu lagi emang?"Kinan menatap Farel heran, alis nya bertaut. "Kek dulu gimana?"
Farel memeluk Kinan gemas dan meletakkan dagu nya di bahu sang kekasih, "sorry Nan. Gue emang nga sedewasa itu buat lo, gue masih suka mikir pake logika. Nga mau dengerin penjelasan lo, dan ngambekan."
Kinan tertawa kecil lalu terbatuk, Farel tersentak dan ingin melepaskan pelukan mereka. Tapi Kinan menahannya dan semakin mempereratnya, dia membuat posisi senyaman mungkin.
"Hari itu Leo datang buat ngucapin perpisahan karena dia mau keluar negri, trus dia peluk aku. Maaf nga izin sama kamu, aku lupa aja gitu."
Farel menggeleng pelan, "gue tau kok. Hari itu gue nganter abang ke bandara, dan gue liat lo sama anak Dojo lain yang nganter dia. Gue yang seharusnya minta maaf, lo nga marah kan Nan?"
Kinan tersenyum kecil lalu mengacak rambut Farel, dia mengecup pelipis Farel dengan sayang. Untung saja rumah Kinan sedang tidak ada orang, Theo dan Gheo berada dikantor sang papa, Yani sibuk dengan pekerjaan nya juga. Jadi mereka yang berpelukan seperti ini tidak akan menjadi bahan ledekan.
"Jadi lo mau kan kek dulu lagi?"
"Emang dulu kita kek gimana sih?"
Farel merengek pelan sambil menggoyangkan badan Kinan, "selama nga ada lo gue dikejar-kejar sama cewe-cewe lagi. Jangan pergi Nan, gue ngeri sama mereka."
"Kan sayang nya Kinan selebgram, jadi wajar dong jadi buruan para cewe."
Farel kembali merengek dengan nada yang lebih kencang, Kinan tertawa keras. Wajah Farel sampai memerah karena menjelaskan setiap kejadian dia dikejar oleh perempuan, rencananya mereka akan belajar untuk ujian. Tapi Farel mengacaukannya semuanya.
---
"Yang bucin sih beda ya..."
Farel mendelik sebal pada Miya, mereka sedang menghabiskan waktu di roftoop seperti sebelumnya. Waktu istirahat sekarang harus mereka gunakan sebaik-baiknya, begitu pula Kinan. Karena sering izin dia harus belajar lebih ekstra dari teman-temannya.
"Lo kalau cape bilang ya, gue siap siaga." Kinan mengangguk dengan fokus yang masih pada buku digenggamannya.
Miya mencibir kesal, kenapa dia membiarkan Farel dan Kinan berbaikan. Karena mereka yang sudah berbaikan Kinan direbut dari nya, dan yang lebih parah nya Miya harus menyaksikan tingkat kebucinan akut milik Farel.
Kemana-mana pasti selalu mengekori Kinan.
Kinan tersandung dia yang histeris.
Kinan berselisihan sama cowo dia yang kesal.
Kinan dilirik sama cowo lain pas mereka main di kafe dia menghampiri cowo itu lalu ditegur.
Kemana-mana selalu menggandeng Kinan.
Dikit-dikit rangkul, kalau gemas meluk.
Nga cium aja sekalian? Hah! Miya muak melihat nya.
"Gini amat ngontrak dibumi,"gumam nya saat Farel memijat tangan Kinan yang kebas karena kebanyakan menulis.
"Pindah pluto sama Ilham gih." Miya melebarkan matanya, apa tadi barusan Kinan ikutan menggodanya? Miya menoleh pada Farel yang sedang memeletkan lidah pada nya, Miya mendengus sebal.
"Lo ngapa jadi ikutan sih Nan, dia mah sibuk sama temennya."
"Kasian."
Miya mengerang frustasi saat Kinan dan Farel sama-sama mengejek nya,bahkan ucapannya saja berbarengan seperti itu. Apa mereka tidak mau mengerti perasaan Miya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Teen Fiction"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...