26

2.1K 132 22
                                    

Alta di giring oleh Lasi menuju ruang kerja Papa nya, lalu gadis itu meninggal nya dengan memberikan tatapan sinis. Alta mendesah, lalu mengetuk pintu."Om, Alta boleh masuk?"

"Oh, Alta. Masuk, Nak."Sahut Papa Lasi--Galaxy."Duduk."Alta menurut.

Galaxy menghela nafas berat."Om boleh tanya-tanya tentang Lasi ke kamu?"

Pucat, Alta mengangguk.

"Kamu tau, Lasi memaksa ikut Om ke luar negeri. Om gak bisa kasih tau lokasi nya, karena Lasi yang minta. Lasi berniat tinggal di sana dan dia sangat kekeh untuk merahasiakan kepergian nya. Om bingung, karena setau Om dia sangat senang di sini. Banyak yang memanjakan nya, apa ada sesuatu?"

Deg!

Lasi akan meninggal kan nya? Apa ini karena perbuatannya? Ya Tuhan ... Alta bisa gila di tinggal adik nya!

"Eng-enggak, Om. Lasi udah bilang alasan nya ke Om gak?"

"Udah, logis si. Dan itu menyangkut kamu."

Jeger!

Galaxy mendesah lelah, tak mau menghakimi Alta. Karena dulu, ia pun hampir melakukan nya pada istrinya. Mereka sama-sama terjebak Sister complex, jadi Galaxy tau bagaimana rasanya. Namun, Alta dan Lasi itu satu darah."Alta, Om sebenernya kecewa sama kamu. Tapi, Om mikir lagi. Mungkin ini karma dari Tuhan atas kelakuan bejat Om ke Tante kamu dulu."Alta menundukkan kepalanya, malu dan takut sekaligus."Dulu Om juga gitu, suka sama Tante kamu. Padahal dia adik tiri, Om."

"Maaf, Om. Alta ... Alta gak ngerti juga dengan perasaan Alta, Lasi itu satu-satunya sosok yang nerima Alta. Dari Lasi Alta dapat yang namanya kasih sayang, perhatian, kenyamanan, Alta gak mau kehilangan Lasi."

Galaxy memijat hidungnya, Alta cerminan dirinya dahulu. Sama persis, tapi versi Alta lebih berhati nurani. Galaxy ingin marah, tapi mengingat psikis anak itu yang kurang baik ia jadi mengurungkan niatnya. Alta di buang oleh Ayah dan Ibunya, dia di anggap anak haram. Padahal adik istrinya itu lah yang berselingkuh. Alta tak beruntung, tak ada pengarahan yang seharusnya di terima anak itu."Om seneng kamu ngaku, Om juga seneng kamu gak melakukan hal itu sampai tuntas. Kalau Lasi gak ngelarang Om buat habisin kamu, Om udah lakuin sekarang. Yang Om mau kini, tolong jauhi anak-anak Om. Lasi atau Liora, Om gak mau mereka jadi sasaran lagi. Maaf Alta kalau Om terkesan kejam, tapi Om belum bisa percaya sama kamu lagi."Kalimat itu menusuk Alta tajam, Alta akan kehilangan kehidupan nya setelah ini.

"Salah Om juga biarin kamu terlalu dekat sama Lasi, kamu jadi ketergantungan. Apa-apa harus Lasi, apa-apa yang di prioritaskan Lasi, hidup kamu hanya sekitaran Lasi aja. Gimana buat dia bahagia, seneng, dan akhirnya kamu takut kehilangan."Galaxy berusaha membuka logika Alta."Lasi itu adik mu, kamu mungkin terlalu sayang sama dia. Yang kamu rasakan kini bukan nya cinta atau suka, Alta. Itu kasih sayang yang berlebihan, kamu memberikan semuanya pada Lasi. Satu-satunya tempat kamu menyalurkan rasa sayang mu adalah Lasi, kamu tidak membagi nya dengan adik kandung mu atau orang tua mu. Jadi, segalanya kamu tuangkan pada Lasi."

Sejak tadi, Alta masih bungkam. Tak ada protestan yang keluar, otak nya blank tau Lasi akan pergi dari hidup nya.

"Satu lagi, jangan coba-coba cari Lasi. Kasih dia ruang untuk berpikir, Alta. Kamu tau? Lasi sering teriak-teriak kalau malam. Dia trauma, Om setuju bawa dia karena Om juga mau melakukan perawatan di sana. Tante kamu gak tau, jadi Om minta kamu jauhin keluarga Om. Gak ada Lasi, jangan termui Liora. Sekali lagi, jangan nyusul Lasi! Om gak ngizinin kamu lagi deket-deket sama dia, ngerti Alta?"

Kepala Alta mengangguk lemah, ia masih tak dapat menjawab dengan lisan. Semuanya menyakitkan.

Galaxy tau Alta pasti hancur, kesedihan menyelimuti matanya."Lasi itu sayang banget sama kamu, Alta. Apa-apa kamu, kalau hujan besar aja dia langsung hubungi kamu. Tanya di mana kamu, udah makan apa belum, saat kamu sakit siapa yang ngurus? Lasi. Pr kamu siapa yang ngerjain kalau bukan dia? Lasi juga berpesan kamu harus membiasakan diri tanpa Lasi. Dia mau kamu bahagia dengan dunia, bukan dengan nya aja. Dia pengen kamu selalu ceria, dia akan kembali padamu. Tenang aja, Lasi itu udah kayak perangko sama kamu. Tapi sekarang dia belum siap, ya?"

MANTAN DOI ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang