Bab 48

8.3K 592 7
                                    


Happy reading...
And GN ✨

°°°








Tak terasa hari yang ditunggu tunggu Arsen datang, sedari tadi dia tak berhenti tersenyum tipis sambil terus merapikan bajunya menghadap kaca yang pas body. Sedangkan Agas duduk di sofa belakang Arsen dengan menatapnya jengah.

"Apa kau kesurupan?" tanya Agas.

"Kau tidak tau, bagaimana rasanya menunggu hari membahagiakan ini," ucap Arsen lalu berbalik menatap Agas yang sedang menopang dagunya dengan tangannya.

"Kau tau, jantungku rasanya berdetak dengan kencang. Tapi, ini menyenangkan. Ah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana gadisku di poles dengan cantiknya."

Agas memutar bola matanya malas, sejak kapan Arsen secerewet ini? ini sangat aneh menurutnya.

"Cih kau terlalu lebay," cibir Agas.

"Hah, kau juga akan merasakannya nanti. Bagaimana gugup serta rasa senang bercampur aduk di hari pernikahan," jelas Arsen.

Agas hanya mengangguk anggukan kepalanya, tak lama datang Daniel serta Jehon dengan memakai setelan yang sama dengan Agas berwarna hitam putih.

"Yo man. Sebentar lagi ada yang mengganti status lajangnya. Bagaimana rasanya? apa mendebarkan?" tanya Daniel dengan hebohnya.

Jehon menghela nafas pelan, rasanya kelakuan Daniel dengan tampang mukanya itu saling tolak menolak. Muka yang terkesan cool tetapi kelakuan yang tidak ada kalem kalemnya, sungguh random.

"Bisakah kau tidak heboh? sekali saja, untuk hari ini. Ubah sikapmu menjadi lelaki yang terlihat maskulin! kau ini, percuma jika mempunyai wajah pendiam tetapi sikap seperti monyet liar," oceh Jehon sambil berjalan

Daniel mencibirkan bibirnya kesal, "Kau ini kenapa sih? pagi pagi sudah sewot saja. Apa kau iri karena belum menemukan pasangan?"

Arsen membawa tubuh daniel kedepannya menghadap kaca yang pas body, "Berkaca lah!"

"Kenapa? aku tau aku ini tampan, jadi aku tidak memerlukan kaca," ucap Daniel dengan pedenya seraya merapikan jas serta rambutnya.

"Sudahlah, ayo pergi. Tinggalkan saja manusia tanpa akhlak itu disini," ucap Jehon sambil berjalan keluar kamar Arsen yang diikuti Arsen dan Agas.

Daniel masih terdiam mengaca di kamar Arsen, lalu berceloteh diakhiri kedipan mata jenaka nya, "Sabar Daniel, jika kau sabar maka kau akan semakin tampan."

Disisi lain, di sebuah hotel yang mewah. Ayla sedari tadi berceloteh ria sembari menunggu kedua temannya dirias oleh MUA.

"Kalian tau gak sih gue itu kesel kesel kesel," geram Ayla sambil menggigit bantal hotel dengan gemas.

"Berhenti menggigit bantal itu, nanti bantalnya bau," celetuk Airin.

"Sudah mbak,"

"Makasih, sana giliran lo," ucap Airin lalu berdiri dari duduknya yang kini bergantian dengan Ayla yang akan di makeup.

Airin duduk sofa sudut kamar sambil memeriksa ponselnya, "Terus sekarang Joshua nya mana Al?" tanya Airin.

"Gak tau, mungkin masih tidur. Udahlah biarin aja, kesel gue sama anak Moa itu," ucap Ayla.

Airin tertawa terbahak bahak, "Yaudah gue telepon aja deh. Kali aja dia kebangun denger telepon dari gue."

Ayla berdecak tak suka, sedangkan Airin terkekeh pelan lalu mulai menelepon Joshua dengan ponselnya, satu kali tidak diangkat. Hanya terdengar nada sambung.

"Gak diangkat kan? emang ya si Jojo tuh, itu tidur apa simulasi mati? heran gue!" geram Ayla.

Airin mencoba menelepon kembali, "Hallo," terdengar suara serak basah khas orang bangun tidur.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang