Bab 71

7.1K 526 5
                                    


Happy reading.

°°°







Airin berdiri di balkon kamar hotelnya, matanya terpejam menikmati sapuan angin malam yang dingin dan menenangkan. Setelah percakapan hangat di sofa tadi, Airin meminta agar Azra tidur bersama mereka.

Tentu saja, Agas menolak dengan keras. Tetapi, jika sang istri sudah berkehendak besar kemungkinan sulit untuk di bantah.

"Kenapa berdiri di sini, hm?" tanya Agas yang kini memeluk Airin dari belakang.

Airin menyandarkan kepalanya di dada bidang Agas dengan nyaman, seketika rasa dingin tadi terganti menjadi hangat, "Menghirup udara segar."

"Masuk yuk, angin malam tidak baik untuk tubuh," ajak Agas.

"Sebentar lagi, aku masih pengen disini," ucap Airin dengan tangannya yang kini menggenggam tangan Agas yang berada di depan perutnya.

"Yaudah deh," Pasrah Agas.

Kini keadaan menjadi hening, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing masing hingga Airin membuka suaranya, "Coba ceritakan tentang Azralia."

"Hm, di mulai dari mana ya," pikir Agas.

"Singkat saja, hal yang kamu tahu tentang dia," Agas menganggukkan kepalanya.

"Anak perempuan kita itu baik, kadang dia cerewet, tapi juga dingin. Sikapnya ketus jika moodnya tak baik, hm pokoknya sikap dia itu mencerminkan moodnya. Tapi, dia misterius. Aku rasa...banyak yang dia rahasiakan dari semua orang."

Agas menyandarkan kepalanya di bahu Airin dengan mata terpejam, "Dia kadang kadang suka menghilang tanpa alasan. Bahkan waktu terlama dia menghilang itu sekitar lima bulanan, dan dia hanya menjawabnya dengan alasan pekerjaan."

"Aku adalah daddy nya, tapi banyak yang tidak aku ketahui tentangnya," ucap Agas lesu.

Airin mengelus lengan Agas, "Menjadi orang tua memang sulit, apalagi disaat kamu yang masing sendiri. Sebenarnya kamu hebat bisa mengurus anak sendirian tanpa dibantu dengan istri ataupun baby sitter."

"Orangtua itu tidak pernah gagal, yang gagal itu anaknya sendiri. Jadi, jika kamu merasa kamu kurang terbuka dengan Azra, coba sekali kali kamu berlibur berdua. Berbincang dengan hangat, itu adalah salah satu cara agar Azra merasa lebih yakin denganmu hingga tidak ada yang ditutupi darimu," saran Airin.

"Hm, terima kasih sarannya. Nanti aku coba setelah pembuatan baby twins berhasil," ucap Agas sambil tersenyum lebar.

Tak.

Satu jitak kan mendarat di kepala Agas, Agas hanya meringis pelan merasakan kulit kepalanya yang lumayan terasa perih, "Kenapa di jitak sih! gak sopan tau!"

"Lagian, salah kamu sendiri yang selalu saja bahas baby twins baby twins. Jangan terlalu berharap, keturunan keluarga kita kan tidak ada yang punya gen kembar. Sudahlah aku mau tidur, ngantuk," omel Airin lalu berjalan ke dalam kamar meninggalkan Agas yang memasang wajah lemah, lesu, letoy itu.

"Ck, istri siapa sih? ngeselin banget!" geramnya.

~o0o~

Lima hari sudah Airin berada di negara Prancis, dan saat ini mereka berdua berada di depan mansion Agas. Mereka berdua baru saja sampai, dan tentunya tanpa sepengetahuan keluarga serta sahabat sahabatnya. Mengenai Azra, dia akan menyusul nanti dan pastinya Agas juga ragu untuk mempertemukan Azra dengan Azrel.

Ting nong...

"Sebentar!" terdengar teriakan lelaki di dalam mansion.

Cklek...

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang