---
"Ma... Ini antar kemana?"
"Kerumah yang diujung , warna coklat tanah itu lho..."
"Oke, " Kinan mengambil tiga kotak berisikan kue buatan mama nya. Sore hari selepas sekolah Kinan memang biasa membantu mama nya mengantar kue , sedangkan mama nya sendiri pengusaha kue kecil-kecilan dirumah.
Gadis itu memakai celana training dan sebuah hoodie berwarna hitam, telinga nya disumpal dengan earphone bluetooth , sesekali diri nya ikut menyanyi lirih.
"Rumah warna coklat, nah ini dong?"
Kinan memasuki kawasan rumah yang luas ini , dia mengetuk pintu berulang kali meneriakkan kata 'KUE'.
Karena tidak ada yang membukakan pintu , Kinan mendengus kesal dengan menendang pintu itu. Tiba-tiba pintu itu dibuka , "oh astaga. Malu dah saya..." lirih Kinan.
"Napa lo nendang pintu gue?" Kinan tersenyum lebar kepada seorang laki-laki sebaya nya , "aku kira nga ada orang."
"Harus pake tendangan juga? Kalo jebol gimana? Tendangan lo kan nga main-main," wajah laki-laki itu tertekuk sebal. Kinan menyengir seraya menyerahkan kotak kue itu , "sorry elah. Jangan marah."
Laki-laki itu hanya mendengus sambil menyerahkan uang nya , "siapa Yan?"
Mata Kinan melotot , dia sungguh kenal dengan suara itu. Tangannya langsung menarik kupluk hoodie nya hingga menutupi wajah.
"Loh , aneh banget. "
"Siapa si?, " seorang laki-laki lain keluar dari rumah Tiyan itu. Kinan menunduk agar laki-laki itu tidak melihat wajahnya , "napa lo Ci? Sakit?"
"Ah , enggak. Itu... Aku masih mau ngantar kue , bay Tiyan jelek!!!"
"Woi!! Cia sialan , bisa-bisanya dia katain gue jelek." Tiyan menggerutu sebal sambil kembali menutup pintunya.
"Siapa tu cewe?"
"Temen gue , nama nya Cia. Nyokap nya jualan kue , nih! Coba aja lo makan." Tiyan izin kebelakang untuk menyimpan kue lainnya.
Sedangkan didepan rumah nya , Kinan susah payah mengatur napasnya , dia berlari begitu kencang dari ujung.
"Kamu kenapa nak?" tanya Yani khawatir melihat anak nya.
"Dikejar anjing tetangga , ma..." Kinan segera berlari ke kamarnya, Yani mengerutkan dahinya. Anjing? Kan di komplek ini tidak ada yang memelihara anjing.
Ah, mungkin anak nya terlalu letih.
---
Sekolah hari kedua tak jauh berbeda , masih banyak kelas yang mendapat jam kosong. Apalagi sekarang masih masa orientasi siswa baru , makanya banyak guru yang belum masuk.
Di pojok kelas Kinan tengah berceloteh ria pada Miya , menceritakan kejadian yang dialaminya kemarin.
"Jadi, kemarin lo ketemu dia dirumah Tiyan?"
Kinan mengangguk antusias , dia segera menunjukkan hp nya pada Miya.
"Mereka habis nge game sambil ngonten , aku liat story nya Farel kemarin..."
Miya mendengus , dia menyentil dahi Kinan gemas. "Nga sekalian aja lo ikutan? Biar jadi viral?"
Kinan menggeleng santai , dia menyandarkan punggung nya pada kursi. "Viral itu nga seru , hidup kita nga tenang."
"Iya deh , Kinan selalu benar."
Mereka berdua dilanda keheningan , Miya sibuk dengan novel online nya , sedangkan Kinan? Hah , dia menjadi seperti orang pengangguran.
Kelas yang sepi membuat suasan sedikit tenang , sepertinya tidur tidak ada salahnya. "Mi , aku tidur bentar ya.."
Miya hanya berdeham membuat Kinan kesal , dasar kutu buku. Kalau sudah baca novel aja pasti lupa sama dunia nyata.
Kinan menenggelamkan kepala nya dilipatan tangan , bersiap-siap memulai mimpi indahnya dipagi hari. Tiba-tiba...
"KINAN!!!! DIMANA LO?!!"
Say good bye dengan acara tidur nya.
---
Huhuhu....
Semoga terhibur
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer ( E N D )
Fiksi Remaja"Reputasi gue taruhannya....." Kinan mendengus kesal, kenapa sih laki-laki ini??? "Nan, mau ya? Bantuin gue plisss... Lo satu-satunya orang yang gue punya." Kinan merotasikan matanya sebal , "oke!!! Tapi syarat nga ada acara gandeng-gandengannya...