Bab 59

7.2K 502 7
                                    


Happy reading

°°°









Daniel berjalan dengan pelan sesekali kepalanya melirik ke kanan dan ke kiri memastikan jika tidak ada orang yang memergokinya. Daniel menyalakan earphone yang ada di sebelah telinganya.

Daniel melemparkan bom asap ke dalam ruangan pengendali, Kaki kekarnya itu melangkah dengan angkuh melewati dua orang yang tergeletak pingsan.

"Daniel to Alpha, misi satu sukses," ucap Daniel sambil beranjak duduk di depan berbagai layar monitor.

"Good Daniel, lanjutkan dan lakukan sesuai rencana," terdengar suara Agas di sebelah telinga Daniel.

"Oke Alpha, I will start with this game," ucap Daniel.

Daniel meregangkan kedua tangannya, lalu mulai berkutat dengan keyboard di depannya. Tak. Daniel tersenyum bangga ketika berhasil menonaktifkan alarm pelacak pada cctv.

"Done Alpha. Waktunya misi berikutnya," ucap Daniel sambil tersenyum, tangannya mengambil ciki ciki yang ada di meja sampingnya lalu memakannya dengan riang.

"Senangnya, misi gue cetek banget hihihi," ucapnya kegirangan dengan badan yang disandarkan di kursi tak lupa dengan ciki di pangkuannya.

Di balik tembok yang menjulang tinggi Agas mengangguk lalu memberi perintah kepada Arsen serta Jehon untuk mulai melakukan aksinya. Agas memanjat tembok dengan mudahnya menaiki lantai dua.

"Jalan lurus sekitar delapan meter, belok kiri. Masuk lift, di sana tidak ada penjaga," terdengar suara instruksi Daniel dalam earphone nya.

Agas berjalan sesuai instruksi Daniel, "Lantai?" tanya Agas setelah memasuki lift.

"Lantai dua tiga, lantai itu berada di bawah lantai ruangan si bajingan. Naik ke atas menggunakan tangga darurat, di depan lift ada dua penjaga. Dan sepertinya itu bawahan tangan kanannya."

Agas mengangguk pelan lalu memencet tombol dua puluh tiga, di sisi lain Arsen sedang bergelut dengan dua bodyguard yang lumayan tangguh. Dia ketahuan karena Daniel yang salah menyuruhnya berbelok.

Bugh.

Pukulan terakhir dia layangkan di kepala botak nan plontos bodyguard di depannya. Nafasnya berderu tak teratur, Arsen mengusap ujung bibirnya dengan kasar kala merasakan cairan merah itu keluar.

"Hah, menyusahkan saja. Awas saja kau Daniel, setelah ini akan ku habisi wajahmu itu!"

Arsen berjalan dengan aura tidak bersahabat nya, bagaimana tidak? baru saja masuk Daniel sudah membuatnya menguras sekian persen energinya.

"Lanjutkan. Aku harus kemana? jangan sampai salah. Jika tidak, aku akan menghancurkan wajah mu," tekan Arsen sambil memencet earphone di sebelah telinganya.

"Eh hehe. Maafkan aku Arsen, aku tidak sengaja. Kau jalan lurus lalu masuk ke dalam lift, naik ke lantai dua empat. Disana sudah tidak ada bodyguard, mungkin Agas sudah menghabisinya," suara Daniel terdengar jelas di earphone nya.

Arsen berjalan menuju lift lalu memencet lantai dua puluh empat, di dalam lift Arsen berkaca sambil melihat keadaan bibirnya yang sedikit robek.

"Aish, aku akan dimarahi jika pulang dalam keadaan begini," gumam Arsen sambil mengusap darah yang sedikit mengering di sudut bibirnya.

Ting.

Lift terbuka di lantai empat belas, Arsen melirik Jehon yang masuk dengan muka sedikit bonyok, "Kau kenapa?"

Jehon berdiri menyender lalu memencet kembali lantai dua puluh empat, "Si kudaniel. Dia membohongi ku, aku baru saja bertempur dengan sembilan bodyguard si bajingan."

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang