Bab 38

10.6K 727 5
                                    


Happy reading..

°°°









Azila duduk santai membaca novel di kamarnya. setelah berhasil kabur dimension Arsen, Azila bersembunyi di rumahnya yang sedang kosong ah tidak lebih tepatnya setiap hari kosong, hanya ada dirinya dan pembantu yang datang sampai sore hari saja serta pak satpam yang sampai jam delapan malam.

Kedua orangtuanya sedang bekerja dan akan pulang saat mereka merasa lelah, sedangkan Azila tak masalh jika kedua orangtuanya jarang pulang yang penting masih ada waktu untuk berkumpul bersama dirinya meskipun hanya sebentar.

"Hiks, sedih banget gue. Masa anaknya mati, kenapa gak si bapak durhaka saja yang mati."

"Ini gak adil, huaaa gue kan jadi sedih coy. Siapa sih yang bikin novel ini! gak berperikehatian banget."

"Woy gila, anak lo baru saja mati bund. Kenapa lo malah mau bikin lagi!"

"Setan lah! nyebelin banget nih pebinor."

Azila terus mengoceh tak jelas sambil sesekali memakan cemilannya, tanpa dia ketahui Arsen berdiri di belakangnya dengan tangan yang berada di kedua sakunya.

"Mampus lo! kena karma kan hahaha!"

Arsen menggelengkan kepalanya melihat tingkah Azila yang mengoceh sendiri. Dengan pelan Arsen tengkurap disamping Azila, "Sedih banget ya novelnya."

"Iya huhuhu, anaknya mati tau. Gak adil, harusnya kan yang matinya si bapak sama emaknya," oceh Azila tak sadar.

Arsen mengangguk anggukan kepalanya lalu berbisik pelan ketelinga Azila, "Sukses kaburnya."

Azila menegang seketika lalu menengok ke arah Arsen pelan pelan, "Eh hehehe kok ada bapak disini? masuk lewat mana pak? lewat genteng ya? kok gak kedengeran? jangan jangan bapak setan!"

Arsen memutar bola matanya malas mendengar ucapan Absurd Azila, Tak. Arsen menjitak jidat Azila pelan, sedangkan Azila meringis sambil mengelus jidatnya.

"Sakit pak elah main jitak jitak aja, kasian otak saya pak ntar geser 0,1 derajat," ucap Azila ngawur.

"Gak jelas. Ayo pulang," ucap Arsen sambil menarik Azila agar beranjak dari tengkurap nya.

"Aish, gak mau pak. Rumah saya kan disini!" Azila memberontak liar.

"Ish, ayok pulang," ucap Arsen sambil mencoba menggendong Azila.

Azila memberontak, menggulingkan badannya kesana kemari, "Gak mau! rumah saya kan disini! bapak kalau mau pulang, pulang aja sana. Ngapain ngajak ngajak saya!"

Hap.

Arsen berhasil menangkap tangan Azila sedangkan Azila menggoyang goyangkan tangannya agar terlepas, "Ayok. Kamu licin banget sih kayak belut."

"Ih bapak gak mau! lepas lepas!" teriak Azila saat Arsen sudah mengunci pergerakannya.

"Gak, kamu pulang kerumah kita," ucap Arsen sambil menahan pergerakan Azila.

"Apa Sih pak! rumah kita rumah kita! nikah aja belum!" pekik Azila tepat di dekat telinga Arsen.

Arsen melepaskan satu tangannya lalu mengusap telinganya yang terasa berdengung, "Aish, kamu kalau mau teriak jangan di dekat telinga saya."

Merasa pertahanan Arsen melemah Azila segera berguling ke sisi kosong kasurnya, "Siapa suruh telinga bapak dekat mulut saya."

"Akh! Kamu nyebelin banget sih! ayo pulang kalau nggak saya paksa!"

"Ih! kan saya bilang nggak! situ siapa nyuruh nyuruh saya!" pekik Azila.

Arsen geram dengan tingkah Azila yang keras kepala, kedua tangannya menarik tangan Azila agar bangkit dari tidurnya, "Ayok!"

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang