Bab 30

15.5K 897 8
                                    


Happy reading..

°°°



Suara suara yang terdengar samar itu mengganggu tidur Airin, ditambah dengan cahaya matahari yang menyilaukan mata nya dan juga badannya yang terasa pegal.

"Eung," erang Airin saat suara suara itu terdengar lebih jelas.

Mata Airin mengerjap ngerjap pelan, Airin masih terdiam saat nyawanya belum terkumpul semua. Wangi maskulin menyeruak ke dalam hidung saat Airin sudah sepenuhnya terbangun.

Mata Airin membola saat menyadari bahwa dirinya berada di pangkuan seseorang. Airin mendongakkan kepalanya keatas melihat Agas yang tertidur dengan kepala menunduk.

"Aish, baru Inget gue kalo gue tidur di pangkuan si om," gumam Airin.

"Is Zio, bukan gitu, kata mommy juga harus di putal putal."

Suara Alga terdengar jelas, Airin yang teringat dengan mereka bertiga pun seketika melihat ke arah ranjang yang ternyata sudah kosong dan rapi.

"Kemana mereka?" tanya Airin lirih.

"Ini juga udah bener Alga," sahut Zio.

Seketika Airin menengok ke arah kamar mandi, dan sepertinya apa yang ada dipikirannya benar bahwa mereka sedang mandi. Tak mau terjadi apa apa Airin beranjak dari duduknya, tetapi tarikan pada tangannya membuat dia kembali duduk.

"Mau kemana hm?" tanya Agas dengan suara serak khas bangun tidur bahkan matanya masih tertutup.

"Mau liat itu anak anak, mereka kayaknya lagi mandi," ucap Airin.

"Tidak usah, diam saja disini," Agas memeluk Airin kembali, tangannya membawa kepala Airin agar bersandar di dadanya kembali.

"Tapi om, ntar kalo mereka kenapa napa gimana?" tanya Airin khawatir.

"Tidak akan terjadi apa apa, tenanglah," bisik Agas sambil mengusap kepala Airin lembut.

Airin dengan pasrah menurut, tatapan Airin mendongak melihat wajah Agas yang terlihat hampir sempurna, hidung yang mancung dan ramping, bibir sexy yang sedikit tebal, mata yang tajam dengan bulu mata lebat, alis yang hitam menukik tajam serta rahang tegas sebagai penyempurna rupanya.

"Sempurna," batin Airin memuji.

"Om," panggil Airin.

"Hm."

"Airin mau berdiri, kasian nanti kaki om pegal, Airin kan berat," ucap Airin kala teringat jika sudah lama dia duduk dipangkuan Agas.

"Tidak, kamu ringan seperti Alga," jawab Agas sambil membuka matanya lalu menunduk melihat Airin.

"Bohong! berat badan Airin 50 loh om," ucap Airin.

Agas tidak menjawabnya, pandangannya sibuk menatap Airin dengan tangan yang mengelus elus rambut lembut Airin.

"Tidak masalah, mau seberapa berat pun. Jika itu kamu, saya akan tetap memangku mu," ucap Agas.

"Terserah om lah."

Tangan Agas turun ke pipi chubby Airin, mengelusnya dengan pelan, mata dan tangan Agas seolah terhipnotis dengan pipi yang putih, lembut juga sedikit bulat itu.

"Kenapa pipimu lembut sekali?" tanya Agas lirih

"Mana saya tahu, mungkin efek skincare," jawab Airin acuh.

"Saya mau," ucap Agas sambil terus melihat ke arah pipi Airin.

"Hah? maksud om apa? skincare?" tanya Airin bingung.

Agas tidak menjawab, wajahnya ia dekatkan dengan wajah Airin, "Boleh?"

"B-boleh apa?" tanya Airin gugup.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang