Bab 79

6.7K 470 8
                                    


Happy reading..

°°°







Tepat pada pukul lima sore mereka sampai di tempat camping, mereka beristirahat sejenak di pinggir danau yang jernih dengan dikelilingi pohon pohon tinggi dan ramping. Matahari sore memancar dari atas air ke bawah danau yang mempunyai sungai kecil dengan air terjun yang indah.

"Gue baru tau kalau ada tempat camping seindah ini," ucap Fiter yang memecah keheningan di antara mereka.

"Gue bahkan baru liat setelah danau ada sungai, bahkan airnya jernih seperti kaca," timpal Azriel.

Mereka mengangguk setuju, terkecuali Agion yang sedari tadi memandang gadis di sebelah Azralia yang diketahui bernama Cindy. Lagi lagi Agion merasakan heart attack yang membuatnya merasa jatuh dan melayang.

"Udah lah, yok kita bikin tenda!" seru Reyhan sambil mengajak pacarnya yang bernama Aira itu berdiri dari duduknya.

"Yang cowok cowok bikin tenda sama bikin api unggun, nah kalo dua gadis cantik ini ikut kakak masak," ucap Aira sambil menarik tangan Azralia dan Cindy.

"Kalau gitu, kakak, Azrel, Fiter sama Mario bikin tenda. Agion sama Albie bikin api unggun sekalian api buat masak cewek cewek," jelas Reyhan, "Oke," sahut Albie.

Mereka pun mulai melakukan pekerjaannya masing masing, mulai dari membuat api yang selalu padam tertiup angin, tenda yang acak acakan karena Fiter dan Azrel. Juga Nasi yang baru setengah matang itu jatuh karena penyangga yang kurang kuat.

Lampu tumblr yang mengelilingi mereka menambah kesan indah di perkemahan ini, dengan tiga buah tenda yang lumayan besar, kursi santai di samping tenda dengan meja yang kini terisi berbagai macam barang ataupun cemilan. Satu buah mobil kemah kecil berada di dekat danau dengan meja di sampingnya yang digunakan untuk memasak. Mereka tersenyum puas melihat tempat kemah mereka terlihat hangat dan sedikit mewah, melelahkan?

Tapi, mereka tetap menikmatinya hingga satu jam kemudian dan kini waktu Maghrib tiba, mereka melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim terlebih dahulu lalu mulai menghampar tikar dengan tiga meja lipat yang berjajar di tengah tengah mereka untuk mereka makan bersama.

"Eum, Masakan kamu memang selalu enak," puji Reyhan kepada pacarnya itu.

Aira tersenyum, "Terima kasih."

Agion makan dengan tenang walaupun sesekali Fiter mengganggu nya entah itu membawa ayam goreng kesukaannya, ataupun menambah banyak sambal ke nasinya. Agion hanya mengelus dadanya sabar lalu tatapannya mengarah pada Cindy yang sedang menatap botol saus, sepertinya dia ingin mengambilnya tapi botol saus itu berada di ujung samping Mario.

"L-lo mau saus?" tanya Agion gugup, Cindy pun seketika gelagapan.

"Hah? oh, nggak," ucap Cindy.

Agion diam tak menjawab tapi tangan panjangnya itu dengan gesit membawa botol saus lalu menyerahkan nya pada Cindy, "Lain kali jika mau tapi tidak bisa, jangan ragu untuk meminta tolong."

Cindy mengambil dengan malu malu lalu mengangguk, "Em makasih," Agion hanya mengangguk.

Setelah makan malam kini mereka berkumpul melingkar dengan api unggun yang berada di tengah tengah mereka, Albie yang sedang memainkan gitar dan Azrel yang bernyanyi sedangkan Azralia dan Aira kini tengah berbicara empat mata kenapa? karena mereka berbicara dengan berbisik bisik lalu tertawa tak jelas.

Agion melihat ke arah Fiter, Mario dan Kak Reyhan yang sedang bermain Uno. Mata Agion terpaku melihat Cindy yang sedang melukis di kain putih yang lumayan panjang.

"Ngapain?" tanya Agion sambil duduk di samping Cindy.

Cindy melihat Agion sekilas lalu kembali fokus dengan lukisannya, " Buat banner. Kata Azralia dia lupa buat benernya jadi aku bawa ini buat pengganti bener."

"Gue boleh bantu?"

"Boleh. Kamu bisa gambaran burung burung di sekitarnya gak, misal kayak lagi neduh di pohon atau lagi terbang gitu," Agion mengangguk, "Bisa."

"Ini temanya apa?" tanya Agion dengan sesekali melirik Cindy.

"CSCS!"

"Hah? CSCS apaan?" tanya Agion bingung.

"Camping sana Camping sini! hehe, jelek ya tema nya? soalnya aku bingung mau tema apa, jadi asal aja deh," ucap Cindy.

Agion tersenyum tipis," Tidak kok. Lumayan, anti-mainstream."

Cindy tertawa ringan lalu menyimpan kuasnya saat dirasa benar buatannya selesai, "Kamu sudah selesai?"

"Dikit lagi."

"Dah beres!" seru Agion saat berhasil menyelesaikan lukisan burungnya.

"Yaudah ayok tempel di Dekat mobil itu, soalnya kan nanti kita di Poto nya di sana," Cindy bergegas berdiri sambil menyeret tangan Agion tak lupa bener yang di seretnya.

"Yey selesai!" pekik Cindy saat melihat banner buatannya tertampang di depan mobil.

Agion terpesona melihat senyum manis Cindy, pipinya terasa panas dengan jantung yang berdebar kencang, Agion memegang dadanya dengan menatap Cindy penuh damba, "Ini terjadi lagi," gumamnya pelan.

"Jika ini benar, aku tidak akan pernah melepaskanmu."

~o0o~

Airin terdiam melamun di sofa ruang tamu dengan, matanya menatap televisi dengan tatapan kosongnya. Tangannya memegang perutnya dengan tatapan tak percaya.

"Pengen nyusul Azrel," gumamnya.

Entahlah, tiba tiba dirinya ingin menyusul Azrel berkemah. Airin seketika tersenyum manis saat mendapat kan sebuah ide yang sangat brilian menurutnya.

"Hallo, sayang~," rengek Airin pada Agas yang kini dia teleponnya.

"Kenapa hm?" Agas yang sedang berbicara Riza pun terpaksa mengakhiri sebentar, tubuhnya disandarkan di meja kerjanya.

"Pengen ikut Azrel..." rengek Airin.

Agas mengerutkan dahinya, tatapannya melihat ke arah jam yang menunjukan pukul delapan malam. Memang saat ini dia akan pulang telat karena ada sebuah proyek baru di perusahaan nya, "Tapi ini sudah malam sayang."

"Aa aaa... Tapi pengen nyusul Azrel sekarang..."

Agas menghembuskan nafas nya, "Yaudah iya, tapi besok pagi aja ya," bujuknya.

Sedangkan Di seberang sana Airin terdiam dengan dahi yang berkerut, "Hm...yaudah deh, tapi ajak semua ya?"

"Iya sayang, nanti aku ajak semua. Pak satpam pun nanti aku ajak," ucap Agas.

Terdengar suara tawa Airin, "Hehe, ya udah. Terima kasih tampan."

Tut...

Panggilan telepon berakhir, Agas menyimpan handphone nya lalu menangkup dagunya dengan tangannya.

Tak.

Tak.

Tak.

Suara ketukan meja terdengar di keheningan ruangan Agas, Sedangkan kedua manusia di depan Agas menatap bosnya itu dengan bingung, "Ada yang bisa kita bantu bos?" ranya Riza sang tangan kanan.

"Hm, jam empat subuh nanti kalian berdua kerumah saya. Bawa perlengkapan kemah masing masing, kita akan kemah dua malam," ucap Agas.

"Pagi ini bos?" tanya Tari memastikan.

"Iya, sekarang kalian boleh pulang. Kita lanjutkan pekerjaannya nanti," ucap Agas, Tari dan Riza pun hanya mengangguk patuh lalu undur diri dari ruangan Agas.

Agas dengan cepat mengambil handphone nya lalu menelepon bawahannya, "Hallo."

"Kasih tau teman teman saya dan sahabat istri saya bahwa kita akan camping dua malam besok, suruh mereka berkumpul di rumah saya jam lima pagi. Jangan lupa minta izin pada orang tua sahabat nya Alga untuk ikut."

"Huft, pas sekali waktunya, Aku harus mengatakan sesuatu pada istriku lusa," gumam Agas dengan senyum tipisnya.















°°°

Hai, terima kasih yang sudah membaca. Jangan lupa vote dan komennya, follow juga boleh gratis kok 😄

See you next part ⏩

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang