45.

598 37 5
                                    

Nuspaka Team

Sabtu pagi, tepat hari ini perlombaan akan berlangsung. Tim basket berikut sekelompok anak sekolah yang terpilih menjadi pendukung berkumpul sejak pukul 07.00.

Erra tersenyum tipis membaca pesan dari Bima yang sejak semalam ngambek karena ia lebih memilih di pihak Alta.

Yaiya dong! Masa dia dukung sekolah lain, bisa-bisa Erra dicoret dari Nuspaka. Bima memang ada-ada saja.

Bima

Awas kalau berantem sama Alta

Emang kenapa kalau berantem?

Ya jangan dong Bim

Takut Alta luka?
Hmm gitu ya

Bukan gitu, aku nggak mau kamu ribut nanti. Mainnya sportif, masalah di luar lapangan nggak usah dibawa-bawa

Iya Erra
Cepet kesini dong

Nanti Bim
Bareng sama yang lain

Kalau ada yang godain
Sebut nama aku
Bilang kamu itu pawang-nya Bima Bumi Barameru

Terus?

Jangan lupa bilang kamu itu ayang-nya Bima

Dan?

Segalanya Bima

Masa?

Iyaa sayang

Erra tertawa pendek membaca pesan Bima yang alay baginya. Belakangan Bima memang sedang bucin sekali. Erra melihat sekeliling dan membeku mendapati Geisler menatapnya dengan penuh intimidasi. Gei, sepupunya itu juga ikut menjadi pendukung.

Tubuh Erra tak bergerak saat Geisler menghampirinya. "Lo ngapain si ikut!" bisik Gei, sebisa mungkin tak terlihat memarahi Erra di depan banyak orang. "Pake segala deket sama Alta juga! Lo diem-diem murahan ya, ra."

"Aku nggak gitu. Alta sendiri yang ngajak berangkat bareng." sahut Erra menunduk rikuh.

Geisler memutar bola matanya jengah. "Alah, sok polos lo. Sampai sana jangan deket-deket gue!"

"Iya, gei." Erra mengangguk cepat.

"Cih!" Geisler sebenarnya ingin bertanya sesuatu yang lebih serius, namun dia terhalang keramaian. "Lo lagi ngerencanain apa sih anak bego?" gumam Geisler menjauh.

Semenjak Erra memutuskan untuk keluar rumah, Geisler merasa kehilangan babunya. Dia juga harus menahan diri untuk tak menyeret Erra balik karena ayahnya. Entah apa yang terjadi, ayahnya terlihat sangat stress belakangan ini.

"Diapain sama Geisler?"

Erra memekik tertahan oleh kedatangan Alta yang tak diduga-duga, cowok itu menaikkan alis. Menunggu jawaban Erra persis di samping cewek tersebut.

"Nggak diapa-apain, Gei cuma nanya berangkat sama siapa, gitu." jelas Erra tersenyum lebar.

"Yakin?" Alta melirik Geisler yang menunjukkan wajah dingin. "Kalo dia buat ulah lagi, bilang gue." jelas Alta.

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang