Bab 14

17.9K 1.1K 7
                                    

Di Noveltoon sudah tamat, tapi belum revisi. Dan di sini sudah di revisi.

Id Noveltoon : Lebahmadu


°°°

Agas memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, lalu berjalan dengan cepat kedalam rumahnya.

"Azrel, Az-," teriak Agas terhenti karena melihat kedua orang tuanya duduk dengan tenang di ruang tamu.

"Ayah, bunda," panggil Agas lalu berjalan mendekat.

"Kenapa teriak teriak?" tanya bunda Gina.

Agas duduk disamping bundanya lalu mencium punggung tangan bunda serta ayahnya, "Bunda liat Azrel gak?"

"Tuh di kamarnya," jawab bunda Gina.

Agas pun mengangguk lalu berdiri, tetapi bundanya  menariknya duduk kembali, "Apa sih bun, Agas mau ke Azrel."

"Diem, kamu jahat gak cerita sama bunda kalau udah punya calon," ucap bunda Gina, Agas mengerutkan keningnya bingung.

"Calon apa sih bun? gak jelas banget deh."

"Airin Morgena Alatas, putri pertama dari seorang Jendral Raymond da kaylo Alatas, umur 18 tahun, mempunyai adik lelaki seumurannya Azrel, Tinggi 160, golongan darah O, cita cita menjadi Psikologi, dan baru baru ini dekat dengan seorang ceo muda, Agas Rion Xaverius, jelaskan," timpal Damian a.k.a ayah Agas.

"Apa maksud ayah, ayah mata matai Agas lagi!" ucap Agas tak terima jika dirinya kembali di mata matai oleh sang ayah.

"Jelaskan, atau ayah yang cari sendiri," ucap ayah Damian dengan tenang.

Agas mengendus keras, menyebalkan sekali orang yang memberi laporan kepada sang ayahnya itu, "Kakak kelas Azrel."

"Maksud ayah tuh, hubungan kalian Agas," gemas bunda Gina.

"Gak ada,"

Damian menatap anaknya penuh selidik, "Gak jujur, ayah selidiki."

Agas menatap ayahnya geram, "Kan udah Agas bilang gak ada, gak usah selidik selidik."

"Bukan gak ada tapi belum ada, ya kan?" tanya Bunda Gina dengan tatapan berharap.

Agas memutar bola matanya malas, "Terserah bunda, dibilang gak ada juga."

Bunda Gina menatap Agas dengan senyum liciknya, lalu mengambil handphone nya, "Terus ini apa?"

Agas menatap beberapa Poto dirinya dengan Airin, "Pasti kelakuan ayah."

Ayah Damian menatap anaknya malas, "Ngapain? buang buang waktu."

"Terus siapa? awas aja kalo poto ini kesebar," Ucap Agas.

"Mata mata cilik yang mengirimnya, dan sayangnya, mereka sudah tau," ucap bunda Gina dengan tertawa kecil.

"Apa! dari kapan? kenapa bisa? Agas gak mau jadi bahan eksekusi lagi, bunda...siapa yang ngirim Poto itu!"

Bunda Gina tertawa pelan, rupanya Agas tidak sadar jika disekitarnya ada bocah licik yang bekerja sama dengannya.

"Siap siap, bawa gadis itu kesini, hari Jum'at jam tujuh malam," Ucap Ayah Damian.

"Nggak! mau ngapain? Agas gak mau," tolak Agas.

Ayah Damian mengangguk lalu berdiri dari duduknya, "Hm, yaudah. Ayah yang akan membawanya."

Agas melemas, "Jangan ayah, mau ngapain sih? Agas gak mau!"

"Sayangnya sudah terlambat, mereka akan datang pada hari Sabtu," ucap ayah Damian, lalu berjalan meninggalkan Agas yang menggurutu kesal.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang