Bab 57

8.1K 534 17
                                    

Siang ini double update 🐣
Happy reading

°°°





Cuaca pagi hari ini sedikit mendung dengan angin yang berhembus lembut. Agion beserta Fiter berjongkok di depan gundukan tanah yang masih basah, Agion mengelus batu nisan di depannya. Baru satu hari saja rasanya rindu, helaan nafas terdengar pasrah.

"Kok lo cepat banget ninggalin gue?" tanya Agion dengan suara pelan.

Fiter hanya terdiam dengan wajah lesunya, tangannya sesekali menabur bunga dan menyimpan buket bunga di samping batu nisan.

"Bagaimana bisa lo mengalami kejadian ini?" tanya Agion lirih.

Matanya yang sedikit membengkak sebab dirinya menangis terus kemarin malam, hatinya merasa tidak terima sahabat dari kecilnya meninggalkan dirinya selamanya, dengan tatapan sayu yang sekarang terlihat di kedua mata yang selalu bersinar itu, "Gue tau ini konyol. Tapi gue sangat berharap, lo masih hidup."

"Gio kak Airin nanyain lo," ucap Fiter, Agion menatap Fiter lalu mengangguk pelan.

"Gue pergi dulu ya Giri, besok gue bakalan datang lagi," ucap Agion sambil berdiri dari jongkoknya.

"Kita pergi dulu Ri, semoga lo tenang disana. Dan jangan lupa dengan kita," gumam Fiter.

Mereka berdua pun mulai berjalan meninggalkan makam Giri, tanpa sadar seseorang yang tak jauh dari mereka menatapnya dengan penuh arti.

"Andai lo tau apa yang sebenarnya terjadi."

Di sisi lain, di pagi sebuah rumah yang lumayan besar. Kedua remaja yang tertidur dengan nyenyak ini saling berpelukan menyalurkan rasa nyaman. Mereka tidak terganggu dengan aktivitas di dapur maupun di luar yang terasa bising.

Joshua sedikit demi sedikit membuka matanya, mulutnya meringis kecil saat merasakan tangan sebelahnya terasa kebas dan kaku.

Joshua menundukan kepalanya melihat Ayla yang tertidur memeluknya dengan tangan Joshua sebagai bantalan. Senyum tipis muncul di bibir Joshua.

"Eh, Aden udah bangun," ucap bi Darmi yang datang dengan nampan yang dibawanya.

"Iya bi, kesiangan hehe," ucap Joshua pelan dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Yaudah, bangun atuh den. Masih bisa sholat subuh kok. Eh iya jangan lupa non Ayla nya di bangunin den, bibi mau ke pos satpam dulu," ucap bi Darmi.

"Iya bi," bi Darmi pun berjalan keluar rumah meninggalkan mereka berdua yang masih berbaring di sofa dengan nyaman.

Joshua menundukan kembali wajahnya, tangannya mengelus dengan lembut setiap helaian rambut Ayla, "Bangun hey."

"Nggh," lenguhan terdengar di telinga Joshua. Joshua tersenyum tipis melihat wajah Ayla yang terlihat lucu dengan rambut yang sedikit berantakan.

"Bangun sudah pagi," bisik Joshua di telinga Ayla.

"Mmh nanti ih, masih ngantuk mama," racau Ayla. Joshua terkekeh gemas dengan Ayla.

"Mau bangunnya kapan hm?" tanya Joshua dengan jari jari tangannya mengelus pipi Ayla yang sedikit berisi.

Ayla mengerjap ngerjapkan matanya dengan pelan, tidurnya terasa terganggu membuatnya dengan terpaksa bangun dari alam sadarnya, "Ish ganggu!"

Joshua tertawa pelan lalu dengan cepat mencubit hidung Ayla gemas, "Bangun yuk, siang nih. Kita belum sholat subuh loh."

Ayla membuka matanya lalu mengucek ngucek matanya dengan pelan, matanya melotot saat sebuah dada bidang yang pertama kali dia lihat. Ayla mendongakkan kepalanya dengan pelan, tatapannya bertemu dengan kedua mata teduh Joshua.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang