Bab 56

7.9K 548 24
                                    


Happy reading

°°°








Azila duduk termenung di ruangan kerja Arsen, sedangkan Arsen sibuk mengerjakan pekerjaannya dengan sesekali bertelepon. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Arsen meregangkan kedua tangannya karena merasakan kaku.

Tatapannya melihat ke arah Azila dengan heran, Arsen berjalan mendekati Azila lalu duduk di sampingnya, "Kenapa melamun, hm?"

Azila tetap diam tak bergerak, dahinya mengerut dalam dengan bibir yang dikerucutkan, "Ssh, Kamu tau?"

"Apa hm?" tanya Arsen sambil mengelus rambut Azila lembut.

"Aku gak ngerti. Bagaimana bisa adik kelasku tiba tiba meninggal secara tidak manusiawi?" tanya Azila dengan bingung.

"Mungkin memang takdirnya. Hm, jadi beberapa jam lamanya kamu termenung hanya memikirkan itu?"

Azila menatap Arsen, "Apasih! aku baru duduk setengah jam juga."

Arsen tersenyum tipis, "Sayang, coba lihat jam."

Azila seketika melirik jam yang tertempel di dinding, dengan jarum pendek yang menunjukkan angka sepuluh, "Hah? kok udah jam sepuluh?"

Arsen dengan gemas mencubit kedua pipi Azila, "Gemes banget sih, istrinya kepsek ini. Makanya jangan banyak melamun sayang, gak baik."

Azila hanya mengangguk, lalu dengan tiba tiba memeluk Arsen sambil tersenyum manis. Arsen mengelus kepala Azila lembut sesekali di kecupnya puncak kepala istrinya itu, "Kenapa hm?"

"Aku. Boleh minta sesuatu gak?" tanya Azila dengan ragu.

"Apa? kamu mau apa, hm?" tanya Arsen lembut.

Azila seketika tersenyum lebar, tangannya dia lingkaran kan di leher Arsen, "Ke kamar yuk."

Mata Arsen seketika membola, "K-kamu ngantuk?"

Azila menggeleng dengan senyum manisnya, "Nggak. Ayok ke kamar."

Arsen hanya menurut lalu berjalan di belakang Azila dengan tangan kanannya yang diseret Azila. Pintu kamar terbuka, Azila menuntun Arsen masuk lalu menutup pintu kamar tak lupa menguncinya dua kali.

"Mau ngapain hm?" tanya Arsen yang kini sudah duduk di samping ranjang.

Azila berjalan mendekati Arsen dengan senyum manisnya, lalu duduk di pangkuan Arsen, "Mau manja manja!"

Arsen tersenyum tipis, dia gemas melihat tingkah Azila jika sedang manja dengannya, "Gemes-sin."

Azila tersenyum lebar hingga terlihat gigi kelincinya, jari jarinya memainkan kancing kemeja Arsen, "Em, Arsen."

"Hm," jawab Arsen dengan tangan yang fokus merapikan rambut Azila.

"Em... Aku mau sesuatu, tapi kamu jangan ketawa," Arsen mengerutkan dahinya, "Emang kenapa? kamu mau ngelawak?"

"Ish bukan!" Arsen mengangkat sebelah alisnya, "Terus apa?"

Azila menunduk dalam dengan jari jari tangannya menggambar dengan abstrak di dada Arsen, "Em, itu...Aku boleh gak?"

Arsen menatap Azila dengan muka penasaran, sedangkan Azila menggigit bibirnya gugup, "Aku, boleh mengambil hak aku gak?" tanya Azila dengan gugup.

"Hah?" Arsen termenung seketika, apa dia tidak salah dengar? Arsen menggaruk belakang lehernya gugup.

"H-hak apa sayang?"

"Itu loh! yang suka pengantin baru lakukan. Masa kamu gak tau sih?" tanya Azila dengan kesal, Arsen menelan salivanya gugup.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang