Bab 24

13.9K 965 13
                                    




Suasana dalam mobil terasa hening, Airin duduk dengan gugup, tangannya mengepal di kedua pahanya dengan duduk tegak menatap kedepan.

"Santai saja, tubuhmu akan pegal jika duduk seperti itu," ucap Agas saat melihat Airin yang terlihat tegang.

Dengan perlahan Airin menyandarkan tubuhnya, tangan yang terkepal kini sudah seperti biasa, "Kenapa tiba tiba sih om?"

"Tiba tiba apa?" tanya Agas bingung.

Airin menghela nafas pelan, "Ke rumah om."

Agas menganggukkan kepalanya, "Santai saja, lagian kamu sudah bertemu orang tua saya."

"Tapikan ini beda om! serasa mau seleksi menantu," ucap Airin diakhiri lirihan di akhir kalimatnya, tapi memang dasarnya Agas yang memiliki pendengaran yang tajam, dia bisa mendengar lirihan Airin.

"Jika itu benar kenapa?"

Airin melotot rupanya Agas mendengar lirihan nya, "Hah?"

Airin sedari tadi tersenyum canggung, tetapi matanya melirik lirik Agas tajam, "Terkutuk kau duda setan!" pekik Airin dalam hati.

Ingin rasanya dia menangis sekarang, katanya hanya makan malam bersama orang tuanya menjadi makan malam bersama keluarga besarnya.

"Airin masih SMA ya?" tanya seorang wanita manis yang duduk disamping Airin sambil menggendong bayi laki laki. Dia Nova menantu kedua keluarga Agas dan anak di gendongan nya bernama Riel cucu keempat keluarga Xaverius.

"Ah, iya kak," jawab Airin gugup.

"SMA dimana Airin? kelas berapa?" tanya seorang wanita di depannya yang terlihat sombong. Dia kakak Agas yang ketiga, namanya Laila, wajahnya memang seperti itu jadi tak heran jika tidak banyak orang yang dekat dengannya.

"Sekolah nya sama Azrel, sekarang kelas dua belas," ucap Airin lalu tersenyum canggung.

Sedangkan Agas hanya duduk dengan tenang di sampingnya, dia juga tidak tau kalau keluarga besarnya akan datang hari ini, setahunya mereka akan datang besok.

"Airin lulus sekolah mau langsung nikah atau kuliah?" tanya seorang lelaki yang terlihat lebih tua dari Agas. Dia Deon kakak kedua Agas dan suami dari Nova.

"Kuliah kak, nikah nya nanti kalau ada jodohnya," ucap Airin berusaha tenang.

Gina tersenyum manis lalu menatap Airin lembut, "Ngapain nyari nyari jodoh lagi, itu jodohnya sudah ada disamping kamu."

Airin tersenyum paksa saat semua orang menyoraki dirinya, "Buruan halalin kak, cewek cantik jangan digantung, nanti banyak yang nikung," ucap seorang lelaki dewasa yang sepertinya lebih muda dari Agas, namanya Reyhan sepupu Agas.

"Gak usah sok ngomong kayak gitu, urus aja mantan kamu yang seribu itu," ucap Agas dengan tenangnya.

Lelaki itu merengut kesal dengan fitnah Agas, mana ada mantannya seribu, yang ada cuman satu, "Fitnah."

Agas hanya menghedihkan bahunya acuh lalu melihat ke sampingnya, terlihat Airin yang dengan canggung menjawab setiap pertanyaan pertanyaan dari keluarganya.

"Mommy!" Alga berlari dari tangga menuju ruang keluarga saat mendengar suara mommy nya.

"Ya ampun Alga, hati hati!"

"Buset bocil jatuh mampus lo!"

"Alga hati hati sayang, jangan berlarian di tangga!"

Semua orang terpekik kaget saat melihat Alga yang berlarian di tangga yang sangat banyak, Alga tidak menghiraukan ucapan mereka. Kakinya semakin cepat berlari menghampiri Airin.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang