Bab 62

7K 513 9
                                    


Hai, kembali lagi dengan Young Mom.
Happy reading

°°°








Agas berjalan di antara lorong-lorong yang gelap dan terasa pengap, kakinya berhenti melangkah di depan sebuah pintu besi yang terlihat kokoh. Kedua bodyguard yang berada di depan pintu membungkuk hormat lalu membuka pintu dengan pelan.

Sreng...

Senyum miring seketika terlihat di wajah Agas yang datar. Suara hentakan sepatu terdengar sangat nyaring di ruangan yang terkesan hening ini.

"Bagaimana? siap untuk bertemu ajal?" tanya Agas kepada LC yang terduduk menunduk. Di sekitar tubuhnya dipasang borgol serta rantai yang kuat.

"Aku tidak akan mati secepat itu!" sarkas LC.

Agas terkekeh pelan lalu mengambil sarung tangan kulit berwarna hitam, "Dengan keadaan seperti ini saja. Kau masih bisa percaya diri...luar biasa."

"Cih, apakah itu sebuah pujian!?" LC berdecak sinis sambil mengangkat wajahnya melihat Agas yang sepertinya sedang memilih senjata.

Agas mengusap pisau lipatnya yang terdapat ukiran kuno di gagangnya, "Kau bisa menganggapnya. Jika kau mau."

Agas berbalik badan menghadap ke arah LC yang menatapnya sinis, kakinya berjalan pelan dengan tangan dan mata sibuk mengagumi pahatan pisau lipatnya.

"Aku membuat ini khusus untukmu. Aku belum pernah mencobanya karena ini pisau kesayanganku. Tapi, karena kita kedatangan tamu istimewa. Aku dengan senang hati memberikan hadiah untukmu dengan pisau ku," ucap Agas.

LC hanya terdiam tak menanggapi, sedangkan Agas mulai menjalankan aksinya dengan menggores pipi LC menggunakan ujung mata pisaunya, "Aku tidak akan segan segan, LC. Kau yang memulai ini, dan aku yang akan mengakhirinya. Dengan mengirim dirimu ke neraka tentunya."

"Mafia sepertimu tidak takut kan? jika aku membuat tubuhmu terbagi menjadi beberapa bagian, kau pasti akan senang," ucap Agas dengan nada datar nya saat tidak mendengar ringisan dari mulut LC.

LC hanya berdecak pelan membuat senyum Agas semakin merekah. Tangannya mulai mengukir di wajah LC dengan wajah datarnya tetapi bibirnya tersenyum lebar.

scary! seperti tidak ada emosi yang dominan di wajahnya. Sedangkan LC hanya menutup matanya menahan perih pada wajahnya, tangannya terkepal kuat saat Agas dengan sengaja menekan pisaunya.

"Berbicaralah. Aku tidak suka permainanku terasa hening!"

Diam, LC tetap menutup mulutnya dengan mata tertutup rapat hingga terlihat kerutan di sudut matanya, "Kau tau? memendam sesuatu itu tidak baik!" gumam Agas.

Tangan dengan balutan sarung tangan itu mengambil benang jahit dengan jarum lalu menjahit luka yang dia buat.

"Akhs!"

"Bagus! teruskan! aku suka jika 'teman mainku' bersuara!" pekik Agas senang dengan bibir yang senantiasa tersenyum.

Sedangkan LC menatap Agas tajam, Agas hanya terdiam dengan wajah datar dan senang itu. Jahitannya terhenti di samping hidung LC, lalu berdiri membawa sebuah palu yang terlihat berkarat.

"Kau ingat dengan benda ini?" tanya Agas sambil mengusap palu tersebut.

"Kau membunuh saudaraku dengan ini. Dan sebelum aku menghabisimu aku ingin memberimu sebuah wejangan hahaha."

Agas berbalik badan menghadap LC yang terlihat sedikit meringis, sedangkan Agas tersenyum bangga melihat karyanya, "Kau di sini karena perbuatanmu. Apa yang kau lakukan, itulah yang akan kau dapatkan nanti. Terbukti bukan?"

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang