Bab 45

9.8K 700 47
                                    

Hi, I'm waiting to publish this section.
🕊️Semoga suka and happy reading..

°°°






Pagi buta ini, Azrel merengek ingin segera pulang. Sedangkan Agas hanya duduk dengan santai sambil menatap laptopnya tanpa menghiraukan rengekan Azrel.

"Daddy!" teriak Azrel kesal.

Agas memasang earphone dikedua telinganya, badannya bersandar di sofa dengan laptop di pahanya. Azrel menggigit selimutnya geram, "Daddy! daddy tuli! mau pulang!" pekik Azrel.

Agas melirik Azrel sekilas lalu fokus kembali dengan laptopnya, "Daddy menyebalkan! dasar om om."

Azrel membaringkan badannya dengan kasar lalu berguling guling kesal tanpa menghiraukan jarum infus yang tertancap di punggung tangannya.

"Aaaa daddy, mau pulang mau pulang mau pulang," oceh Azrel.

"Diam Azrel. Kau mau tanganmu berdarah!" tekan Agas.

Azrel tidak menghiraukan ucapan Agas, malah dengan sengaja tangannya dia gerak gerakan secara bruntal. Agas menghela nafas kesal lalu berjalan menuju hospital bed Azrel.

"Diam!" ucap Agas tegas sambil memegang bahu Azrel agar terdiam, Azrel menatap sang daddy dengan muka yang akan menangis.

"Mau pulang," cicit Azrel.

"Kau tidak akan pulang sebelum cairan infusnya habis. Diam dan jangan membantah!" mata Azrel terlihat berkaca kaca lalu melihat ke arah kantong infusnya yang terlihat masih banyak cairan disana.

"Tap-" Agas menatap tajam Azrel, "Jika membantah maka akan daddy tambah masa opname nya."

Azrel seketika menutup mulutnya lalu mengangguk pelan, Agas mengacak acak rambut Azrel, "Bagus, diam disini. Daddy akan bekerja sebentar, Jangan berulah."

Agas mengambil laptop serta jasnya yang ada di sofa lalu berjalan keluar ruangan Azrel yang dijaga oleh dua bodyguard di samping pintu masuk. Azrel menghela nafas pelan, dia bosan harus berada diruangan sunyi ini sendirian.

Trang.

Suara lemparan keras terdengar melalui jendela ruang rawat Azrel. Azrel melihat keluar jendela, tidak ada orang yang mencurigakan di bawah sana. Azrel turun dari bankar nya lalu mengambil benda yang dilemparkan seseorang.

"Perak? surat?" tanya Azrel heran.

Tak mau semakin penasaran, Azrel membuka bungkusan perak serta kertas, "Kau sedang sendirian?"

"Apa maksudnya? apa dia memata mataiku?" mata Azrel terus melihat isi surat itu, dahinya mengernyit dalam.

Azrel melihat benda bulat berbahan perak tersebut, di bagian depan terlihat gambar topeng sebelah dengan ornamen emas di pinggiran nya.

"silver palace," guamam Azrel saat tidak sengaja melihat kata itu disekitar pin perak itu.

Cklek.

"Apa yang sedang kamu pegang?" tanya Agas sambil berjalan cepat menuju Azrel.

"Daddy? bukannya Daddy kerja?" Tanya Azrel.

"Ponsel daddy ketinggalan," ucap Agas lalu mengambil ponsel yang ada di sofa, "Apa itu? ini juga surat apa?"

Tanya Agas sambil merebut surat yang dipegang Azrel, tangannya mengepal saat membaca surat itu, "Azrel sudah baca dad," ucap Azrel.

"Kau mengerti?" tanya Agas, Azrel dengan polosnys menggelengkan kepalanya, "Sedikit."

Agas menghela nafas lega, "Siapa yang berani meneroromu?"

"Azrel gak tau dad, tapi sepertinya dia orang yang sama pasca penembakan di sekolah itu," jelas Azrel, Agas mengangguk pelan lalu memasukan surat itu kedalam saku jasnya.

Young Mom (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang