Extra Chapter

13.3K 560 14
                                    

Happy reading.

°°°





"Sembilan bulan...ibu mengandung...dan melahirkan...kita kedunia...kasih sayangnya, cinta kasihnya, sepanjang masa..,kasih sayangnya, cinta kasihnya, tak terbalas emas permata."

Arsen menatap datar Azila yang sedang memasak sambil bernyanyi yang ntah dia sendiri tidak tahu itu lagu apa. Ekor matanya terus mengikuti setiap gerakan Azila yang bergoyang kekanan dan kekiri.

"Lagu apalagi ini?" tanya Arsen dengan menopang dagunya dengan sebelah tangannya.

Azila segera berbalik kebelakang melihat Arsen dengan wajah membosankan nya, matanya membulat kaget, "Kamu tidak tahu?"

Arsen mengangguk, "Sungguh?" Azila bertanya dengan kagetnya.

"Iya, memang kenapa?" tanya Arsen penasaran.

Dengan gesit Azila menyimpan pisau yang dipegangnya lalu berjalan cepat mendekati Arsen sambil mengambil tablet yang tadinya menampilkan tutorial memasak.

"Masa kecil yang suram, kamu tidak sekolah madrasah?" tanya Azila di depan Arsen dengan mengotak Atik tabletnya.

"Aku dulu bukan Islam sayang."

"Hah!" pekik Azila sambil menyimpan tabletnya dengan tak santai.

Arsen hanya menatap Azila penuh tanya, "Kamu menikah dengan siapa sih? asal usul suami sendiri tidak tahu."

Azila mengerjap ngerjapkan matanya mencoba mengambil kesadarannya, "Kamu kan gak pernah bilang."

"Ya, kamu gak pernah tanya," elak Arsen.

"Ya terus salah siapa?" tanya Azila dengan wajah bodohnya.

"Salah pak satpam sayang," ucap Arsen sambil tersenyum kaku, Azila menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ah, udahlah bodo amat. Sekarang kamu tonton ini, ini lagu lagu religi aku jaman SD," ucap Azila sambil menyerahkan tabletnya yang memutar video musik religi yang dinyanyikan tadi.

"Harus hafal ya, soalnya nanti harus di nyanyikan kalau anak anak aku mau bobo," ucap Azila lalu kembali ke habitatnya a.k.a tempat tadi dia beraktivitas, sedangkan Arsen hanya mengangguk sambil menonton dengan fokusnya.

Lain halnya dengan mansion mewah yang diisi dengan keluarga Cemara ini, di kediaman ini setiap pagi tidak akan tenang. Ada yang memasak, berebut remote tv, ataupun saling mengejek sambil bermain catur.

Tek Tek Tek.

"Waktunya makan!" teriak Airin sambil memukul pancinya.

Seketika keempat orang yang tadinya sibuk dan membuat pagi menjadi bising itu duduk dengan rapi di meja makan. Airin mengangguk puas saat anggota keluarganya patuh dengan ucapannya.

"Silahkan makan, baca doa dan jangan berbicara," titah Airin setelah selesai menyiapkan piring untuk Agas.

Lima belas menit berlalu, saat ini hari libur dan kebiasaan mereka di waktu libur tak lain menonton televisi bersama, piknik dibelakang rumah, atau membersihkan rumah dan Airin hanya berdiam diri seperti ratu.

"Kapan lahirannya sayang?" tanya Agas sambil mengelus perut Airin yang membesar.

"Lumayan masih lama, kan Azila dulu yang lahiran baru Airin," ucap Airin sambil mengelus rambut Agas.

"Mommy, Azrel mau keluar," ucap Azrel sambil menyimpan handphonenya di saku celananya.

"Kemana?" tanya Airin.

"Mau ke mall sama yang lain, si Agion ngajak nonton di bioskop. Boleh?" tanya Azrel sambil menatap Airin penuh harapan.

"Hm, boleh."

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang